SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KELIMA.
Hari pernikahan sudah ada di depan mata. Namun, pada kenyataannya pria bernama Chow Branson King Tan tidak bisa menikahi wanita pujaannya. Karena pada saat pemberkatan dia malah menyebut nama wanita lain, sebuah nama yang jelas berbeda dari surat undangan yang tersebar.
Sebuah tragedi yang terjadi beberapa jam sebelum acara sakral dimulai, membuat pria yang kerap disapa Choco terpaksa menikahi calon anak tirinya—Prilly Hadwin.
Dan karena alasan itulah, Choco mulai membenci Prilly.
Lalu bagaimana mereka akan menjalani kehidupan biduk rumah tangga? Sedangkan dalam hati Choco masih tersemat satu nama, yaitu Melinda—ibu tiri Prilly sendiri.
Akankah Prilly mampu meluluhkan hati Choco? Mari ikuti kisah mereka.
Ig@nitamelia05.
Salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Kedatangan Jennie
Di tempat lain, yakni di kamar Choco dan Prilly. Keduanya kembali terlibat dalam perdebatan sengit. Sebab Choco selalu saja menyalahkan sang istri, setelah apa yang terjadi.
"Benar apa kata Melinda, bahwa kamu adalah gadis yang pandai berbohong!" ketus Choco dengan nafas memburu. Dia tidak terima jika selalu disalahkan oleh anggota keluarganya. Terlebih jika kemarahan itu keluar dari mulut Ken dan Zoya.
Sementara Prilly harus siap menerima pil pahit, karena di mata suaminya. Dia tidak lebih dari seonggok sampah yang menjijikkan. Benda kotor yang seharusnya dibuang.
"Apa kamu tidak sadar, Kak? Aku berbohong juga karena kamu," jawab Prilly, setelah menghela nafas. Sumpah demi apapun, dia tidak ingin terpancing dengan kemarahan Choco yang selalu meluap-luap.
Seketika itu juga mata Choco memicing. "Selain berbohong, kamu juga pandai sekali memutar balikkan fakta! Kenapa kamu menyalahkan aku?! Seharusnya kalau kamu ingin menjawab pertanyaan Mommy maupun Daddy, kamu pastikan dulu aku di mana. Jangan bicara seenaknya."
Choco bicara dengan urat yang menonjol di sekitar lehernya. Menunjukkan bahwa dia sedang tidak main-main. Namun, Prilly tidak habis pikir, kenapa Choco sampai tidak tahu malu begini?
"Menghubungi kamu?" Prilly berdecih, seolah mengejek kata-kata suaminya. "Kamu tidak ingat, siapa yang memblokir nomorku, Kak? Aku sudah berkali-kali mengirimmu pesan, aku juga mencoba menghubungi kamu di telepon, tapi apa? Semua itu sia-sia!" Jawab Prilly apa adanya, dia sedikit menggebu karena ikut merasa kesal.
Choco terdiam sejenak. Mencoba mengingat apakah benar dia telah memblokir nomor Prilly? Dan nyatanya tidak demikian. Sebab itu semua adalah ulah Melinda.
"Jangan sok tahu! Aku tidak pernah melakukannya."
Prilly sedikit membuang wajahnya. Lalu menarik nafas dalam-dalam. "Sekarang cek ponselmu. Jangan hanya berkata tidak! Tapi lihat kebenarannya."
Dengan perasaan jengkel, Choco pun merogoh benda pipih miliknya dari kantong celana. Lalu mencari nomor Prilly yang tersimpan dengan nama kontak 'My Princess'
Sebab gadis itu sendiri yang menamainya. Mereka pernah sedekat itu, tetapi selama mereka bersama Choco hanya menganggap Prilly sebagai anaknya.
Dan apa yang gadis itu katakan adalah benar. Nomor Prilly sengaja diblokir oleh Melinda tanpa sepengetahuan Choco. Pria itu pun ternganga, karena dia ingat betul tidak pernah melakukan hal tersebut.
Akan tetapi karena Choco memiliki tingkat egois yang tinggi, dia pun malu untuk mengakui. "Cih, aku menyesal karena telah baik padamu!" Sentaknya lalu melempar ponsel ke atas ranjang dengan gerakan kasar.
Lantas setelah itu, dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Prilly hanya bisa menghela nafas dan berkata. "Sabar, Pril, sabar …."
Apalagi saat suara pintu yang terbanting, Prilly langsung berjengit dan reflek memegang dadanya. Namun, tak lama setelah itu, terdengar ketukan pintu dari luar, disusul suara seorang wanita yang mulai Prilly hafal.
"Pril!" panggil Jennie dengan sedikit berteriak, agar Prilly mendengar suaranya.
Prilly langsung bergegas, dia melangkah ke arah pintu, lalu membuka benda persegi panjang itu. Hingga menampilkan wajah kakak iparnya yang tengah tersenyum ramah.
Melihat siapa yang datang, Prilly sedikit kikuk. Karena ia bisa menebak bahwa Jennie telah mendengar pertengkarannya dengan Choco.
"Ada apa, Kak?" tanya Prilly dengan suara terbata.
"Pril, aku butuh teman untuk mengobrol malam ini, apakah kamu punya waktu?" jawab Jennie sekaligus balik bertanya. Mengenai ketersediaan waktu yang Prilly punya.
Kening Prilly terlihat berkerut, sementara hatinya bertanya-tanya apakah Jennie memiliki maksud lain dari ini semua.
"Boleh, Kak. Aku juga belum ingin tidur," balas Prilly, membuat Jennie semakin mengembangkan senyum.
"Cho, aku ajak istrimu mengobrol sebentar yah. Aku janji akan segera mengembalikannya, karena aku tahu kamu adalah tipe pria tidak sabaran, seperti kakakmu," teriak Jennie meminta izin pada Choco.
Di dalam sana, pria tampan yang tengah keramas itu langsung menghentikan gerakannya. Tak peduli Prilly mau dibawa ke mana, dia asal menjawab saja. "Ya!"
Cih, bila perlu bawa pergi jauh sana! Sambung batinnya.
Tanpa segan Jennie langsung menggandeng tangan Prilly, lalu mengajak gadis cantik itu ke atas kamarnya. Begitu masuk di sana sudah ada Aneeq, karena sebenarnya bukan Jennie yang ingin bicara, melainkan pria tampan itu.
Melihat ada kakak ipar laki-lakinya, Prilly pun langsung mengangguk sopan. Membuat gadis itu benar-benar tak terlihat seperti Rubah Licik yang Choco sebutkan.
"Pril, sebenarnya bukan hanya aku yang ingin mengajak kamu mengobrol, tapi Kak An juga," jelas Jennie, agar Prilly tidak perlu merasa canggung. Di sini mereka adalah satu keluarga, tidak peduli siapa yang datang paling pertama.
"Memangnya mengobrol tentang apa, Kak? Sepertinya serius sekali?" jawab Prilly sambil menatap Aneeq dan Jennie bergantian.
Aneeq tiba-tiba terkekeh kecil, lalu menepuk sofa yang ada di sampingnya. Sementara dia duduk di kursi lain. "Santai saja, Pril. Aku tidak akan berbicara yang macam-macam. Aku hanya ingin bertanya mengenai beberapa hal."
Patuh, gadis cantik itu pun duduk bersebelahan dengan Jennie. Di kamar itu hanya ada mereka bertiga, dan Aneeq langsung mengatakan apa maksud tujuannya.
"Aku tahu rumah tangga kalian tidak akan berjalan mulus. Karena Choco masih memiliki masa lalu yang jelas-jelas ada di depan matanya. Tapi, sebagai keluarga yang baik, aku tidak mungkin menjerumuskan Choco. Apalagi aku tahu bahwa kamu sangat mencintainya. Jadi, bisakah kamu menceritakan perihal Melinda padaku?"
Deg.
Jantung Prilly langsung mencelos mendengar ucapan kakak iparnya. Bahkan kepalanya yang semula menunduk, langsung terangkat seketika. Bagaimana bisa pria itu berpikir jauh tentang ibu tirinya.
Dia terdiam, mencoba untuk mengolah kata yang ingin keluar dari mulutnya.
Dan malam itu, tanpa segan Prilly mengatakan apa saja yang ia tahu mengenai Melinda. Tentang perselingkuhan ayahnya, juga tentang Melinda yang kini berusaha menguasai harta milik keluarganya.
"Oke, kalau begitu mulai saat ini serahkan semuanya padaku. Kamu hanya perlu berusaha untuk membuat Choco jatuh cinta, selebihnya biar aku yang urus. Termasuk perusahaan ayahmu," kata Aneeq mantap.
***
Jangan lupa taburan-taburan kembangnya guys😍
trua liat respon pembaca dari komen nya kok kayak seru baca nya
penasaran baca 1 bab dulu
eh malah tertarik