Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~23. Malam pertama setelah pernikahan
"I-ini apa ?" Jessica nampak menatap sebuah paper bag setelah keluar dari dalam kamar mandi.
"Pakailah, kamu pasti akan terlihat sangat cantik !!" Perintah Jason menyerahkan paper bag di tangannya tersebut.
Tanpa mengecek isinya, Jessica langsung mengangguk kecil. "Jangan lama-lama." ucap Jason seraya mengulurkan tangannya lantas mengusap pipi gadis itu dengan lembut.
Setelah itu Jessica kembali masuk ke dalam kamar mandi dan segera mengeluarkan isi paper bag tersebut dan seketika matanya langsung melebar saat melihat sebuah lingeri berwarna merah muda yang terlihat begitu seksi.
"Apa bedanya memakainya atau tidak ?" gumamnya saat melihat gaun berbentuk jaring-jaring yang jika ia pakai maka seluruh tubuhnya akan nyaris tereskpos.
Namun demi menyenangkan hati sang suami Jessica segera memakainya, toh di dalam kopernya ia juga membawa beberapa stel lingeri hadiah pernikahan dari teman-temannya. Sungguh teman-teman tak ada adab pikirnya.
Di dalam paper bag tersebut Jessica juga menemukan sebotol parfum di sana, meskipun bukan aroma favoritnya tapi gadis itu tetap memakainya. Bukankah ia harus menghargai pemberian sang suami?
Sementara itu Jason yang sedang menyesap wine sembari menatap jendela kamarnya langsung menoleh ketika mendengar pintu kamar mandi di buka.
Pria itu nampak terpanah saat melihat penampilan istri kecilnya yang terlihat begitu mempesona. "Je ?" gumamnya lirih.
Kemudian Jason segera melangkah mendekatinya, lantas meraih tangannya dan mengecupnya dengan penuh perasaan.
"Kau sangat cantik, sayang." pujinya dan itu membuat Jessica nampak tersipu.
Sebenarnya ia sangat malu dengan penampilannya seperti ini, namun pandangan suaminya yang begitu mengaguminya membuatnya sedikit memiliki kepercayaan diri.
Pria itu nampak membawanya menghadap ke arah cermin, hingga kini ia benar-benar melihat penampilannya sendiri di sana.
"Lihatlah kau begitu seksi Je, bagaimana aku tidak selalu jatuh cinta padamu." ucap Jason dengan sedikit membungkukkan badannya, lalu mengecup bahu terbuka istri kecilnya itu dan itu membuat Jessica nampak menelan salivanya.
"Aku suka aromamu." ucap pria itu yang mulai menenggelamkan kepalanya di ceruk leher gadis itu sejenak.
Kemudian Jason mengambil sebuah lipstik berwarna merah menyala di atas meja rias, lantas memberikannya pada istrinya tersebut.
"Pakailah, setelah ini kamu pasti akan terlihat lebih sempurna !!" perintahnya kemudian.
"Kamu menyukainya ?" tanya Jessica seraya menoleh ke arah pria itu.
"Sangat." lirih Jason tepat di telinganya.
Jessica mengangguk kecil, meskipun ia tidak menyukai warna itu karena terlalu dewasa menurutnya, tapi jika suaminya suka maka ia akan melakukannya.
Masih dengan posisi menghadap cermin Jessica nampak menyapu lipstik tersebut ke atas bibir tipisnya dan seketika penampilannya terlihat lebih dewasa dengan warna bibir merah merona, hingga terlihat menggoda bagi siapa saja yang melihatnya.
Jason yang sedari tadi tak berhenti menatap pantulan wajah istrinya di cermin pun, langsung memutar tubuhnya dan langsung mencium bibir merahnya dengan sangat lembut.
"Oh, Je." lirihnya seraya menurunkan ciumannya ke leher putih gadis itu yang tentu saja membuat Jessica seketika meremang.
Kemudian Jason segera mendorong pelan tubuh gadis itu hingga jatuh ke atas ranjangnya, lalu ia segera mengungkungnya.
Kembali m3lum4t bibirnya dengan rakus dan menuntut hingga membuat napas keduanya nampak tak beraturan.
Puas membuat istrinya tak berdaya hanya dengan sentuhannya saja, Jason segera menarik kasar lingeri milik gadis itu dan itu membuat Jessica langsung tersentak.
Namun pria itu tak memberikannya waktu untuk berbicara, karena setelahnya gadis itu hanya bisa mendesah dengan sentuhan yang di berikan oleh pria itu di titik-titik sensitfnya.
"Aku suka melihat wajahmu seperti itu, Je." ucap Jason saat melihat wajah kemerahan sang istri akibat gairahnya yang mulai terbakar.
Kemudian Jason segera menanggalkan kimononya sendiri yang membuat pria itu kini nampak polos memamerkan otot-otot kekarnya.
Jessica yang melihat itupun nampak terpaku menatapnya, apalagi saat melihat pusaka milik pria itu yang kini sudah tegak berdiri menggodanya hingga membuatnya langsung menelan salivanya.
"Percayalah hanya sakit sedikit dan aku janji setelah itu kamu akan merasakan kenikmatan yang membuatmu tak ingin berhenti." lirih Jason di telinga gadis itu lantas menggigitnya pelan, kemudian kembali m3lum4t bibirnya dan bersamaan itu pria itu langsung berusaha memasukinya.
Jessica nampak meringis kesakitan namun ciuman pria itu berhasil membungkam suaranya hingga hanya air mata yang mewakili bagaimana suaminya itu telah berhasil memiliki dirinya sepenuhnya.
Jason nampak sangat menikmati setiap hujamannya, suara d3s4h4n yang keluar dari bibir sang istri seperti sebuah alunan yang begitu merdu di telinganya.
Keesokan harinya.....
Pagi itu Jessica nampak mengerjapkan matanya saat mendengar dering telepon, kemudian gadis itu segera meraih ponselnya di atas nakas.
"Mommy." gumamnya saat melihat beberapa kali panggilan di sana.
Kemudian gadis itu segera mengirim pesan pemberitahuan jika ia baru saja bangun tidur, setelah itu Jessica kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.
Mengedarkan pandangannya namun tak menemukan suaminya di manapun. "Sayang !!" panggilnya, lalu gadis itu menatap jam di atas nakas.
Rupanya sudah pukul 9 pagi dan suaminya pasti sudah berangkat ke kantornya, kemudian Jessica segera beranjak bangun namun ia merasakan miliknya di bawah sana begitu perih. Mungkin karena perbuatan suaminya semalam yang seperti tak mempunyai lelah sedikitpun.
Kemudian dengan langkah tertatih Jessica melangkah menuju kamar mandi, meski sebenarnya ia berharap suaminya itu akan membantunya namun harapan tinggalah harapan dan ia memaklumi kesibukan pria itu.
Beberapa saat kemudian Jessica terlihat kembali segar setelah membersihkan dirinya, lalu gadis itu melangkah keluar ketika merasakan perutnya keroncongan.
"Selamat pagi nyonya muda." sapa Pelayan menyambutnya.
"Apa suamiku sudah berangkat ?" tanya Jessica kemudian.
"Baru saja nyonya." sahut sang pelayan yang langsung membuat Jessica sedikit terkejut, jika suaminya baru saja berangkat lalu di mana pria itu sebelumnya karena seingatnya semalam mereka tidur bersama.
Kemudian Jessica mengedarkan pandangannya dan tiba-tiba nyonya Dakota datang dengan membawa seprai kotor di tangannya.
Wanita itu nampak menatap Jessica sekilas, sedikit membungkukkan badannya memberikan hormat lantas berlalu pergi dari sana.
Jessica yang melihat kepergian wanita itu nampak mengernyit. "Bi, apa nyonya Dakota tidur di lantai atas ?" tanyanya kemudian, karena wanita itu membawa seprei kotor dari lantai atas.
"Tidak non, tapi...." ucapan pelayan itu langsung terhenti saat tiba-tiba nyonya Dakota datang.
"Pergilah Bi, biar aku yang melayani nyonya muda !!" perintahnya kemudian dan pelayan itu segera berlalu pergi dari sana.
"Aku bisa sendiri." tolak Jessica saat nyonya Dakota hendak mengambilkannya sepotong sandwich.
"Apa kamu sudah makan ?" tanya Jessica kemudian dan itu membuat nyonya Dakota nampak tercengang menatapnya.
"Ikutlah makan bersamaku jika mau !!" imbuh Jessica lagi.
"Tidak nyonya, saya sudah makan." sahut wanita itu singkat.
Jessica ingin menanyakan perihal seprei yang wanita itu bawah, namun urung ia lakukan karena mengingat baru sehari ia tinggal di mansion tersebut.
"Apa suamiku baru saja pergi ?" tanya Jessica di tengah kunyahannya dan sontak menghentikan tangan nyonya Dakota yang hendak mengambilkan tisu untuknya.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗