NovelToon NovelToon
Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:26.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.

Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.

Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.

Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.

Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.

Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.

Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Hari-hari terus berjalan hingga tanpa terasa pernikahan Winda dan Ardan sudah mencapai usia lima bulan. Hubungan keduanya semakin intim. Seperti pagi ini, Winda sedang membantu Ardan untuk mengenakan dasi sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Wanita itu sendiri telah rapi dengan pakaian kerjanya.

“Kenapa kau tidak resign saja?” Ardan bertanya dengan kedua tangannya bertengger di pinggang istrinya. “Kau tahu kan aku bisa mencukupi semua kebutuhanmu? Aku lebih senang melihatmu berbelanja dan bersenang-senang. Dengan kamu bekerja, terkadang aku merasa nafkah dariku tidak cukup untuk membahagiakanmu.”

Winda mengangkat wajahnya hingga tatapan mereka beradu. Ia tahu keinginan suaminya. Hanya saja ia masih enggan untuk melepaskan pekerjaannya. Mendapatkan uang dari hasil keringat sendiri berbeda rasanya dengan jatah bulanan, meskipun nilai yang diberikan oleh Ardan juga tidak sedikit. Bahkan sangat banyak.

“Aku akan memikirkannya nanti. Jangan sampai menyesal jika uangmu habis, ya!” Mungkin dia benar-benar akan memikirkannya kali ini. “Tapi, Aku mau ngapain kalau tidak kerja? Pasti bosan berdiam diri di rumah terus.” menatap memelas, seolah itu suatu derita.

“Kalau kau memang tetap ingin, kau bisa bekerja di perusahaanku. Bagaimana kalau kau menjadi sekretarisku saja. Sekretaris pribadi tentunya.” berbicara sambil hidungnya yang bergerak mengendus-endus leher istrinya..

“Tidak ah. Aku tidak mau menggusur posisi Denis,” jawab Winda sambil terus bergerak merasakan geli.

“Tentu saja beda. Kalau Denis itu asisten dalam kantor. Sedangkan kau asisten dalam ruang pribadi.” Ardan berbicara sambil terus bergerak usil.

“Sekretaris plus-plus begitu maksudmu? Dasar CEO mesum.” Winda langsung memberikan hadiah berupa pukulan kecil di dada.

Ardan tergelak mendengar sebutan yang tersemat untuk dirinya. "Tak apa mesum. Sama istri sendiri juga."

"Gak mau! Kau sudah bilang Aku hanya harus belajar menghabiskan uangmu tadi. Jangan berubah pikiran!" Winda berkacak pinggang judas.

“Kalau gitu gak usah kerja. Kau cukup menemaniku di kantor. Mengantar makan siang misalnya. Lalu duduk di sofa di depanku sambil main hape. Sesekali melirikku yang sedang duduk fokus di depan komputer. Tidakkah itu terdengar manis?”

Winda mendelikkan mata saat suaminya tersenyum tengil. Lihat matanya yang mengerling nakal. Bahkan dengan curang mencuri kecupan, membuat wajah Winda merona.

Ardan terkekeh melihat reaksi istrinya. Sebenarnya, semakin intimnya hubungan di antara mereka berdua bukan tanpa sebab. Hari itu, dua bulan yang lalu saat meeting dengan klien,,,,

Flashback on

Lampu-lampu dalam ruang privat sebuah restoran mewah menciptakan suasana romantis. Ardan duduk berhadapan dengan Tuan Tirta dan putrinya, Cynthia. Membicarakan rencana perpanjangan kerjasama.

Musik jazz mengalun lembut, aroma makanan lezat, parfum Cintya yang menyengat, menciptakan koktail aroma yang rumit. Malam itu langit gelap, hujan rintik-rintik di luar jendela restoran.

Ardan menyesap kopi hitamnya untuk mengusir hawa dingin. Pertemuan berjalan lancar, negosiasi berjalan alot namun terkendali. hingga kata sepakat pun terjalin. Namun, di tengah-tengah penjelasannya mengenai proyek baru, Ardan merasa sesuatu yang aneh. kepalanya berdenyut. Pandangannya mulai kabur, dunia seakan berputar. Sensasi panas menjalar di seluruh tubuhnya, disertai dengan rasa haus yang tak tertahankan. Suasana tiba-tiba terasa menyesakkan baginya.

Menggelengkan kepala berkali-kali guna mengusir rasa pusing. Ardan merasakan sesuatu yang tidak beres. Ini bukan sekali dua kali terjadi, hingga ia menyadarinya. Ia mengingat kembali kopi yang baru saja diminumnya. Matanya terbelalak, menatap ke arah Cynthia dan Tuan Tirta bergantian. Sebuah kecurigaan masuk ke dalam pikirannya. Apakah…?

Dengan sisa-sisa kesadarannya, Ardan berusaha bersikap tenang, seolah tak terjadi apapun. Berpura-pura batuk, ia meminta izin untuk ke toilet.

“Apakah anda merasa tidak enak badan?” Cynthia bertanya dengan suaranya yang mendayu-dayu. Dalam hatinya sudah tersenyum senang. Melirik ke arah papanya yang tersenyum misterius.

“Ah tidak.” Ardan tetap menjawab tenang. “Saya hanya merasa perut saya sedikit penuh. Khawatirnya kalau…” sengaja menggantung ucapannya, lalu buru-buru berdiri dan pergi. Tanpa peduli pada dua orang klien yang berteriak memanggilnya.

"Tuan, tunggu! Tuan Ardan."

Ardan menulikan telinga, tujuannya hanya satu, menjauh dari mereka berdua. Masuk ke dalam toilet dan mengunci pintu.

Di dalam toilet, Ardan membasuh wajahnya dengan air keran. Memukul-mukul pelan kepala di bagian atas telinga. Bahkan menggigit ujung jari hingga menimbulkan rasa sakit. Darah menetes dari ujung jarinya, tapi ia tak peduli. Dia harus tetap sadar.

Ardan menatap wajahnya di cermin. Pipinya memerah, matanya berkaca-kaca. Ia tahu pasti apa yang telah terjadi. Minumannya telah dicampur sesuatu.

“Kalian coba-coba bermain denganku. Aku tidak akan melepaskan kalian!” gumamnya.

Merogoh ponsel di saku jas. Ia segera menghubungi Denis. “Jemput aku sekarang juga. Cepat!” suaranya terdengar sedikit parau.

Tadinya, karena hanya tinggal negosiasi perpanjangan dan tanda tangan saja, ia pikir ia sendiri saja dan Denis ia perintahkan untuk mengurus yang lain yang juga tak kalah penting. Mana tahu kalau akan ada hal seperti ini.

Beberapa saat kemudian Denis datang. “Tuan, Apa yang terjadi?” Melihat kondisi Ardan yang tampak tidak beres, Denis langsung tahu ada sesuatu yang salah. Tanpa banyak bertanya, ia membantu Ardan keluar dari restoran. Hujan semakin deras di luar.

Dalam perjalanan pulang, Ardan merasakan efek obat yang semakin kuat. Ia berjuang melawannya. Denis, yang duduk di kursi pengemudi, sesekali melirik ke arah Ardan melalui kaca spion. Ia benar-benar khawatir.

Mobil yang dikemudikan Denis sampai di rumah setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit menerobos hujan. Denis membantu ardan turun, bahkan lupa untuk mengambil payung yang selalu tersedia di bagasi.

Melihat suaminya, pulang dalam keadaan basah kuyub dengan dipapah oleh Denis, membuat Winda terkejut.

“Apa yang terjadi?” Winda menyongsong dengan raut khawatir dan panik.

“Sepertinya, ada yang ingin menjebak Tuan.” Denis menceritakan sekilas yang ia tahu. Pertemuan dengan seorang klien, dan apa yang menjadi dugaannya.

Winda terpaku. Ia paham apa yang dimaksud oleh asisten Denis. Bayangan-bayangan buruk memenuhi pikirannya. Bersyukur suaminya selamat.

“Baiklah, terima kasih, Asisten Denis. Kamu boleh pulang dan istirahat. Selanjutnya, aku yang akan menolong suamiku,” kata Winda, suaranya tegas meskipun hatinya dipenuhi kekhawatiran.

Denis mengangguk, menundukkan kepala. “Selamat malam, Nyonya,” ucapnya, lalu bergegas pergi.

Winda segera memapah Ardan menuju kamar, dan membantunya berbaring di atas ranjang. Dengan lincah tangannya melepas sepatu dan jas Ardan. Tubuh Ardan terasa panas sekali saat Winda menyentuhnya. “Aku yang akan menolongmu!” bisiknya. Dan semua terjadi begitu saja. Winda benar-benar menyerahkan diri seutuhnya

Flashback off

Ardan tersenyum sekali lagi ketika mengingatnya. Sebenarnya saat itu, bisa saja ia lepas dari pengaruh minumannya tanpa bantuan Winda. Ia hanya tinggal berendam dalam air dingin, atau meminum pil penawar yang selalu ia simpan. Hal seperti itu bukan sekali dua kali. Karena itu ia selalu siaga.

Akan tetapi, melihat niat baik istrinya, Mana Mungkin ia melewatkan kesempatan. Dan malam itu ia menang banyak. Sejak saat itulah, hubungan mereka berkembang semakin intim.

“Nanti aku akan pulang agak larut. Kamu tidak perlu menungguku,” ucap Ardan ketika mereka sedang sarapan bersama.

“Tidak ada masalah serius kan?” Winda menghentikan gerakan sendoknya yang baru saja mau masuk ke dalam mulut.

“Tidak ada masalah. Hanya saja karena bulan depan akan launching produk baru, kami jadi sedikit sibuk.

Winda membulatkan bibir lalu melanjutkan makannya. “Oh iya,” ucapnya. "Aku akan mempertimbangkan untuk resign. Sepertinya tidak buruk juga, duduk santai di rumah, shopping, atau perawatan di salon,” lanjutnya sambil mengerling genit.

Ardan tersenyum, “Lakukan sesukamu.’ tentu saja ia senang mendengarnya. Bukan ia tak ingin istrinya bekerja di luar. Dia hanya tak mau istrinya kelelahan.

“Jadi, pastikan Kau harus tetap kaya! Aku tidak mau punya suami miskin. Karena aku ingin terus belanja tiap hari.”

Ardan tergelak. “Tentu saja, Nyonya. Anda tak perlu khawatir soal itu.” Ia tahu, ucapan istrinya hanya sekedar gurauan.

***

1
SR.Yuni
keren pak ceo ganteng
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
Matee kau Gunawan n Johan bentar lagi perusahaan kalian diambil oleh penanam modal yg licik itu 😅
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
jangan jangan jangan jangan ini si winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: apa ini jangan jangan jangan jangan?🤔🤔🤔
total 2 replies
Ari Peny
apa winda hamil y
Alona Luna: bisa jadi ya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
sombong kok bangga ya si johan
〈⎳ FT. Zira
Mi...
nama fans nya udah bisa di ganti tuhh..kali aja mau di ganti ArWa🤭 Ardan dan winda
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: enggg🤔🤔🤔🤔🤔
total 1 replies
Nar Sih
kesombongan mu pasti menghancurkan mu johan
〈⎳ FT. Zira: kalo gak hancur, kita aja yg hancurkan/Hammer/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
No way!🤧🤧🤧
mana mau winda mungut sampah yg sudah dibuang/Right Bah!/
〈⎳ FT. Zira
lagi meludahi diri sendiiri ya gini🤧
〈⎳ FT. Zira
apapun atau ataupun?
🤔
〈⎳ FT. Zira: cek dulu Mami/Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: otww otww
total 6 replies
〈⎳ FT. Zira
Tuan dan Nyonya Bagaskara mi.. kan Winda dah jadi nyonya bagaskara..
kalo tuan bagaskara dan nyonya.. berasa terpisah
〈⎳ FT. Zira: /Kiss//Kiss/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: udah perbaiki, makasih /Kiss//Kiss/
total 6 replies
〈⎳ FT. Zira
ibarat dipuji dulu setinggi lagit, terus hempaskan ke bawah/Proud//Proud//Proud/
Piet Mayong
kasih paham sebentar tuan Ardan biar si Jo ini tau ...
Piet Mayong
frantal amat pak bicaranya, kok g basa basi dulu...
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
sabar Win.. tunggu bom yg suamimu lempar utk mantan busukmu
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
meybe
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
sampai??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!