NovelToon NovelToon
Pelakor Mencari Keadilan

Pelakor Mencari Keadilan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Masuk ke dalam novel / POV Pelakor / Transmigrasi / Healing / Chicklit
Popularitas:663
Nilai: 5
Nama Author: Aulia Z.N

Aura, seorang penulis amatir dari keluarga miskin, terjebak dalam novel ciptaannya sendiri. Ia bangun di tubuh Aurora, selingkuhan jahat dari cerita Penderitaan Seorang Wanita. Padahal, dalam draf aslinya Aurora direncanakan mati tragis karena HIV, sementara sang istri sah, Siti, hidup bahagia bersama second male lead. Kini, Aura harus memutar otak untuk melawan alur yang sudah ia tulis sendiri, atau ikut binasa di ending yang ia ciptakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia Z.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Story dan Graphic Dunia

Aditya menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada jalanan. Ekspresinya tenang, tapi nada suaranya tegas penuh penekanan.

"Baguslah jika perasaanmu sudah lebih baik. Ke depannya, jangan pernah merasa pesimis dan insecure lagi! Dan jangan pernah menyesal karena sudah membela diri sendiri. Hanya dirimu sendiri yang bisa menyelamatkan dirimu sendiri jika tidak ada siapapun untuk dimintai bantuan. Itu bukan menyalahi kodrat. Kodrat wanita bukan untuk menjadi lemah dan pasif. Kodrat wanita hanya menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui. Hanya itu. Kemampuan spesial yang tidak bisa dilakukan pria," ucap Aditya, seakan menyalurkan keyakinannya melalui setiap kata.

Aurora terdiam. Tangannya meremas ujung roknya sendiri, matanya menunduk penuh penyesalan. Suara hatinya berbisik pelan, 'Bodoh sekali aku… sangat bodoh.'

"Aku tahu! Aku sangat bodoh saat itu. Orang normal harusnya setelah dibantu, langsung mengucapkan terima kasih. Tapi aku malah terus-terusan pesimis dan yang lebih buruk, aku malah menyalahkanmu karena tidak membantuku," katanya lirih, hampir seperti sedang mengadili dirinya sendiri.

Aurora bersandar di kursi mobil dengan kasar, pandangannya kosong menembus kaca depan. Dadanya sesak, wajahnya mengeras menahan amarah pada dirinya sendiri. "Padahal jika dalam situasi saat itu, caramu sudah sangat benar. Alih-alih ikut membuat kerusuhan dan sok jadi pahlawan lalu ditangkap polisi karena dugaan penganiayaan, memang paling benar rekam saja lokasi kejadian untuk bukti. Tapi aku malah—"

"Sudah, sudah! Itu bukan salahmu!" potong Aditya cepat, nada suaranya sedikit meninggi seakan ingin membendung arus pikiran gelap Aurora yang semakin deras. Tangannya menegang di atas setir, tapi ia berusaha mengatur nada suaranya kembali stabil. "Saat itu yang mengatur cara kerja otakmu adalah hormon yang naik turun dengan kacau. Reaksimu saat itu sangat normal. Sudah, jangan dibahas lagi!"

Aurora menatap Aditya dengan mata berkaca, lalu terkekeh pelan. Tawa itu getir, menyimpan rasa perih. "Aku jadi teringat ucapan polisi itu. Dia bilang, wanita itu tidak tahu diri. Sudah dibantu malah—"

"Omong-omong, aku mendengar kau berteriak 'Hinokami Kagura' saat melawan para preman itu. Apa kau suka menonton anime juga?" tanya Aditya cepat, seperti sengaja membelokkan arah percakapan agar Aurora berhenti menguliti dirinya sendiri.

"Iya, benar! Kau mendengarnya?" Mata Aurora membulat penuh semangat, tatapannya langsung hidup kembali, seolah bara yang hampir padam tiba-tiba ditiup angin. Dia menoleh ke arah Aditya, matanya berbinar polos seperti anak kecil yang baru saja menemukan teman sepermainan. "Apa kau sudah menonton movie animenya? Itu sangat seru, kan?"

Aditya menarik napas lega, bahunya merosot perlahan. Ia membiarkan tubuhnya menempel pada sandaran kursi mobil. Senyum tipis tersungging di bibirnya, lembut seperti senyum seorang kakak yang tak tega menolak adik kecil yang riang. "Iya, sangat seru. Aku sudah menontonnya bersama empat adikku."

"Adikmu ada empat?" Aurora terperangah, suaranya meninggi karena terkejut. "Banyak sekali! Kau pasti adalah sandwich generation yang dipaksa menaikkan ekonomi orang tuamu yang SDM rendah padahal tidak minta dilahirkan."

Kata-kata itu meluncur begitu cepat dari bibirnya, tanpa filter. Sejurus kemudian, Aurora menyadari kebodohannya.

Aditya mendadak membeku. Senyumnya lenyap, berganti dengan ekspresi datar yang dingin. Tatapannya kembali lurus menembus jalanan, sorot matanya kehilangan kehangatan.

Aurora merasakan darahnya berdesir dingin. 'Astaga… apa yang baru saja aku ucapkan?'

"Sa- salah! Ma- maksudku bukan seperti itu! Aku tidak bermaksud menghina orang tuamu! Aku—" Aurora panik, suaranya bergetar, tubuhnya sedikit maju ke depan seperti ingin membetulkan ucapan yang sudah terlanjur meluncur.

"Tidak perlu minta maaf." Suara Aditya rendah, nyaris datar. "Yang kau katakan adalah sebuah fakta."

Tangannya mencengkeram setir mobil begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Aura tegang seketika memenuhi kabin mobil. Suara mesin yang monoton justru mempertegas keheningan yang menekan dada.

"Karena itu," lanjut Aditya dengan nada berat, "aku merasa sangat kesal karena itu adalah fakta."

"Ba- baiklah... Fa- faktanya memang... I- itu..." Aurora menjadi gagap seketika. Jantungnya berdentum keras, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Dia berusaha keras memutar otak untuk mengalihkan fokus Aditya, mencari celah agar atmosfer menegangkan di dalam mobil tidak semakin membekap dirinya. Pandangannya menyapu kaca depan, lalu secepat kilat ia menunjuk ke arah bulan sabit yang menggantung anggun di langit malam, bertabur bintang-bintang berkilau. "Faktanya, story dunia mungkin sangatlah ampas. Tapi lihatlah graphic-nya! Sangat memukau!"

Aditya mengerjap, lalu menoleh ke arah yang ditunjuk Aurora. Sorot matanya yang tadinya kelam sedikit melunak, bibirnya tertarik membentuk senyum tipis. "Kau benar, graphic dunia super HD. Kenapa graphic se-HD ini tidak ada bug, ya?" tanyanya dengan nada bercanda, meski suaranya masih menyimpan sisa ketegangan sebelumnya.

Aurora mengembuskan napas lega, meski dadanya masih berdegup kencang. Dia cepat-cepat menimpali, "Siapa bilang? Aku rabun jauh. Jadi yang aku lihat tidak HD. Hanya kualitas seratus empat puluh empat."

Aditya terkekeh geli, suara tawanya tipis namun cukup untuk meretakkan atmosfer menegangkan barusan. Ekspresi itu begitu jarang keluar dari wajahnya. "Jadi orang tuna wicara juga semacam bug dunia karena tidak bisa mengakses fitur dialog?"

Aurora ikut terkekeh, meski ada getir yang samar dalam tawanya. "Sialnya aku introvert, sering dianggap tidak bisa bicara. Padahal, hey! Aku diam saja karena topik obrolan kalian tidak menarik! Aku introvert, bukan bisu!"

Aditya semakin terhibur. Senyumannya tidak lagi sekadar basa-basi, melainkan senyum yang benar-benar tulus. Tawa kecilnya terdengar ringan, membuat ketegangan yang sempat menghantui kabin mobil mulai memudar perlahan.

"Apa lagi aku rabun jauh. Sering ditanya..." Aurora mengangkat tangan, dua jarinya membentuk huruf V di depan wajahnya. "Ini berapa? Ayolah! Aku rabun, bukan buta!"

Aditya kembali terkekeh pelan, kali ini lebih lama. Matanya melirik Aurora sejenak, sebelum akhirnya menengadah menatap langit malam dari balik kaca mobil. Bulan sabit yang redup seakan menebarkan cahaya lembut ke wajahnya.

'Sepertinya, story quest dunia hari ini sedang bagus. Apa ini termasuk bug bumi?' batinnya, sambil menahan senyum yang tak bisa ia sembunyikan lagi.

1
Messan Reinafa
karma berlaku yaa ciin
Messan Reinafa
duh..duh...bau-bau pelakor ga tau diri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
jangan bilang jika istri mu yang kenal penyakit HIV 🗿
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
😭😭😭tiba tiba di tampar
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
ku kira dia tokoh benerann 😭
👑Chaotic Devil Queen👑: Selamat! Anda bukan satu-satunya orang yang kena tipu😭🤣
total 1 replies
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor,rasain emang enak🤣🤣🤣
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor
erika eka putri pradipta(ACDD)
paling benci dengan orang yang kejam seperti aurora
Oksy_K
releted bgt, ikut trend pasar tapi feel nya gak dapet, gk ikut trend duitnya yg gak dapet🥲😂
Oksy_K: sabar ya kak, kita sama🤣
total 4 replies
karena orang-orang senang liat orang susah 🤭
👑Chaotic Devil Queen👑: Lebih ke... merasa relate aja gak sih🗿

makanya kebanyakan yang bikin dan baca itu ibu rumah tangga karena relate🗿
total 1 replies
Quinnela Estesa
nama tokoh utama aja yang keren. nama tokoh lain B aja. Siti apaan deh🤣 coba namanya lebih bagus lagi
👑Chaotic Devil Queen👑: Kan disesuaikan sama gennya zheyenk😭🤣

Siti dan yang lainnya itu gen milenial ke atas. Mereka di usia bapak-bapak, ibu-ibu. Yang gen-Z cuma MC doang. Makanya namanya estetik sendiri😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Jir, kena plot twist ane, ku kira dia tokoh beneran. Ternyata cuma karakter novel yg MC bikin /Facepalm/
👑Chaotic Devil Queen👑: Wah siapa sangka😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Tipikal wanita yang tidak aku sukai, berharap agar kita gak pernah bertemu dengan orang semacam ini di kehidupan nyata 😤
👑Chaotic Devil Queen👑: Iya gess... semoga dipertemukan wanita baik-baik yang mau menemani saat susah, gak cuma senengnya doang😭🙏
total 1 replies
Adifa
kok bisa di katakan wanita bodoh??😭
👑Chaotic Devil Queen👑: NPD juga bisa atau DPD. Dia terlalu percaya diri dan gak mandiri 🗿
total 3 replies
Jhony Can Cook
bagus kok
👑Chaotic Devil Queen👑: Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!