HIATUS AWOKAOWKA
"Kau akan dibunuh oleh orang yang paling kau cintai."
Chen Huang, si jenius yang berhenti di puncak. Di usia sembilan tahun ia mencapai Dou Zhi Qi Bintang 5, tetapi sejak usia dua belas tahun, bakatnya membeku, dan gelarnya berubah menjadi 'Sampah'.
Ditinggalkan orang tua dan diselimuti cemoohan, ia hanya menemukan kehangatan di tempat Kepala Desa. Setiap hari adalah pertarungan melawan kata-kata meremehkan yang menusuk.
Titik balik datang di ambang keputusasaan, saat mencari obat, ia menemukan Pedang Merah misterius. Senjata kuno dengan aura aneh ini bukan hanya menjanjikan kekuatan, tetapi juga mengancam untuk merobek takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Dewi Langit, Yun Wangshu
Suara jernih Yue Chen yang bergema dalam benaknya bagai lonceng peringatan di tengah kesunyian tak terduga ini. Chen Huang menstabilkan kakinya yang terendam dangkal, membiarkan riak air menyebar. Pandangannya yang tajam terkunci pada sosok yang berdiri di hadapannya, entitas yang memiliki wajah sama persis dengan patung batu yang baru saja mereka temui.
Ia membiarkan pertanyaannya merobek keheningan yang dingin. "Kau... siapa?"
Wanita misterius itu tidak langsung menjawab. Matanya yang tampak seperti cermin yang menyimpan galaksi kuno perlahan bergeser dari Chen Huang. Fokusnya kini sepenuhnya jatuh pada Yun Yuan yang berdiri di sebelahnya.
Tatapan itu terasa lambat, namun mematikan, menyapu dari ujung kaki Yun Yuan yang basah oleh air, melewati pergelangan kakinya yang ramping, naik ke atas sepanjang lekuk tubuhnya yang tertutup pakaian, memindai pinggangnya yang sempurna, hingga akhirnya mencapai rambut kuning pucatnya yang tergerai. Itu adalah tatapan yang tidak hanya melihat fisik, tetapi juga inti jiwanya.
Di balik ekspresi datarnya, senyum tipis terukir. "Kau, apakah kau berasal dari Keluarga Yun."
Suaranya tenang, namun memiliki kedalaman yang mampu menggetarkan setiap molekul udara.
Mata Yun Yuan yang besar melebar, menunjukkan kejutan yang mendalam. Ia segera menyingkirkan tangan Chen Huang yang masih protektif di depannya dengan gerakan yang cepat dan tegas.
Tubuhnya bergerak satu langkah lebih dekat, menunjukkan urgensi yang tak tertahankan. Tubuhnya yang ramping maju sedikit, pinggulnya bergerak halus dalam langkah penuh antisipasi.
"Ya, aku dari Keluarga Yun. Lalu kau... sebenarnya siapa, bagaimana kau bisa mengetahui tentang Keluarga Yun?" Tanyanya, suaranya sedikit tercekat karena rasa ingin tahu yang memuncak.
Wanita itu tersenyum—senyum yang indah namun menyimpan sejuta tahun kepedihan dan sejarah. Dengan gerakan yang lambat, ia memutar poros tubuhnya. Punggungnya yang anggun disajikan kepada mereka, jubah abu-abunya mengalir seperti kabut yang bergerak. Garis punggungnya yang lurus tampak seolah memikul beban ribuan zaman.
"Aku adalah Dewi Langit, atau yang dikenal dengan sebutan... Yun Wangshu." Ia melanjutkan, nada suaranya berubah menjadi melankolis saat ia berbicara tentang masa lalunya. "Seperti yang kau duga, aku adalah leluhurmu. Aku hanyalah Dou Zun yang terjatuh dan sekarang tersegel di sini."
Gelar 'Dewi Langit' memicu ingatan Chen Huang akan pertemuan masa lalunya. Wajahnya menegang, kerutan dalam muncul di antara alisnya, menunjukkan tingkat keseriusan yang ia rasakan.
"Dewi Langit... sebenarnya ada berapa Dewi Langit di dunia ini?" Tanya Chen Huang, menuntut jawaban.
Yun Wangshu, tanpa perlu membalikkan tubuhnya sepenuhnya, hanya memutar kepalanya sedikit. Leher jenjangnya yang indah kini memperlihatkan sisi profilnya yang sempurna, matanya yang seolah bercahaya menatap Chen Huang dengan rasa ingin tahu yang murni.
"Ohh... kelihatannya kau pernah bertemu dengan Dewi Langit yang lain."
Ia kemudian membalikkan tubuhnya kembali ke posisi semula, sepenuhnya menghadap mereka, namun kini ia berbicara dengan nada meratapi nasib.
"Ada tiga Dewi Langit, namun sekarang semuanya telah dijatuhkan, tidak ada yang mengingat kami."
Pada titik ini, Yun Yuan tidak dapat menahan desakannya lagi. Matanya memohon, tubuhnya sedikit condong ke depan.
"Jika kau benar-benar leluhurku... lalu sebenarnya apa asal-usul Keluarga Yun, aku telah mencarinya begitu lama. Tapi sama sekali tidak menemukan apapun, tolong beritahu aku!"
Yun Wangshu bergerak. Itu adalah gerakan yang paling memikat yang pernah disaksikan Chen Huang; ia melayang di atas air tanpa riak, seolah jiwanya yang bergerak dan bukan kakinya. Pinggulnya berayun dengan ritme yang begitu halus, sebuah pergerakan yang nyaris tidak terlihat namun penuh pesona, seperti riak gelombang di danau yang tenang. Ia mendekat, menghilangkan jarak di antara mereka.
"Keluarga Yun diciptakan olehku. Sekitar tiga ratus tahun lalu, namun karena suatu kejadian aku menyerahkan Keluarga Yun kepada orang lain. Dia jugalah yang membantuku untuk menjaga agar kejadian di masa lalu tidak tersebar."
Sambil berbicara, ia mengangkat tangan kanannya yang pucat. Jemari-jemarinya yang panjang dan indah, seolah terukir dari batu giok putih, bergerak perlahan.
Ia menyentuh dahi Yun Yuan dengan ujung jarinya yang dingin. Kontak itu begitu lembut, namun Chen Huang bisa merasakan gelombang energi kuno berdenyut dari titik sentuh itu.
"Dengan ini... kau akan mengetahuinya sendiri."
Melihat transmisi energi yang begitu intim dan mendalam, insting protektif Chen Huang segera bangkit. Matanya menyipit menjadi celah tipis, Dou Qi di tubuhnya secara naluriah bergolak, siap meledak jika terjadi bahaya.
"Apa yang kau lakukan?" Suaranya dipenuhi rasa peduli pada Yun Yuan.
Mata Yun Wangshu memancarkan ketenangan yang tak terbatas, senyumnya menyiratkan janji, bukan ancaman.
"Tenanglah, aku tidak akan melukainya."
Jari pualamnya yang menyentuh dahi Yun Yuan menekan dengan lembut. Pada titik kontak itu, sebuah gelombang energi eterik yang dingin namun padat mengalir deras dari sang Dewi.
Dalam sekejap mata, bagi Yun Yuan, dunia di sekitarnya terbelah. Ia seperti dilemparkan ke dalam pusaran kekosongan, tempat ingatan berwujud pecahan kaca yang berputar cepat. Ia melihat kilasan-kilasan yang kacau balau tentang masa lalu.
Bencana yang menghancurkan era, pertempuran kosmik yang dahsyat—sebuah tarian kehancuran yang dilakukan oleh entitas-entitas yang jauh melampaui pemahaman fana. Cahaya dan bayangan bertarung, setiap benturan energi terasa seperti gempa bumi yang mengguncang inti eksistensi.
Pertarungan dahsyat itu mencapai klimaksnya dengan jatuhnya para Dewi Langit. Ia melihat siluet-siluet perkasa ditekan, dihancurkan oleh kekuatan lawan yang jauh lebih superior, entitas yang tak terbayangkan kekuatannya. Yun Yuan berusaha keras untuk menguraikan wujud musuh itu, namun setiap kali ia mencoba fokus, pandangannya tersumbat oleh kabut merah. Kepala Yun Yuan tiba-tiba terasa seperti ditusuk jarum es ribuan kali, rasa sakit yang tak tertahankan memaksanya untuk memutus kontak. Dalam sekejap, ia dihempaskan kembali ke tubuhnya sendiri, ke lautan air dangkal itu.
Setelah terlepas dari pusaran ingatan, Yun Yuan terhuyung, tubuhnya gemetar, napasnya terputus-putus. Ia terbatuk keras, memegangi dadanya, seolah mencoba menahan paru-parunya agar tidak meledak.
"Apa-apaan itu... benar-benar bencana."
Yun Yuan mencoba menstabilkan diri, lututnya sedikit menekuk karena sisa guncangan energi.
Chen Huang segera bergerak. Tubuhnya yang kokoh mendekat, ia memberikan sentuhan yang sangat lembut pada punggung Yun Yuan. Jemarinya menekan pelan tulang punggung Yun Yuan, mengalirkan sedikit Dou Qi hangat untuk menenangkannya.
"Kau baik-baik saja?" Nada suaranya mengandung perhatian yang tak terselubung.
Sementara Chen Huang menopang Yun Yuan, Yun Wangshu melanjutkan gerakannya dengan keanggunan yang tidak terganggu. Dari ketiadaan, sebuah gulungan perkamen tua yang diselimuti aura energi misterius tiba-tiba muncul di telapak tangannya. Gulungan itu tampak kuno, namun memancarkan kekuatan yang laten. Ia menyerahkan gulungan itu kepada Yun Yuan.
"Kau memang seharusnya mendapatkan ini..."
Yun Yuan, yang masih berusaha mengatur napas, menatap objek di tangan leluhurnya itu dengan bingung.
"Apa itu?"
Yun Wangshu tersenyum lembut. Aura kekalahan yang ia pancarkan sebelumnya semakin memudar, digantikan oleh harapan yang jelas.
"Sebuah teknik dari Keluarga Yun, dan hanya aku yang memilikinya. Namun, diriku yang sekarang sudah tidak bisa melakukan apapun lagi, aku sudah tersegel disini."
Ia mengalihkan pandangan sejenak, menatap mata Chen Huang dengan tatapan yang penuh arti, seolah ia membaca takdir atau rahasia yang tersembunyi.
"Jadi aku akan menyerahkan ini padamu."
Teknik Kultivasi Sembilan Bintang.
Yun Yuan mengulurkan tangannya yang halus, mengambil gulungan itu dari tangan Yun Wangshu. Saat kulitnya menyentuh perkamen kuno itu, gulungan itu langsung bersinar terang. Cahaya keemasan menyelimuti Yun Yuan sesaat, sebuah pertanda sunyi bahwa teknik itu telah mengakui tuannya.
"Teknik ini akan membuatmu menjadi tak terkalahkan suatu hari nanti. Semakin tinggi tingkatnya, maka akan semakin bagus," Yun Wangshu menjelaskan dengan suara yang tenang namun berwibawa.
Yun Yuan mengangkat pandangannya dari gulungan teknik itu, membalikkan wajahnya sepenuhnya untuk menatap lurus Yun Wangshu. Tatapannya kini penuh determinasi.
"Teknik ini... sebenarnya ada berapa tingkat?" Pertanyaan itu, meski diucapkan dengan nada santai, membawa beban ambisi yang besar.
"Pertanyaan bagus. Sesuai namanya, ia memiliki sembilan tingkatan."
Yun Wangshu menguraikan setiap levelnya, suaranya mengalun seperti melodi kuno di lautan kesadaran itu.
...Teknik Tubuh Sembilan Bintang:...
Bintang Pertama: Fajar
Bintang Kedua: Cahaya
Bintang Ketiga: Awan
Bintang Keempat: Baja
Bintang Kelima: Astral
Bintang Keenam: Dewi
Bintang Ketujuh: Takhta
Bintang Kedelapan: Kehendak
Bintang Kesembilan: Abadi
Yun Wangshu mengakhiri penjelasannya dengan pernyataan yang menggemparkan.
"Jika telah mencapai bintang kesembilan, maka kau akan setara dengan Ahli Dou Sheng."
Chen Huang, yang telah memulihkan Dou Qi-nya, menyilangkan kedua lengannya di depan dada yang bidang. Postur tubuhnya memancarkan skeptisisme yang beralasan.
"Jika mencapai tingkatan tertinggi dapat setara dengan Ahli Dou Sheng, itu berarti untuk mencapainya juga perlu usaha lebih. Bahkan mungkin harus mempertaruhkan nyawa. Begitukah... Dewi?" Ia menatap lurus ke dalam mata Yun Wangshu, menuntut kejelasan tentang potensi bahaya.
Yun Yuan, di sisi lain, tampak larut dalam pikirannya, matanya masih terpaku pada gulungan teknik di tangannya.
"Anak muda, kau terlalu berhati-hati," jawab Yun Wangshu, dengan nada geli yang samar.
Kemudian, Yun Wangshu bergerak lagi. Gerakannya kali ini penuh arti. Ia melangkah mendekati Yun Yuan dengan kelembutan yang memikat. Tubuhnya miring sedikit, pinggangnya yang terbungkus jubah berayun halus, membawanya ke sisi kepala Yun Yuan.
Ia membungkuk, wajahnya yang cantik dan ethereal kini sangat dekat, memungkinkan Yun Yuan mencium aroma samar dari aura kuno sang Dewi. Ia berbisik pelan di telinga Yun Yuan, suaranya bagai gesekan sutra.
"Apa dia kekasihmu? Dia begitu peduli denganmu, begitu takut aku akan menyakitimu."
Kalimat yang diucapkan dengan nada godaan itu melumpuhkan Yun Yuan. Darah seketika berdesir deras ke wajahnya, mewarnai pipinya hingga ujung telinga dengan rona merah yang cerah. Dada Yun Yuan terangkat tajam karena terkejut, dan ia langsung mundur selangkah, menjauhkan dirinya dari bisikan mematikan itu.
"Tentu saja bukan!"
Bantahannya terdengar cepat dan sedikit tajam, sebuah refleks spontan yang dibalut rasa malu yang tulus.
Dewi itu tertawa, suara tawa yang jernih dan memuaskan.
"Haha." Ia menegakkan tubuhnya. "Baiklah-baiklah, tenang saja. Teknik itu memang sangat sulit, tapi bukan berarti mustahil untuk mencapai tingkat tertinggi. Setidaknya melatihnya sampai bintang ketiga juga tidak akan membuatmu rugi."
Yun Yuan akhirnya tersenyum tipis. Rasa malunya mereda, digantikan oleh tekad. Ia memegang gulungan itu erat-erat. Ia telah memutuskan.
"Aku akan melatihnya, dan pasti akan mencapai tingkat tertinggi," ucapannya begitu tenang, seolah beban Dou Sheng bukanlah apa-apa.
Chen Huang sempat hendak membuka mulut, mungkin untuk mengulangi peringatannya tentang bahaya. Namun, melihat ekspresi Yun Yuan yang memancarkan keyakinan teguh, sebuah tekad yang bersinar lebih terang dari rembulan merah, ia akhirnya mengurungkan niatnya. Ia memilih diam, menghormati keputusan Yun Yuan.
"Bagus... sekarang kau adalah penerusku, seseorang yang nantinya akan mencapai tingkat yang sama denganku."
Yun Wangshu tersenyum, senyum bangga yang tulus ditujukan hanya untuk Yun Yuan.
Kemudian, tatapannya yang mengandung pengetahuan kuno beralih, kembali tertuju pada Chen Huang. Ia memandang pemuda itu dengan intensitas yang lebih dalam, seolah ia baru saja menyelesaikan pemeriksaan rahasia.
"Satu lagi..." Suaranya kembali bergema, kini membawa perhatian pada rahasia Chen Huang.