Tak pernah terbayangkan dalam hidup Selena Arunika (28), jika pernikahan yang ia bangun dengan penuh cinta selama tiga tahun ini, akhirnya runtuh karena sebuah pengkhianatan.
Erlan Ardana (31), pria yang ia harapkan bisa menjadi sandaran hatinya ternyata tega bermain api dibelakangnya. Rasa sakit dan amarah, akhirnya membuat Selena memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka dan memilih hidup sendiri.
Tapi, bagaimana jika Tuhan mempermainkan hidup Selena? Tepat disaat Selena sudah tak berminat lagi untuk menjalin hubungan dengan siapapun, tiba-tiba pria dari masalalu Selena datang kembali dan menawarkan sejuta pengobat lara dan ketenangan untuk Selena.
Akankah Selena tetap pada pendiriannya yaitu menutup hati pada siapapun? atau justru Selena kembali goyah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Ucapan Lily sore tadi berhasil menghantui pikirannya, bahkan ikut terbawa sampai dirumah. Selena melangkahkan kakinya dengan lunglai masuk kedalam rumah, matanya mengedar menatap sekeliling mencari keberadaan mama Jana dan papa Riza.
"Tumben sepi", gumam nya lirih
Kemudian, Selena berjalan menuju ruang keluarga lalu mendudukkan dirinya dengan kasar dikursi sofa panjang seraya menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya sejenak.
Dari arah dapur samar-samar, ia mendengar suara mama Jana mengobrol dengan papa Riza. Terdengar nada suara mereka seperti tengah membahas sesuatu.
"Papa mau nya acara syukuran kecil aja ma, jangan yang besar dan mewah begitu". Suara papa Riza terdengar
"Tapi, ini kan acara sekali seumur hidup pa. Biar sekalian anak-anak pada kumpul". Suara mama Jana terdengar menyahut
Selena yang mendengar itu, seketika langsung membuka kedua matanya lalu beranjak dari duduknya melangkah masuk kedapur. Ia bersandar dikusen pintu, melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap papa Riza juga mama Jana bergantian.
"Lagi pada bahas apa sih, Pa? Kayak nya seru banget".
Mama Jana menoleh dan sedikit terkejut. Sementara Papa Riza terkekeh pelan melihat anaknya yang tiba-tiba muncul di ambang pintu.
“Loh, kamu udah pulang, Sel?” tanya mama Jana.
Selena mengangguk pelan lalu berjalan mendekat. “Udah, Ma. Tadi mama sama papa lagi bahas apa ?"
“Papa kamu nih,” ujar Mama Jana sambil melirik ke arah suaminya, “maunya acara syukuran pensiun nanti dibuat kecil-kecilan aja. Padahal Mama pikir ini momen langka, sekalian kumpul keluarga besar.”
Papa Riza tertawa kecil sambil mengangkat cangkir tehnya. “Ngapain rame-rame, Ma. Papa cuma mau doa bareng, makan sederhana. Udah cukup itu.”
Selena duduk di kursi kosong di dekat tempat duduk papa Riza. “Aku sih setuju sama Mama. Kapan lagi ada acara kayak gini. Sekalian aja undang saudara-saudara yang udah lama gak ketemu, Pa.”
“Loh, kamu ikut Mama, ya?” goda Papa Riza pura-pura marah.
“Ya iyalah Pa, biar rame. Lagian udah lama rumah ini gak serame dulu.” Selena tersenyum tipis, tapi nada suaranya terdengar sedikit sendu.
Mama Jana memperhatikan raut wajah putrinya itu yang tiba-tiba berubah.“Sel, kamu gak apa-apa kan? Capek, ya? Dari tadi mama perhatikan kamu kayak banyak pikiran.”
Selena buru-buru menggeleng. “Enggak, Ma. Cuma... agak pusing aja.”Kilah nya berbohong seraya mengulas senyum tipis, berusaha menutupi kekalutan yang belum hilang sejak sore tadi.
"Gimana sidang tadi nak? Lancar kan ?" Ujar papa Riza bertanya seraya meletakkan kembali cangkir teh nya diatas meja.
"Lancar pa". Jawab Selena lirih sembari menganggukkan kepalanya pelan. Wajahnya terlihat semakin lesu.
Papa Riza dan mama Jana yang melihat itu hanya bisa menarik nafas panjang dan saling pandang. Kemudian, papa Riza menggeser duduknya lebih dekat dengan Selena.
Ia elus dengan lembut Surai panjang putri semata wayang nya itu dengan penuh kasih sayang.
"Sel... Jadikan yang kemarin sebagai pelajaran, jangan terlalu dalam-dalam mikirnya. Ingat, kamu harus selalu jaga kesehatan. Banyak tanggungjawab yang masih harus kamu pikul. Percaya sama papa, nanti akan ada hari bahagia mu, bahkan melebihi kebahagiaan kemarin. Nanti, akan ada seseorang lagi yang bisa bersyukur memiliki mu". Ucap Papa Riza dengan lembut
Selena menoleh menatap papa Riza sambil mengulas senyum cantik nya yang terlihat dipaksakan.
"Pa, aku udah gak mau mikirin tentang pasangan lagi. Cukup papa sama mama tetap disini temani Selena..." Ia menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. "Selena cuma mau fokus lebih kembangin cafe sama toko kue, udah itu aja sekarang yang Selena pikirin".
Mama Jana tersenyum hangat sambil menepuk pelan lengan Selena.
“Kalau begitu, Nak, papa dan mama akan selalu dukung kamu. Fokus sama apa yang kamu mau, tapi jangan lupa tetap jaga diri sendiri ya,” ucapnya lembut.
Selena mengangguk, setelah itu ia berdiri dari duduknya. "Ma.. Pa.. Selena pamit ke kamar duluan yaa. Mau bersih-bersih".
"Hmm.. Langsung istirahat Sel. Jangan banyak pikiran". Kata Papa Riza
"Iya pah, Selena tau".
Setelah itu, ia berbalik badan dan bergegas melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya. Selena menutup pelan pintu kamar tersebut, menarik nafas panjang lalu duduk ditepian ranjang.
Agaknya, ucapan Lily tadi masih terus terngiang-ngiang dikepalanya dan tak mau pergi.
"Cakra Maheswara, kamu ingat Sel?"
"Cakra yang bawa kamu ke rumah sakit".
"Dia kayaknya pengen ketemu sama kamu deh, Sel".
"Aaarrgghhh..." Selena menggeram frustasi seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Kenapa kamu harus kembali lagi, apa kamu mau melihat penderitaan ku? Gak puas kah kamu, Kra?". Monolognya sendiri seolah pria yang bernama Cakra itu berada tepat dihadapannya.
Namun, tiba-tiba ponsel nya yang ada didalam tas berdering. Dengan malas Selena merogohnya dan melihat siapa yang menghubungi nya malam-malam begini.
Kalau Lily pasti tidak mungkin, sebab tadi dia bilang mau pergi kencan bersama kekasih nya.
Seketika dahi Selena mengernyit saat melihat nomor tak dikenal memanggil nya.
"Nomor siapa ini?" lirih nya bergumam
Tanpa ragu-ragu, Selena langsung menggeser tombol hijau lalu menempelkan benda pipih itu ditelinga kirinya.
"Selena..."
Deg!
Suara berat itu...
.
.
.
Haii genggsss jangan lupa dukungannya! Like, vote dan komen .. Terimakasih 🎀🌹
seperti diriku jika masalah keungan tipis bahkan tak ada bayangan
Maka lampirku datang 🤣🤣🤣
dan sekarang datang