Mengkisahkan Miko yang terjebak lingkaran setan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romi Bangun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SENYAP
Sebulan berlalu sejak sore kelulusan itu. Tes kesehatan, masa training, hingga akhirnya hari ini aku resmi masuk kerja.
Walau statusku magang, aku menjalaninya sepenuh hati.
Hari pertama aku ditempatkan di sektor pengelasan.
Ruangan luas dengan bau logam, percikan api, suara bising, dan lantai berdebu. Teman baruku sekarang.
Aku bekerja tanpa banyak bicara. Menjawab seperlunya, menghindari interaksi lebih.
Bukan karena sombong, tapi karena fokusku cuma satu: hutang.
Meski dalam hati rindu dengan teman lama, tapi aku harus tetap fokus. Tujuanku ialah hutang.
Tanpa kusadari, sudah lama aku benar-benar berhenti judol.
Tidak ada euforia, tidak ada kemenangan. Uang habis, tapi rasanya justru tentram.
Faktanya aku harus berhutang lagi dari pinjol. Untuk biaya hidup satu bulan kedepan.
*Sisa uang pegangan sudah habis untuk hidup sebulan semasa training
Fakta pahit, tapi tetap harus bersyukur.
"Anu, mas. Ini begini sudah cukup belum?" aku menunjuk hasil las-lasan yang ku kerjakan.
"Udah bagus Miko. Tapi jangan buru-buru target, kualitasnya dipertahankan dulu.." ucap seniorku sambil meraba hasil las-lasan ku.
Setidaknya hari ini berjalan lancar tanpa drama.
Sore tiba, saatnya pulang. Tak ada nongkrong, kopi sore, atau apapun itu. Yang ada hanya kerja dan pulang. Begitu seterusnya.
Hari demi hari berlalu, aku mulai paham cara kerja baru. Menjadikan pekerjaanku lebih ringan daripada sebelumnya.
Hari ke 28, sore hari di kosan sepulang kerja
"Lancar yang kerjanya?" tanya Naila penasaran.
"Lancar kok, kamu gimana?"
"Aku akhir-akhir ini lembur terus. Capek banget......." keluh Naila manja menceritakan kesehariannya.
"...ya sudah, intinya jangan maksain. Jaga badan biar sehat terus." jawabku.
Setelah obrolan daring yang lama, aku menutup telepon. Kemudian membaringkan punggung di kasur yang keras.
Langit-langit kosan yang kusam memudarkan pandanganku. Mata terpejam. Namun kepala tetap berisik mengganggu.
Karena tambahan hutang kemarin, kini nominalnya bengkak menjadi sepuluh juta.
Dan mulai bulan depan aku harus mencicil sebesar dua setengah juta. Seterusnya sampai hutang lunas.
"Gila.. gaji gak seberapa, cicilan luar biasa.."
"..coba aja gue gak sebegitu gilanya judol..."
Aku menggerutu dengan mata yang masih terpejam. Tangan ku angkat menyentuh rambut sambil mengusapnya keras.
Gaji akan turun empat juta. Cicilan dua setengah. Artinya, sebulan hidup satu setengah juta.
"Cukup nggak cukup..." sambung ku.
Ponsel ku nyalakan, ku buka YouTube. Mencari lagu favoritku untuk menemani tidur hari ini.
Sayangnya diantara ketenangan itu, bayangan masa lalu muncul tanpa diminta.
~Setahun yang lalu, saat libur kerja hari Minggu
"Ayolah... turun ke nomer sembilan.."
Klotok klotok, tring!
Kamu menang Rp7.200.000
"Nahh kan... gitu dong. Tebakan gue emang mantep!"
Hari itu aku jackpot tujuh juta dari roulette. Sialnya, hari itu juga adalah titik jatuhnya diriku.
"Nah ayo-ayo turun lagi yang bener.."
Klotok klotok
Tak ada dering kemenangan. Kosong. Taruhan dua ratus ribu yang ku pasang tak membuahkan hasil.
Itu berlanjut sampai taruhan ke lima. Satu juta melayang.
Ikhlas? Tentu tidak.
Ku gulir layar, beralih ke laman slot. Seperti biasa. Dragon Ways.
Tirai terbuka dengan lembut. Sambutan berkilau oleh simbol naga emas yang cantik.
Huruf China berjejer rapi di reels layar. Angka taruhan masih seperti sebelumnya. Tertera di layar: Empat ribu.
"Masih ada enam jutaan, kasih bet gede sekalian lah..."
Taruhan terpasang, empat puluh ribu. Spin berjalan terus-menerus. Kadang meledak, kadang tanpa suara.
Terus begitu sampai saldo tergerus kejam. Namun entah pada putaran ke berapa....
SCATTER 10X Spin Gratis Didapatkan
Salah satu momen luar biasa terukir dalam hidupku. Momen yang tak bisa dicapai oleh banyak orang di dunia ini. Aku yakin itu.
Mendapatkan SCATTER dengan bet empat puluh ribu.
Aku beranjak dari tidur, duduk bersila dengan ponsel yang ku genggam. Tak lupa menyalakan rokok sebelum memulai.
Dan saat reels mulai berputar.
Cling... Cling...
Cling.. Cling... Cling
...
Nol. Benar-benar nol. Tak ada lebihan atau imbuhan. Nominal paling hina yang pernah ku lihat sedari dulu aku bermain slot.
Aku masih menatap layar kecewa. Rokok yang baru setengah terbakar aku banting ke lantai. Percikannya terlempar kemana-mana.
"Apa-apaan cok! Asu banget!"
Mata beralih ke sisa saldo: Rp22.980
Dari tujuh juta sampai dua puluh ribu. Kemana angka besar yang tadi sempat ku miliki?
Tanpa berpikir panjang aku keluar dari situs. Memeriksa sisa saldo tabungan. Masih sekitar empat belas jutaan.
"Bodoamat, cacing-cacing naga-naga!" ucapku ketus, kesal, emosi.
Satu juta pertama ku habiskan pada game yang sama. Kemudian naik ke dua juta.
Merasa lelah, deposit ku turunkan ke dua ratus ribu. Kecil. Dan terakhir. Pikirku.
"Udah nih terakhir dua ratus. Kalau sampai zonk lagi, gue sumpahin bandar mampus ke tabrak tronton!"
Deposit berhasil, namun angka taruhan menjadi turun. Hasilnya menang di awal dua juta.
Tapi dua juta pun tak menutup rasa panas dari dalam diriku. Meski hampir mengembalikan modal dari tabungan, tujuanku bukanlah itu.
Aku ingin lebih. Tujuh juta yang tadi harus kembali.
"Anjing cuma segini.. gue mau tujuh juta yang tadi cokkkk!!"
Aku masih bersikeras. Taruhan naik lagi. Reels berputar lagi. Dan hasilnya? Lenyap lagi.
Niatku, ini deposit terakhir. Faktanya hatiku mendidih seperti air yang dipanaskan dengan tungku peleburan logam.
Sampai pada akhirnya, lebih dari separuh tabunganku habis. Tanpa ada "balik modal" yang ku impikan.
Awal dimana hidupku mulai terasa janggal.
Awal dimana hidupku terasa berat.
Awal dimana rokok filter berubah menjadi kretek murahan.
Serta awal dari kehidupan yang semakin hancur bukan semakin membaik.
Dan pada hari ini, sore dimana aku telah menjadi pekerja di perusahaan baru. Hari dimana aku berhasil melewati masa hancur.
Aku berkomitmen kepada diri sendiri.
"Stop judol.. atau keluarga yang bakal jadi taruhan."
Keseharian mulai berubah. Yang awalnya lupa mekanik game, kini aku mendalaminya lagi sebagai pengalih.
Puluhan buku komik yang dulu aku beli mulai terbaca setelah sekian lama berdebu. Anime juga kini rasanya kembali asik.
Entah beberapa hari yang lalu juga, aku menemukan grup menarik di Facebook.
Grup Rehabilitasi Kecanduan Judol
Nama yang menarik. Sesuai yang ku butuhkan. Dan sesuai nama juga, isinya keluhan ribuan pecandu judol yang merasa hidupnya telah hancur.
Dengan semua dilema dan cerita ini, aku semakin paham atas bahaya judol. Makanya berani untuk diriku berkomitmen.
Aku menutup hari dengan tidur. Nyenyak. Lebih nyenyak dari biasanya.
Sembari menghitung hari menunggu gajian pertamaku. Serta terus berharap agar hidupku selalu dimudahkan.