Carmen melakukan hal paling nekat dalam hidupnya, yakni melamar Zaky. Tak disangka Zaky menerima lamarannya. Selain karena tak tega membuat Carmen malu, Zaky juga punya tujuan lain yakni mendekati Dewi kakak ipar Carmen.
Pernikahan terpaksa pun dijalankan oleh Zaky namun Carmen merubah sikap manjanya dan membuktikan kalau ia layak dicintai. Bagaimana Carmen berjuang mempertahankan cintanya sementara ada lelaki baik yang menunggu jandanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Hebat-1
Carmen
Mas Zaky duduk tegak di tempat tidur dan menatapku seakan aku ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mas Zaky tiba-tiba tersenyum, ia lalu mengusap rambutku dengan lembut. Jari telunjuknya lalu mulai membelai wajahku seraya tersenyum.
Aku nggak pernah diperlakukan selembut ini. Aku pikir, Mas Zaky pada akhirnya bisa melihatku sebagai seorang istri yang ia cintai. Namun betapa kecewanya aku karena ternyata harapanku akan berganti menjadi kekecewaan yang sangat menyakitkan dalam waktu sekejap.
"Kamu cantik sekali!" puji Mas Zaky.
Aku mulai bertanya-tanya, apakah saat orang sedang mabuk dia akan berkata jujur? Karena nggak biasanya Mas Zaky memuji aku kayak begini! Aku jadi tersipu malu dibuatnya. Hatiku senang sekali dipuji cantik.
Tak disangka Mas Zaky memajukan dirinya dan mulai menciumku. Apakah ia akhirnya akan melakukan tugasnya lagi sebagai seorang suami? Kali ini atas keinginannya sendiri tanpa aku goda terlebih dahulu begitu?
Aku mulai membalas ciumannya. Kali ini benar-benar berbeda. Lebih lembut namun begitu menghanyutkan. Aku begitu terbuai dan melupakan segalanya sampai Mas Zaky melepaskan pagutannya dan menatapku dengan penuh cinta.
"Kamu cantik sekali, Wi!"
Jeger!
Senyum dan kebahagiaan di wajahku langsung hilang seketika. Jadi bukan aku yang dilihat oleh Mas Zaky? Jadi bukan aku yang ia cium? Jadi yang ada dalam pikiran dan bayangan Mas Zaky adalah Kak Dewi?
Air mataku pun tak kuasa lagi aku bendung. Aku menangis. Aku sedih. Aku sakit hati. Aku sangat kecewa. Apakah saat kami bercinta dulu ia juga melakukan hal yang sama? Membayangkan Kak Dewi saat kami melakukan penyatuan? Ya Allah ... sakit sekali. Apakah ini balasan semua kesabarannya aku lakukan?
Mas Zaky kembali maju dan ingin menciumku namun aku mendorong tubuhnya sampai ia terjatuh di tempat tidur. Kuurungkan niatku untuk mengurus dan menggantikannya baju. Aku berlari ke kamarku dan langsung menutup pintu.
Kamar ini menjadi saksi betapa sakit hatinya aku saat ini. Air mata yang seakan tak pernah berhenti untuk mengalir. Suara jeritan hatiku yang terasa sangat sakit sekali. Aku terus menangis dan menangis. Aku menyesali kebodohanku yang menikah dengan lelaki yang tak pernah mencintaiku sampai aku mendengar suara adzan subuh. Aku belum tidur sama sekali. Aku lalu mengambil air wudhu dan mulai shalat.
Ya Allah ... sudah cukup usaha aku menjadi seorang istri yang baik selama 1 tahun ini. Sudah cukup bagiku bersabar dan mempertahankan rumah tangga yang hanya aku saja yang ingin mempertahankannya. Maafkan aku ya Allah, aku tak tahan lagi. Hati aku sakit. Semua ini terlalu menyakitkan untukku. Aku nggak bisa lagi bertahan ....
Allah adalah tempatku mencurahkan semua isi hatiku. Tempatku berkeluh kesah atas segala tekanan batin yang aku rasakan kali ini, tak ada alasanku untuk bertahan mempertahankan rumah tangga yang sejak awal tak pernah Mas Zaky inginkan.
Aku berdoa sampai lelah dan jatuh tertidur di atas sajadah sambil tetap memakai mukena. Aku terbangun saat kurasakan tubuhku begitu sakit, rupanya rasa sakit itu bukan hanya dirasakan oleh hatiku, tubuhku juga. Aku lalu bangun dan melipat sajadahku serta mukena. Aku mandi dan menyegarkan diriku.
Kuambil koper milikku dan kumasukkan semua baju-baju milikku. Aku hanya membawa barang-barang yang aku beli dengan hasil jerih payahku sendiri. Semua benda yang diberikan oleh Mas Zaky tidak ada satu pun yang kubawa sama sekali. Terlalu menyakitkan jika aku melihat benda tersebut nantinya.
Semua sudah rapi, aku pun bersiap meninggalkan rumah ini. Rencananya aku tak akan langsung pulang ke rumah Abi. Aku akan pergi ke Jogja dan menenangkan diri di sana sebelum akhirnya aku siap untuk mengatakan semua rasa sakitku pada Abi dan Mommy.
Aku mendorong koperku dan berjalan keluar kamar. Kebetulan sekali aku berpapasan dengan Mas Zaky yang terlihat sudah segar sehabis mandi. Ia menatapku heran. Kenapa aku keluar membawa koper?
"Kamu mau ke mana? Ada tugas lagi ke luar kota?!"
"Aku akan pergi Mas dari rumah ini. Aku juga akan pergi dari kehidupan kamu. "
"Pergi? Maksud kamu apa? Kamu mau kemana? Kamu marah sama aku? Marah kenapa?!" Mas Zaky langsung memberondongku dengan banyak pertanyaan
Aku tak mau jawab. Aku tetap mendorong koperku dan tak mempedulikkannya. Mas Zaky mencegatku. Ia menghentikan langkahku. "Katakan dulu apa yang terjadi? Kenapa kamu marah sama aku? Kenapa kamu mau pergi?"
Aku menghentikan langkahku. "Mas pikir aku marah kenapa? Oh iya aku lupa, Mas 'kan nggak pernah berpikir dan nggak pernah mau memikirkan perasaan aku. Aku udah nggak tahan, Mas. Sudah setahun kita menjalani rumah tangga ini. Nggak pernah sekalipun Mas Zaky melihatku sebagai seorang istri."
"Enggak bisa melihat kamu bagaimana? Kamu nggak bisa langsung pergi begitu aja dong?! Itu kan cuma asumsi kamu saja. Aku memperlakukan kamu seperti istri aku kok! Aku menafkahi kamu. Aku memperlakukan kamu dengan baik. Seperti yang kamu bilang dulu, aku juga memberikan kamu rumah yang layak dan nyaman untuk dihuni. Kenapa kamu berpikir kalau aku tidak memperlakukan kamu sebagai seorang istri?!" Mas Zaky mulai tak terima dengan apa yang aku katakan.
"Memang begitu 'kan adanya? Aku tuh nggak pernah dianggap sebagai seorang istri sama Mas. Satu-satunya wanita yang Mas cintai hanya Kak Dewi. Sampai kapanpun aku nggak pernah bisa menggeser posisi Kak Dewi dalam hatinya Mas Zaky."
Mas Zaky terlihat terkejut saat mendengarku berkata kalau ia mencintai Kak Dewi. Aku lanjutkan lagi perkataanku karena ini mungkin kesempatan terakhir bagiku untuk mengeluarkan semua isi hati yang selama setahun ini terus aku pendam.
"Aku tahu semuanya. Aku mendengar semua yang kalian bicarakan dulu. Aku tahu betapa Mas selalu mengejar cinta Kak Dewi. Sudahlah. Aku akan pergi dari kehidupan Mas. Oh iya, ini kartu ATM yang Mas berikan padaku. Hanya sekali aku pakai di bulan pertama kita menikah. Sisanya, semua uang yang Mas berikan tetap utuh."
"Kamu bercanda 'kan? Kamu jangan ngerjain aku kayak gini deh, nggak lucu tahu nggak!" Mas Zaky menepis kartu ATM yang kuberikan sampai terjatuh ke kolong meja. "Kalau kamu tahu aku mencintai Dewi memang kenapa? Aku 'kan sudah nikah sama kamu. Aku sudah memenuhi keinginan kamu. Sekarang kita tuh udah menikah, ya udah kita jalanin aja! Kenapa harus pakai adegan kamu pergi dari rumah?" Mas Zaky terlihat begitu emosi, sama sepertiku yang akhirnya juga tersulut emosi juga.
"Aku nggak bercanda Mas, aku bahkan akan mengirimkan surat cerai ke kamu. Kita akhiri semua ini. Kita akhiri kebohongan kita, sandiwara kita di depan semua orang. Terlihat baik di depan semua orang, padahal sebenarnya rumah tangga kita bermasalah. Terlihat bahagia padahal sebenarnya kamu mencintai wanita lain. Aku pikir semua yang aku lakukan akan membuat kamu berubah, akan membuat kamu sedikit saja melihat usahaku tapi ternyata sia-sia. Sudah cukup Mas aku berusaha. Di sini aku berusaha mempertahankan rumah tangga kita tapi apa? Kamu yang telah merusaknya!"
Perkataanku malah membuat Mas Zaky kembali tersulut emosinya. Aku pun sama. Kali ini tak ada lagi kata maklum. Aku tak bisa membiarkannya lagi.
****
duda kesepian gagal move on smoga bisa rujuk yaa😃😃
terima kasih ya kak, Saya suka ❤️❤️❤️❤️
udah duluan baca kisahnya Djiwa 😍😍😍😍
50 ribuan satu orang 😂🤣