Kisah Kakak Beradik berbeda darah penuh dengan balas dendam serta menjadi yang terkuat dari yang lainnya.
bagaimana bisa kakak beradik saling berakrab dan menyayangi, berbeda dengan mereka.
mereka penuh siasat satu sama lain. karakter mereka sungguh bertolak belakang dengan kakak beradik. yang satu penuh kasih sayang, yang satu penuh kebencian.
Berlian sang kakak pertama selalu mendapat kebencian dari adik bungsunya Ruby.
entah apa yang membuatnya membenci Berlian sampai berkali-kali ingin mencelakakan dirinya.
Amey sang gadis penengah ini tak dapat melerai keadaan sehingga keretakan itu terus terjadi.
akankah mereka akan terus saling membenci sampai salah satu mereka tiada ?
atau mereka akan menemukan titik perdamaian dalam diri mereka ?
perjalanan terus berjalan, siasat terus berjalan. maka nikmatilah dunia ini penuh dengan duka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rie_yan . Nr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Lama
Berlian yang terkejut mendengar pilihan antara Ruby atau Amey berdiri dari posisinya. ditatapnya sang Daddy dengan penuh rasa kecewa.
" aku memilih perusahaan itu tenggelam akan kehancuran. " dengan jawaban itu bukan membuat sang Daddy mundur tapi membuat Berlian seakan makin tersudut.
" jika perusahaan bangkrut apa yang akan adik mu rasakan ? Amey dan Ruby sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. apalagi Amey dia sudah pernah merasakan keadaan dibawah jika dia merasakan lagi apa kau tidak tega melihat itu ? " ucap Frans.
Amey, mengingat gadis itu hati Berlian rasanya menggigil. betapa malangnya dulu gadis kecil itu. apa dia tega membuatnya berada di keadaan seperti dulu.
memikirkan nya saja Berlian enggan, apalagi sampai benar itu terjadi rasanya sangat mengerikan.
" nanti aku fikirkan. " ucap Berlian sebelum dia keluar dari ruang kerja sang Daddy.
setelah berlian pergi Frans duduk bersandar di sofa dengan memijit pelipisnya yang nampak berdenyut itu.
" aku tahu kamu tidak akan pernah bisa memilih antara dua adikmu. dan aku pasti tahu jika jawabanmu nanti itu adalah kamu sendiri. "
*
*
*
*
malam yang dingin tak mampu membuatnya terpejam. sepanjang hari Berlian tidak bisa tidur memikirkan ucapan sang Daddy.
Ruby
atau Amey
aku lebih memilih perusahaan itu tidak ada. guman Berlian.
tapi setelah itu bayangan masa kecil Amey datang dalam fikirannnya. apa yang akan terjadi dengan gadis kecilnya itu.
tok
tok
Berlian tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara ketukan pintu. Berlian beranjak duduk bersandar di tepian kasur.
" kak ... " suara Amey terdengar dari balik pintu.
" masuklah ! "
pintu terbuka. muncullah gadis kecil yang sedang ia fikirkan tadi. rasanya gadis ini punya telepati yang kuat sehingga membuat Berlian tersenyum sendiri. Amey duduk di samping Berlian dan bersandar di bahunya.
" aku numpang tidur ya kak . " tanpa menunggu jawaban sang kakak, Amey langsung merebahkan tubuhnya dan berselimut membungkus tubuhnya.
Berlian menggelengkan kepala menatap selimut yang membungkus adiknya. " gelandangan ". kini tubuhnya pun direbahkan disamping Amey.
Amey terkikik geli dibawah selimutnya mendengar umpatan sang kakak. Amey tidak marah malah dia senang menggoda sang kakak. karena tidur bersama kakaknya adalah hal yang menyenangkan untuk dirinya.
*******
di negara F
Diordan sedang berada disebuah toko perhiasan. di tatapnya sebuah kalung bertahtakan berlian berwarna biru langit indah membuatnya mengingatkan dia pada gadisnya.
setelah mendapat apa yang ia mau, Diordan tersenyum puas. memikirkan senyuman gadisnya itu membuat semangatnya membara kembali.
saat hendak keluar dari toko ia tidak sengaja menyenggol seseorang, seorang pria yang tingginya sama dengan dirinya.
" maaf, aku tidak sengaja. " ucap Diordan.
" tidak apa. aku juga tidak sengaja. " jawab pria itu.
mereka yang berkata seperti itu tidak saling menatap, mereka sibuk dengan merapihkan barang belanjaan mereka masing masing.
" ya Tuhan, kepala batu. " ucap pria itu yang baru menyadari siapa yang ia senggol.
Diordan menoleh dan terkekeh saat melihat siapa pria itu. ternyata teman lamanya, teman masa kuliahnya.
" ternyata kau kah itu pengemis cinta. " ucap Diordan dengan nada mengejek.
mereka kini duduk di sebuah cafetaria mengenang masa dahulu. tertawa bersama melepas rasa rindu.
" kau kenapa keluar dari toko perhiasan ? apa kau disuruh istrimu ? " tanya pria itu dengan nada menggoda Diordan.
" ini hadiah untuk calon istriku. " ucap Diordan dengan mengarahkan pandangannya pada sebuah paper bag.
" kau mengatakan aku pengemis cinta. tapi lihatlah kau sendiri seperti budak cinta. " kini pria itu tertawa puas.
Diordanpun tertawa. " aku mencintai seseorang dengan nyata. tapi kamu mencintai dalam sebuah kalung. " ledeknya kali ini.
" kau belum lihat saja. dia sangat cantik " pria itu kembali mengingat gadisnya.
" ayolah Re, jika kamu mencintainya kau datanglah padanya bukan hanya menatap kalung itu. " Pria itu tersenyum dan kembali tertawa. Diordan hanya terheran dengan sahabatnya ini.