Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Keesokan paginya…………
Celline dibangunkan dengan suara ketukan pintu di kamarnya. Tok…. Tok…. Tok……
“Nona….. Nona Celline…..” Terdengar suara kepala pelayan memanggil nama Celline.
“Iya, pak.” Sahut Celline sambil berjalan membukakan pintu kamar.
“Maaf, nona. Sarapan sudah siap. Anda bisa segera bersiap-siap. Sebentar lagi aka nada mobil yang siap menjemput Anda untuk pergi ke acara pernikahan.”
“Oh iya, pak. Maaf, hampir saja aku lupa.” Kata Celline. Dia hampir saja lupa kalau hari ini dia akan menikah dengan James.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Celline keluar dari dalam kamarnya, kemudian berjalan ke ruang makan untuk sarapan. 30 menit kemudian, supir datang menjemput Celline untuk pergi ke acara pernikahannya.
Sesampainya di tempat acara, Celline dibawa oleh salah seorang wedding organizer untuk merias diri sebelum melakukan proses pemberkatan.
Celline masuk ke dalam salah satu ruangan. Dirinya diminta untuk duduk. Para perias mulai merias Celline. Celline hanya mengikuti setiap instruksi yang akan diberikan pada acara tersebut.
Celline hampir selesai dirias. Acara akan dimulai setelah mereka memberitahu kalau Celline telah siap. James pun tampil dengan sangat gagah dan tampan memakai jas pengantin. Begitu pula dengan Celline yang sudah terlihat sangat cantik.
Dalam acara pernikahan, James Chandra hanya mengundang papa dan mamanya, juga keluarga terdekat James saja.
Tak lama kemudian, Celline pun keluar dari ruangan dan duduk di samping James. James sedikit melirik ke arah calon istrinya yang hari ini terlihat sangat cantik dan anggun memakai gaun pengantin yang indah.
Celline juga sempat melirik ke arah calon suaminya yang hari ini juga terlihat sangat tampan dan gagah.
James yang sudah duduk terlebih dahulu dari Celline, mulai melakukan apa yang dikatakan oleh pendeta. Setelah selesai melakukan pemberkatan para saksi dan pendeta mulai berbicara.
“Sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami dan istri.” Ujar pendeta.
Sekarang James dan Celline telah resmi menjadi sepasang suami istri. Papa dan mama James tersenyum senang melihatnya. Akhirnya putra mere satu-satunya menikah juga hari ini.
Setelah melakukan pemberkatan, Celline akan dibawa James ke mansion yang sudah dia siapkan. Sebelum mereka pergi, James memperkenalkan Celline pada kedua orangtuanya.
“Kenalkan ini papa dan mama saya.” Ucap James sambil memperkenalkan kedua oranggtuanya.
“Selamat siang, tuan, nyonya.” Sapa Celline.
“Selamat siang juga. Panggil kami papa dan mama.” Kata Mama James.
“Baik, ma.”
“Kamu umur berapa sekarang?” Tanya Mama James.
“Umur saya 20 tahun sekarang, ma.” Jawab Celline yang masih merasa sangat canggung.
“Berarti selisih 10 tahun lebih muda dari James.”
“Oh iya, apa kalian akan tinggal di rumah sama papa dan mama?”
“Tidak, pa, ma. James sudah menyiapkan rumah untuk James dan Celline tinggal.”
“Kenapa kalian tidak tinggal sama papa dan mama saja? Mama bisa jaga Celline, kalau nanti Celline hamil.” Kata Mama James khawatir.
“Sudahlah, ma. Jangan memaksa James. Biarkan apa yang sudah James rencanakan.” Kata Papa James menambahkan.
James hanya mendengarkan dan melihat perdebatan antara anak dan orangtua itu. Setelah semua perdebatan berakhir, akhirnya Mama James mengalah demi putranya itu.
*****
Setelah selesai acara, James dan Celline sudah berada di dalam mobil dengan Benny yang menjadi supirnya. Tak ada pembicaraan selama perjalanan itu. Hanya kesunyian yang ada di dalam mobil itu. Sampai mereka di mansion dengan halaman yang sangat luas.
James dan Celline keluar dari dalam mobil, diikuti Benny. Mereka masuk ke dalam mansion dengan disambut oleh beberapa orang pelayan yang sudah berdiri sambil menundukkan kepala sebagai tanda memberi hormat pada majikan mereka.
“Silahkan, tuan, nona.” Benny membukakan pintu mobil.
“Selamat datang tuan, nona.” Pak Dar membungkuk memberi hormat.
“Tuan, apa ada sesuatu yang Anda butuhkan?”
“Buatkan aku kopi dan antar ke ruanganku.” James berjalan meninggalkan Celline.
“Baik, tuan.” Pak Dar segera menyuruh pelayan yang lain membuatkan kopi untuk James.
“Mari nona, saya akan tunjukkan kamar Anda yang sekarang.” Benny mengajak Celline.
“Kamar yang sekarang? Memangnya kamarku ganti lagi?” Tanya Celline bingung.
“Iya, nona.”
Celline mengikuti Benny naik ke lantai atas menuju kamarnya. Benny membuka salah satu pintu dan memperlihatkan kamar Celline yang baru.
“Ini adalah kamar Anda dan tuan mulai hari ini.”
“Tunggu dulu…. Mengapa kami jadi tidur sekamar?”
“Anda tidak sedang bercanda kan, nona? Anda dan tuan sekarang sudah jadi pasangan suami istri, tentu saja harus tidur di kamar dan di kasur yang sama. Apa Anda sudah lupa tujuan Anda datang ke sini?”
Seketika Celline jadi teringat apa tujuan dia berada di sini, adalah untuk menghasilkan keturunan untuk keluarga Tuan James.
“Iya, maaf.” Suara Jasmine terdengar lirih.
“Tidak masalah, nona. Tapi, sekarang Anda harus mengingatnya baik-baik.”
“Iya.” Celline mengangguk mengerti.
“Sekarang Anda bisa istirahat. Kamu juga sudah menyiapkan pakaian untuk Anda. Anda bisa melihatnya di dalam lemari itu.”
“Baiklah, terima kasih.”
“Sama-sama, nona. Kalau begitu saya pamit dulu.” Kata Benny sambil menundukkan kepalanya sebagai rasa hormatnya.
Setelah Benny keluar kamar, Celline melihat-lihat seisi kamar James yang terlihat sangat besar dan mewah. Dia juga melihat kamar mandi yang ada di dalam kamar itu. Kamar mandi juga sangat besar. Luas kamar itu beberapa kali lipat dibandingkan dengan kamarnya yang dulu di rumah pamannya.
Celline juga merasa sangat penasaran dengan isi lemari yang Benny tadi katakan padanya. Dia membuka satu per satu lemari itu. Dia melihat pakaian mewah dan elegan yang sudah disiapkan oleh James untuknya. Dia memegang salah satu dari gaun itu dan melihat merk gaun itu.
“Ya ampun….. Bukankah ini pakaian bermerk mahal?” Celline sangat kaget melihat label harga gaun tersebut yang masih terpanpang, belum dibuka.
Celline menaruh baju itu kembali ke dalam lemari pakaian dengan hati-hati supaya tidak rusak. Kemudian dia mengeluarkan pakaiannya dari koper dan menyimpannya di bagian space yang masih kosong.
Setelah selesai, Celline berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tubuhnya sudah merasa lengket. Dia melihat berbagai produk di dalam kamar mandi itu dengan merk terkenal dan harganya pun pasti sangat mahal.
Celline tersadar betapa kaya suaminya itu. Dia mnerasa sangat beruntung bisa tinggal di rumah semewah itu setelah meninggalkan rumah om-nya itu.
Dengan hati-hati Celline menggunakan semua produk yang ada. Selesai mandi dia mengistirahatkan tubuhnya yang lelah di atas tempat tidur.
Tak butuh waktu yang lama, akhirnya Celline bisa masuk ke dalam dunia mimpinya. Sedangkan James sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya. Tak lama terdengar suara ketukan dari luar ruangannya.
“Permisi, tuan. Saya mau melaporkan, saya sudah membawa nona ke dalam kamar.”
“Baguslah kalau begitu. Sekarang kamu boleh pulang. Kalau ada sesuatu di perusahaan, tolong kabari aku segera.”
“Baik, tuan. Saya permisi.” Ucap Benny sambil menundukkan kepalanya dan berjalan keluar dari ruang kerja James.
James melanjutkan kerjanya kembali seteleh Benny pergi meninggalkan ruangannya.
*****
Kini jam sudah menunjukkan pukul 5 sore…………
James berjalan keluar ruangan kerjanya dan berjalan menuju kamarnya. Dia melihat sang istri sedang tertidur pulas. Dia melewati Celline begitu saja dan langsung masuk ke dalam kamar.
Celline merasa terganggu mendengar bunyi suara shower menyala. Dia terbangun dan melihat James baru keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk sepinggang.
Celline langsung membulatkan matanya saat menatap tubuh James yang sangat indah untuk dipandang mata. Dirinya tidak berkedip sedikit pun. James yang sadar dilihat, langsung mengeluarkan suaranya.
Bersambung......