menceritakan dua saudara kembar, yang berusaha menyelamatkan kalung peninggalan kakek mereka. kemudian mereka terpisah.
salah satu dari mereka nyasar ke zaman kuno. yang Dimana ia menggantikan posisi putri jendral Ricard.
ia menjalani kehidupan nya, sambil ia mencari jalan keluar dari sana, dan kembali ke dunia modern.
apakah melia dapat kembali menemukan jalan keluar ? apakah ia akan di pertemukan kembali dengan saudaranya ?
simak terus ya geng...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian 23
***
"Kurasa, kata katanya benar, bahwa mereka lah yang bodoh, mencari masalah didepan umum, bahkan mereka tidak segan segan menghina saudara sendiri..." Ucap pengunjung yang lain.
" Apakah mereka tidak sadar, mempermalukan saudara sendiri, sama saja mempermalukan diri sendiri." Ucap salah satu mengunjung lagi, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Lira dan Ira, yang mendengar kata-kata yang memojokkan mereka berdua. Mereka menjadi marah.
(Lihat saja, ****** kecil. Kamu akan membayar apa yang sudah kamu lakukan hari ini)" batin lira
( kurang ajar, sudah mulai berani ****** ini...) Batin ira dengan penuh kemarahan yang berusaha ia tahan. Mereka berdua pun pergi dengan perasaan marah yang tertahan dalam hati mereka. Mereka berjanji akan membalas perlakuan yang mereka dapatkan hari ini.
Namun tanpa mereka sadari, ada seorang pemuda dan salah satu Pengawal nya menyaksikan perdebatan itu. Jelita pun sudah merasa kan aura yang berbeda itu, namun karena ia tidak berbahaya, Jelita tidak terlalu memperdulikannya. ia beralih kepada semua pengunjung yang ada disitu. Dan ia membungkuk sedikit.
"Saya atas nama keluarga Jendral Mengucapkan maaf sebesar besarnya atas ketidak nyamanan ini. " Ujar Jelita sambil membungkuk sedikit dan penuh dengan sopan santun. Semua Yang hadir disitu pun terkejut. Jarang jarang ada nona dari keluarga bangsawan yang mau menghormati orang lain.
"Nggak nyangka ya, ternyata seorang putri jendral yang dikatakan sampah ini, memiliki tata Krama Dan ia menghormati orang lain. Bukankah Nona Nona dari kalangan bangsawan itu sombong sombong dan tidak mau merendahkan martabat mereka..? Sungguh ia sangat berbeda." Ujar salah satu pengunjung kepada temannya. Ada juga yang menimpali. Barang kali jelita melakukan itu karena ia memang bodoh, dan tidak sanggup menyinggung orang lain.
Namun Jelita tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang nya. Ia segera mengajak ketiga pelayan nya untuk pergi dari sana, setelah membayar biaya makan mereka.
***
Pemuda yang tadi memperhatikan mereka tersenyum. Pengawal nya tidak sengaja melihat senyum tuannya. Ia menjadi merasakan aneh, apakah langit akan runtuh, atau akan terjadi bencana. Karena melihat tuannya tersenyum.
" Tuan, apakah anda baik-baik saja?" Tanya David.
"Menurut mu, apakah aku baik-baik saja.?" Balas pemuda itu. " Segeralah cari tau tentang gadis itu, aku membutuhkan informasi nya" ujar pemuda itu dengan dingin dan penuh wibawa.
" Buat apa tuan. ?" Tanya David mengisengi tuan nya. Pemuda itu membalikkan badannya, namun tanpa menunggu jawaban tuannya, David langsung pergi menghilang.
"Aku pergi tuan.." ucapnya langsung menghilang dengan tampang paniknya.
Perlu diketahui bahwa, pemuda ini adalah seorang kaisar muda di kerajaan awan, namanya ialah kaisar Vikram. Kaisar ini dikenal dengan kekejaman nya dan bahkan ditakuti di seluruh kerajaan. Kaisar Vikram tidak akan segan-segan membunuh apabila ada yang mengisiknya. Namun dibalik sikap nya itu, ia merupakan seorang yang hangat dan penyayang, dan juga posesif kepada orang orang yang disayangi nya.
***
Di sisi lain
Lira dan Ira sampai di kediaman jenderal Ricard. Dengan perasaan dongkol mereka menemui ibu mereka di halaman belakang kediaman selir Quira. Selir Quira dan selir Diana bingung melihat wajah anak mereka yang cemberut.
" Ada apa kalian berdua, Datang-datang kok wajahnya cemberut gitu ?" Tanya selir Quira kepada kedua gadis itu. Mereka belum menjawab.
" Ia, ada apa sih, cerita dong...." Timpal selir Diana.
" Itu bu, sijalang kecil itu. Dia sudah berani membalas kami, di juga berbalik mempermalukan kami, dimana tidak kesal bu.." adu ira kepada ibunya sambil melipat tangannya diatas dadanya. Kedua ibu itu mengeritkan keningnya.
"Coba jelaskan apa yang terjadi...?" Tanya selir Quira. Mereka pun memperbaiki posisi duduk mereka.
"Jadi begini bu, tadi kami tidak sengaja bertemu dengan ****** itu bersama dengan ketiga pelayannya dirumah makan anggrek. Kami menghampirinya dan sengaja ingin mempermalukan kannya di hadapan banyak orang, tapi malah kebalikannya bu... malah kami yang dipermalukan." Protes Lira. Mendengar penuturan putrinya selir Quira tertawa.
***
nggak ada pula yang berani bunuh sama aja membiarkan musuh hidup
bakal ada balas dendam
sungguh luar nalar.