Penguasa Absolute

Aula Lelang VIP - Pasar Hantu Jianghai.

Di balik pintu baja yang dijaga ketat, suasananya berubah total. Jika di luar sana kumuh dan bau apek serta pesing, di sini... baunya seperti bau uang.

Lantai dilapisi karpet merah tebal. Lampu kristal tergantung rapi. Para tamu duduk di sofa-sofa kulit yang nyaman, dilayani pelayan wanita berpakaian kelinci (bunny girl) yang menyajikan champagne.

Ye Chen dan Gu Xian'er duduk di Baris ke 3. Posisi yang cukup strategis.

"Wow..." Gu Xian'er melihat sekeliling dengan mata bulatnya yang berbinar. "Tempat ini mewah sekali, Kak Ye. Kakek jarang membawaku ke sini karena tiketnya mahal."

Ye Chen bersandar santai, merentangkan tangannya di sandaran sofa di belakang bahu Gu Xian'er (posisi merangkul secara halus).

"Biasa saja," komentar Ye Chen. "Masih lebih bagus kamar mandiku di rumah."

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang angkuh terdengar mendekat.

"Xian'er? Sedang apa kau di tempat rendahan seperti ini? Dan siapa orang udik di sebelahmu ini?"

Suara itu terdengar menyebalkan. Sangat menyebalkan.

Ye Chen menoleh dengan malas.

Berdiri di lorong, seorang pemuda tampan dengan setelan jas putih bersih, memegang kipas lipat bergambar naga. Di belakangnya ada dua pengawal kekar berwajah garang.

Lin Feng (24 Tahun). Tuan Muda Keluarga Lin dari Ibukota Beijing. Salah satu dari "Empat Pangeran Ibukota".

Gu Xian'er tersentak kaget. Wajahnya pucat melihat Lin Feng.

"T-Tuan Muda Lin..." cicit Gu Xian'er, tubuhnya merapat ke arah Ye Chen karena takut. "S-saya cuma sedang cari obat..."

"Cari obat?" Lin Feng tertawa meremehkan. Dia melipat kipasnya. Tak! "Kenapa tidak minta padaku saja? Asal kau mau jadi selirku malam ini, aku akan belikan satu apotek penuh untukmu."

Lin Feng lalu menatap Ye Chen dengan tatapan jijik, seolah melihat kotoran di sepatu mahalnya.

"Dan kau, Bocah. Enyah dari sofa itu. Kau membuat udara di sekitar calon wanitaku jadi bau miskin."

Ye Chen tidak marah. Dia malah tersenyum geli. Dia mengambil gelas wine-nya, menyesapnya pelan, lalu menatap Lin Feng.

"Hei, Xian'er," panggil Ye Chen, mengabaikan Lin Feng sepenuhnya.

"I-iya Kak?"

"Di Ibukota itu... apakah semua orangnya punya hobi yang aneh?"

"Hobi aneh?" Xian'er bingung.

"Iya. Hobi suka menggonggong sembarangan padahal tidak ada yang melempar tulang pada mereka," sindir Ye Chen keras-keras.

"Pfftt..." Beberapa tamu di sekitar mereka menahan tawa.

Wajah Lin Feng langsung merah padam. Urat di dahinya menonjol.

"KAU...!" Lin Feng menunjuk hidung Ye Chen dengan kipasnya. "Kau cari mati hah?! Kau tahu siapa aku?! Aku Lin Feng! Ayahku Jenderal Besar di Beijing! Satu telepon dariku bisa meratakan rumahmu!"

Ye Chen meletakkan gelasnya. Dia menatap Lin Feng dengan tatapan bosan.

"Oh, anak Jenderal? Kirain anak anjing," Ye Chen menguap. "Dengar ya, Tuan yang suka Kipas. Aku tidak peduli bapakmu itu seorang Jenderal, Presiden, atau Dewa Langit sekalipun. Kalau kau masih berisik di depanku, akan kubeli bapakmu sekalian buat jadi tukang kebunku."

"BAJINGAN SIALAN!" Lin Feng meledak. "Pengawal! Patahkan kaki orang gila ini!"

"Tunggu!"

Seorang pria tua berjubah sutra emas muncul di panggung lelang. Dia mengetuk palu kayu dengan keras.

TOK! TOK! TOK!

"Tuan-tuan sekalian! Harap tenang! Pelelangan akan segera dimulai!" seru Juru Lelang dengan aura kuat (ternyata dia juga seorang kultivator). "Dilarang berkelahi di dalam aula! Siapa yang melanggar akan di- blacklist seumur hidup dari tempat ini!"

Lin Feng mengertakkan giginya. Dia tidak berani melanggar aturan Pasar Hantu yang dibekingi organisasi misterius.

"Hmph! Beruntung sekali nasibmu, Bocah," desis Lin Feng pada Ye Chen. "Kita lihat saja nanti. Di pelelangan ini, uang adalah raja. Orang miskin sepertimu cuma bisa nonton sambil gigit jari."

Lin Feng berjalan angkuh menuju Baris ke 1 (Kursi VVIP).

Ye Chen hanya tersenyum miring.

"Uang adalah raja ya? Sayang sekali... kalau soal uang, aku ini Dewanya."

Pelelangan Dimulai.

Barang-barang awal hanyalah pemanasan. Pedang kuno, lukisan antik, guci dinasti Ming. Ye Chen tidak tertarik dengan itu semua. Dia sibuk menyuapi Gu Xian'er dengan potongan buah anggur yang disediakan di meja.

"Aaa... buka mulutnya," goda Ye Chen.

"Mmmph... Kak Ye, malu dilihat orang..." Gu Xian'er wajahnya merah seperti tomat, tapi tetap membuka mulut kecilnya.

"Item Selanjutnya!" Juru lelang berteriak semangat.

Seorang asisten cantik membawa nampan tertutup kain merah. Kain itu dibuka.

Wuuush!

Hawa panas langsung menyebar di ruangan ber-AC itu.

Di atas nampan, tergeletak sebuah bunga berwarna merah menyala yang kelopaknya seperti api yang sedang menari.

[Bunga Api Penyucian (Purgatory Fire Flower).]

[Usia: 500 Tahun.]

[Fungsi: Bahan utama 'Pil Pembersih Sumsum' dan dapat menyembuhkan luka dalam akibat energi dingin.]

Mata Gu Xian'er langsung membelalak lebar. Dia berdiri dari posisi duduknya.

"I-itu dia! Bunga Api!" seru Xian'er. "Itu obat yang bisa menyembuhkan kakekku!"

Kakek Xian'er terkena racun dingin saat mengobati pasien tahun lalu, dan sampai sekarang menjadi lumpuh. Hanya bunga ini yang bisa mengobatinya.

Tapi kemudian bahu Xian'er merosot lemas. "Tapi... harganya pasti mahal sekali..."

"Harga pembuka: 10 Juta Yuan (Rp 20 Miliar)!" seru Juru Lelang.

Hening. Harga yang sangat fantastis hanya untuk sebuah bunga.

"11 Juta!" tawar seorang pengusaha tambang.

"12 Juta!"

"15 Juta!"

Harga merangkak naik pelan.

Tiba-tiba, Lin Feng di baris depan mengangkat papan nomornya dengan gaya sombong.

"50 Juta Yuan!"

GASP!

Semua orang menoleh kaget. Langsung melompat ke 50 Juta?!