Namaku Amora, bagiku uang adalah segala-galanya. menjadi simpanan om-om dan mantan perempuan malam semuanya sudah ku lakoni hanya untuk mendapatkan uang dengan cara yang instan. Namun di balik itu ada masa lalu yang begitu kelam yang membentuk diriku menjadi seperti ini.
Suatu hari aku tersadar bahwa semua yang ku lakukan ini ternyata salah, dan aku mencoba keluar dari zona nyaman ku. Namun sayang nya semua tidak semudah yang ku bayangkan, sanggup kah aku menjalani kehidupan baruku kehidupan yang seperti roller coaster yang terkadang menjunggkir balikkan hidup ku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astry Yovani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Miko
Ravi mulai pusing mencari penerbangan untuk nya besok pagi, tapi yang ada hanya penerbangan pukul 07:00 pagi, itu artinya Ravi akan terlambat pulang ke rumah.
Bahkan semalaman ini dia tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang akan terjadi besok.
"Maafkan aku Amora, semuanya salah ku aku tidak tahu semua akan menjadi seperti ini." Batin Ravi.
Sementara yang di khawatir kan malah tidur se nyenyak mungkin.
Waktu pun terus berjalan dan jam sudah menunjukkan pukul 05:00 pagi. Amora yang memang tidak memiliki tugas untuk membangun kan Ravi karena Ravi sedang dinas di luar kota sengaja tidak menyetel alarm nya dan memilih tidur sampai siang. Toh dia juga tidak kemana-mana hari ini.
Sementara Miko yang baru saja bangun langsung mandi dan segera ke bawah menuju ruang olahraga pribadinya. Yah walaupun Miko pria yang aneh namun dia sangat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya, sehingga bentuk tubuh Miko sangat bagus bahkan jauh lebih bagus dari tubuh Ravi.
Dua jam sudah Miko berolahraga, bahkan kaos olahraga nya sudah di penuhi dengan keringat nya. Sementara Amora yang harus terpaksa bangun karena cahaya mentari pagi sudah mulai masuk ke dalam kamar nya melalui celah-celah gorden.
Amora yang merasa badan nya segar karena tidurnya cukup pun langsung mandi karena dia merasa perutnya kelaparan. Setelah selesai mandi Amora memakai pakaian santai dan membiarkan handuk terlilit di kepalanya karena selesai keramas keluar dari kamar nya karena dia ingin sarapan.
Namun saat keluar dari kamar nya Amora di kaget kan saat sepasang bola matanya bertemu dengan bola mata seorang pria asing pria itu.
Pria dengan tinggi di atas rata-rata, dengan pakaian yang sudah basah oleh keringat, sehingga baju nya menempel ke dada dan berhasil membentuk tubuh indah sang pria. Amora sampai meneguk Saliva nya melihat keindahan tubuh yang sangat indah daripada tubuh-tubuh yang pernah dia lihat sebelumnya.
Di tambah lagi urat-urat tangan dan lengan sang pria terlihat terbentuk dengan sempurna. Perlahan tapi pasti Amora menatap wajah sang pria yang seakan sedang mempersiapkan nya itu.
Pria itu memiliki wajah tampan, bahkan tak kalah tampan dari Ravi. Dengan wajah mulus, hidung mancung dan rambut gondrong sebahu di Cepol setengah.
"Maaf tuan siapa ya?" Tanya Amora gugup.
"Saya pemilik rumah ini." Jawab Miko dengan tatapan dingin nya.
"Hah, pemilik rumah ini? Terus pak Ravi?" Tanya Amora spontan.
Tapi bukan malah menjawab pertanyaan Amora, Miko langsung berjalan menaiki tangga dan berjalan menuju kamar nya.
"Itu orang tuli atau apa ya? Se enak nya saja dia meninggal kan ku." Batin Amora.
"Tapi tunggu dulu, dia naik ke lantai tiga. Di atas kan ada kamar yang tidak bisa ku masuki dan kalau dia pencuri atau apa tidak mungkin para pelayan dan penjaga membiarkan dia bebas masuk ke rumah ini." Tanya nya lagi pada dirinya sendiri.
"Eh pak, pak yang tadi yang naik ke lantai tiga siapa ya?" Tanya Amora kepada seorang pelayan yang sengaja masuk ke rumah itu.
"Umm anu non, dia tuan Miko kakak dari tuan Ravi dan bisa di bilang pemilik rumah ini dan pewaris tunggal semua perusahaan Wijaya grup." Jawab sang pelayan gugup.
"Hah kok ga ada mirip-mirip nya ya pak, kalau pak Ravi baik dan ramah ini dingin banget kek es iya sih sama-sama tampan." Tanya Amora kepada sang pelayan.
"Kau hanya belum tau saja sifat asli tuan Ravi nona." Batin sang pelayan.
"Ohh terimakasih ya pak." Jawab Amora lagi saat sang pelayan yang di tanya nya terlihat diam saja.
"Bodo amat lah, mau dia pemilik rumah ini kek, atau pewaris tunggal Wijaya group. Yang penting kan aku di sini karena Ravi dan aku sama Ravi juga sudah buat surat perjanjian jadi ya mereka tidak bisa mengusir ku seenaknya." Batin Amora yang melanjutkannya langkah nya ke meja makan.
Dia pun sarapan seperti biasa, tidak perduli tatapan para koki dan penghuni rumah itu yang merasa iba melihatnya karena mereka juga tidak tahu apa yang akan Miko lakukan kepada nya dan kepada Ravi.
Setelah Amora selesai sarapan dia pun mencuci sendiri piring kotor bekas nya. Lalu bersiap-siap kembali ke kamar nya.
Dan Miko yang sudah rapi dan tampan dengan stelan jas nya baru saja turun dari atas. Amora hanya tersenyum sambil mengangguk kepada Miko lalu meninggalkan Miko dan masuk ke kamarnya.
"Huh,,, kenapa wanita itu terasa berbeda." Batin Miko.
"Apa kalian sudah menjelaskan siapa aku kepada wanita nya Ravi itu?" Tanya Miko kepada para pelayan di sana.
"Sudah tuan, tapi reaksinya biasa saja." Jawab mereka.
"Hmm, Ravi kali ini aku ingin lihat apa benar kau kelainan tidak menyukai lawan jenis atau bagaimana." Batin Miko yang mulai menyusun sesuatu di otak nya.
Miko pun mulai sarapan, sambil memeriksa data perusahaan.
"Kenapa sih wajah wanita itu terus terlintas di benak ku? Di tambah bentuk tubuhnya yang begitu indah." Batin Miko.
Setelah Miko selesai sarapan dia pun masuk ke ruang kerja Ravi dan mulai menyibukkan dirinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang sudah menumpuk.
Beberapa jam kemudian pintu ruang kerja itu pun di ketuk.
"Kak apa aku boleh masuk?" Tanya seseorang di balik pintu itu.
"Hmmm"
"Kau telat 4 jam, kau tau kau akan mendapatkan hukuman yang berat untuk keterlambatan waktu mu ini kan?" Ucap Miko saat Ravi sudah masuk ke dalam ruangan nya.
"Maaf kak, semuanya karena masalah penerbangan. Aku baru dapat penerbangan yang pukul..."
"Kau tau aku benci alasan." Potong Miko tanpa menatap Ravi sedikit pun.
"Lalu apa hukuman untuk ku kak?"
"Duduk!!."
Ravi pun menurut dan duduk di kursi yang ada di depan Miko. Sementara Miko meletakkan tablet yang ada di tangan nya dan menurunkan kaki nya dari atas meja.
"Kau tau aku paling tidak suka di bantah, tapi kenapa kau lakukan itu?" Tanya Miko yang menatap Ravi dengan sangat dalam.
"Maaf kak, aku benar-benar kasihan kepada Amora dan aku memang tidak berniat membiarkan dia tinggal di rumah ini untuk waktu yang cukup lama." Jawab Ravi menundukkan kepalanya.
"Tatap aku!!"
"Aku tidak tahu sejak kapan kau mengasihani perempuan, dan sudah berapa banyak perempuan yang kau bawa ke rumah ini tanpa sepengetahuan ku?" Tanya Miko dengan nada suara yang sudah mulai meninggi.
"Dia wanita pertama kak, aku berani bersumpah." Jawab Ravi gugup.
"Hmm kau tau kan Ravi, aku benci di bohongi dan sekali kau berbohong aku tidak akan pernah percaya lagi dengan mu." Ucap Miko.
"Maaf kak, aku tau aku salah dan ini akan jadi yang terakhir kali. Kau boleh menghukum ku tapi jangan sakiti Amora." Pinta Ravi dengan wajah memohon.
"Apa kau menyukai perempuan itu?"
"Tidak kak."
"Lalu kenapa kau begitu mengkhawatirkan nya? Bahkan melebihi dirimu sendiri?"
"Karena aku kasihan kepada nya kak, dia sudah terlalu banyak menderita. Kan kemaren aku sudah menceritakan semuanya kepada kakak." Jawab Ravi berbohong.
"Kau yakin kau tidak menyukai nya? Barang sedikit pun?" Tanya Miko mengulangi pertanyaannya.
"Tidak kak," jawab Ravi yang kekeh dengan kebohongan nya.
"Lalu bagaimana jika ada orang lain yang bisa membahagiakan nya?" Tanya Miko kemudian.
"Yah aku akan ikut bahagia juga kak, percaya lah kak aku tidak punya waktu untuk perempuan pekerjaan ku terlalu banyak dan menyita perhatian ku." Jawab Ravi membela dirinya.
"Hmm baiklah Ravi, jika jawaban mu seperti itu. Jangan sampai kau menyesali jawaban mu hari ini ya. Ingat Ravi kau sudah membangunkan harimau yang sedang tidur, Maka jangan salah kan aku jika melakukan sesuatu yang tidak pernah kau pikirkan." Jelas Miko.
Sementara Ravi hanya diam saja, sungguh dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya
Tetapi dia juga tidak bisa mencegah Miko, karena bagi Ravi Miko adalah segala-galanya bahkan melebihi dirinya sendiri.
"Sekarang panggil kan dokter Nanda ke sini." Titah Miko yang langsung membuka laptop nya.
Tanpa banyak bertanya Ravi langsung menghubungi dokter manda dokter pribadi keluarga mereka. Beberapa menit kemudian sang dokter pun datang dan menghadap ke pada Miko.
"Selamat pagi pak Miko, ada yang bisa saya bantu?" Tanya dokter dengan sopan.
"Hmm tolong kau cek perempuan Yang ada di kamar tamu apa dia terkena penyakit sejenis penyakit kelamin atau yang lain nya?" Titah Miko.
Sang dokter yang kebingungan pun hanya mengangguk dan menurut saja, sedangkan Ravi yang berada di sebelah Miko benar-benar bingung dengan jalan pikiran Miko.
"Kak apa yang ingin kau lakukan kepada Amora?" Tanya Ravi mencoba memberanikan diri.
"Aku akan menjadi kan dia wanita ku, karna kau tidak menyukai nya. Kau tidak keberatan kan?" Tanya Miko memastikan.
"Ti..tidak kok kak tentu saja tidak." Jawab Ravi gugup.
"Maafkan aku Amora, sepertinya hidup mu bukan nya membaik di rumah ini malah semakin menderita." Batin Ravi yang merasa sangat bersalah kepada Amora namun tak bisa berbuat apa-apa.
Sementara di kamar nya Amora merasa kaget melihat kedatangan dokter manda.
"Anda siapa ya?" Kok masuk ke kamar saya?" Tanya Amora keheranan.
"Saya dokter manda, dokter yang beberapa Minggu lalu juga pernah memeriksa kondisi mu, dan kedatangan ku ke sini di suruh oleh pak Ravi untuk memeriksa kesehatan mu." Jawab dokter manda berbohong.
"Saya baik-baik saja, dan sepertinya tidak ada yang perlu di periksa dari saya deh." Tolak Amora.
"Mohon kerja sama nya nyonya, tolong turuti saja saya, saya janji tidak akan melakukan hal buruk kepada mu. Jika nyonya tidak mau maka saya yang akan kehilangan pekerjaan saya." Mohon sang dokter.
Karena merasa iba Amora pun menuruti nya. Kemudian sang dokter pun mulai menjalankan beberapa pemeriksaan kepada Amora.
"Terimakasih nyonya, silahkan lanjutkan lagi istirahat nya." Ucap sang dokter setelah pemeriksaan selesai.
"Terimakasih juga dok." Jawab Amora.
"Ada-ada saja, orang sehat kok perlu di cek, tuh di rumah sakit masih banyak pasien butuh pertolongan dokter." Ucap Amora saat sang dokter sudah berlalu meninggalkan nya.
Amora pun melanjutkan aktivitas nya menonton televisi dan memakan cemilan, dan tanpa dia sadari orang-orang di ruangan sebelah sedang memikirkan dirinya.
ngaku dah nikah aja kamu malu Ayu, mana orang tahu klo Ravi itu suami mu, taunya Ravi bos single ganteng lagi...