NovelToon NovelToon
Laluna (Cinta Si Gadis Lugu)

Laluna (Cinta Si Gadis Lugu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: rizkysonia

"aku...aku hamil Rayan !!" teriak frustasi seorang gadis
" bagaimana bisa laa" kaget pemuda di depannya.

Laluna putri 19 tahun gadis desa yatim piatu yang tinggal bersama neneknya sejak kecil.
Rayyan Aditya 22 tahun mahasiswa semester akhir anak orang berada asal kota.
Alvino Mahendra 30 tahun CEO perusahaan besar AM grup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rizkysonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22.

.

.

.

malam ini Luna begitu bahagia saat Rayyan mengajak berkunjung ke desa.. Ia sudah kangen banget sama nenek nya. Sambil beresin barang yang mau di bawa Luna bersenandung kecil dengan senyum yang tak pernah pudar dari bibir nya.

Tak sabar rasanya menunggu esok tiba.

" lagi apa nih bunda.. kok seneng banget kayaknya" Rayyan yang baru masuk ke kamar nya

" iya kak aku seneng banget, sudah tak sabar nunggu esok... Bagaimana ya reaksi nenek ketika aku sampai disana tanpa kabar lebih dulu... Pasti nenek juga seneng

ia kan kak?" Rayyan tersenyum mendengar nya.

" pasti... Ayo sekarang istirahat dulu besok pagi kita langsung berangkat" Rayyan memeluk Luna sambil berbaring

" aku sayang kamu laa" bisiknya pelan

Mereka tidur sambil berpelukan, menikmati kehangatan yang ada.

****************

Suara roda mobil berhenti di depan rumah mungil yang dikelilingi kebun pisang dan pohon jambu. Udara desa terasa sejuk, aroma tanah basah dan rumput liar bercampur jadi satu. Dari jendela mobil terlihat sosok tua berjilbab abu-abu, sedang menatap heran ke arah mobil

“Lunaaa... Rayyan...! Alhamdulillah kalian datang Nak!” seru Nek Lasmi dengan suara serak tapi hangat.

Luna cepat turun dari mobil, memeluk neneknya erat. “Nek, Luna kangen banget...” ucapnya, matanya sedikit berair.

Rayyan ikut tersenyum, menunduk sopan. “Assalamu’alaikum, Nek. Maaf baru bisa datang ke sini.”

“Wa’alaikumussalam... ah, cucu Nek sekarang makin tampan aja. Dan Luna, tambah berseri, ya. bumil emang beda ya aura nya,” goda Nek Lasmi disambut tawa kecil dari Luna yang malu-malu.

Di dalam rumah, suasana desa terasa menenangkan, aroma kopi hitam dan singkong rebus menyambut dari dapur. Luna duduk kursi minimalis yang terbuat dari kayu, sementara Rayyan membantu Nek Lasmi menyiapkan teh hangat.

“Luna, bagaimana keadaan kamu sekarang, nenek selalu mencemaskan kamu nak,” kata Nek Lasmi, sambil menggenggam tangan Luna

Luna menatap ke luar jendela, senyum muncul di bibirnya. “aku baik nek, Alhamdulillah mama juga sudah bisa Nerima aku sekarang nek” jawab Luna yakin

“syukurlah kalau begitu, nenek selalu mendoakan kamu, nenek harap kamu selalu bahagia sayang "

" terimakasih atas doanya nek, aku tau ini semua berkat doa nenek"

Rayyan segala meninggalkan mereka supaya bisa melepaskan rindu nya.

.....

Suasana menjadi penuh canda. Namun di sela tawa, Luna menatap Rayyan dengan lembut.

“Terima kasih ya, kak, sudah mau nganter aku ke sini. Aku tahu kak Rayyan cape.”

Rayyan mengelus punggung tangan Luna. “Aku ingin kenal semua yang penting buat kamu, termasuk Nek Lasmi. Lagipula, aku juga kangen suasana disini. Damai.”

Sore harinya, mereka berjalan ke sawah belakang rumah. Matahari mulai condong ke barat, langit berubah jingga keemasan. Angin meniup lembut rambut Luna.

Rayyan menggenggam tangannya, berbisik, “Kalau nanti anak kita lahir, aku mau dia juga main ke sini. Biar tahu, bahwa cinta orangtuanya tumbuh dari tempat seindah ini.”

Luna menatapnya lama, matanya berkaca. “Kamu tahu nggak, kak.. Aku merasa jadi perempuan paling beruntung setelah mengenal mu waktu itu”

Rayyan tersenyum, menunduk, lalu mencium punggung tangan istrinya dengan lembut.

“Kalau begitu, aku janji akan terus membuatmu merasa begitu, lalaa.”

Di kejauhan, suara adzan magrib menggema dari surau kecil di ujung desa. Mereka berjalan pulang pelan, diiringi suara jangkrik dan aroma nasi yang baru matang dari dapur Nek Lasmi.

Malam itu, cinta terasa sederhana tapi sempurna—dalam cahaya lampu dan kehangatan keluarga.

****************

Pagi itu, embun masih menempel di ujung daun singkong, sementara suara ayam bersahutan dari kejauhan. Sinar mentari yang lembut menembus sela-sela jendela rumah Nek Lasmi. Luna terbangun lebih dulu, menatap wajah Rayyan yang masih terlelap di sampingnya.

Ia tersenyum kecil, mengelus rambut suaminya.

“hari ini kita udah balik ke kota… cepat banget ya waktu di sini,” gumamnya pelan.

Rayyan membuka mata, menatap Luna sambil tersenyum.

“Hmm, kamu belum tidur lagi?”

“Enggak. Aku cuma lagi mikir… enak banget hidup di desa. Tenang, adem, dan… semuanya terasa sederhana.”

Rayyan mengangguk, lalu menatap keluar jendela. “Iya, aku juga ngerasa kayak gitu Nek Lasmi benar-benar bikin suasana rumah ini hidup.”

Tak lama kemudian, suara Nek Lasmi memanggil dari dapur,

“Luna, Rayyan, ayo sarapan dulu! nenek udah masak sayur asem sama ikan bakar!”

Luna bergegas ke dapur membantu, tapi Nek Lasmi menolak dengan tawa kecil.

“Sudah, Nak. Kamu kan lagi hamil, biar Rayyan aja yang bantu ambilin piring.”

Rayyan terkekeh malu, lalu menurut. “Siap, Nek. Perintah diterima.”

Mereka makan bersama di teras rumah, ditemani suara gemericik air sungai. Angin berhembus lembut membawa aroma sawah basah. Luna menyuap nasi pelan, sesekali menatap ke arah kebun belakang.

“Nek, nanti kalau bayi kami lahir, Luna mau ajak ke sini lagi ya,” katanya dengan mata berbinar.

Nek Lasmi tersenyum lembut, mengusap bahu Luna.

“Tentu, Nak. Rumah ini selalu terbuka untuk kalian. nenek udah tua, tapi hati nenek senang sekali lihat kalian bahagia.”

Suasana tiba-tiba hening. Ada keharuan yang mengambang di udara.

Rayyan menunduk sebentar, lalu berkata,

“Nek, makasih ya udah nyambut kami. Luna jadi banyak senyum selama di sini.”

“Ah, dasar kamu, Rayyan,” jawab Nek Lasmi sambil terkekeh. “Jaga Luna baik-baik, ya. Jangan biarin dia sedih lagi. Dia itu lembut, tapi hatinya kuat.”

Sore menjelang, mereka bersiap-siap pulang. Luna berjalan pelan ke kebun belakang, menatap hamparan hijau sambil memegang perutnya yang mulai membesar.

“Di sini, aku ngerasa hidupku lengkap, kak” ucapnya pelan.

Rayyan memeluk bahunya dari belakang. “Aku janji, kita bakal sering ke sini. Biar anak kita kenal aroma tanah, bukan cuma suara kota.” tentu saja Luna senang mendengar nya.

"Luna ini jangan lupa kamu bawa buat disana" nek Lasmi membawa beberapa sayuran juga cabe dan teman-temannya...

" yang hasil tadi kita panen ya nek" tanya Rayyan antusias

" iya... Maaf ya nenek tidak bisa berikan apa-apa untuk oleh-oleh " ucap nek Lasmi

" nenek jangan ngomong gitu dong, ini aja sudah lebih dari cukup, apa lagi ini sayuran hasil kerja keras nenek yang pasti dirawat dengan penuh cinta" canda Rayyan sengaja biar nek lasmi dan Luna bisa senyum lagi.. Dan berhasil... Mereka terkekeh suasa kembali hangat.

" kami pergi dulu ya nek.. Nenek baik-baik disini nanti kalau Luna lahiran nenek mau ya kesana" kata Luna sambil memeluk neneknya

" kalau nenek sehat pasti nenek mau, mau banget malah"

" terimakasih nenek.. Nenek adalah nenek terhebat yang Luna punya " bisik Luna dengan mata yang berkaca-kaca.

Saat mobil mulai menjauh dari rumah, Nek Lasmi berdiri di tepi jalan, melambaikan tangan. Wajahnya tersenyum, tapi matanya basah.

Luna tak kuasa menahan air mata. Ia membuka kaca mobil, melambaikan tangan sambil berteriak,

“Nek… jaga diri baik-baik yaaa! Luna sayang nenek”

Nek Lasmi mengangguk, suaranya parau tapi tegas.

“Nenek juga sayang kalian, Nak! Hati-hati di jalan!”

Mobil perlahan hilang di tikungan, meninggalkan debu halus dan kenangan hangat yang tertinggal di desa itu.

Di dalam mobil, Rayyan menggenggam tangan Luna erat.

“Jangan sedih, laa. Ini bukan perpisahan, tapi janji untuk kembali.”

Luna menatapnya, senyum tipis di bibirnya. “Iya, kak. Janji untuk kembali… ke tempat di mana cinta kita terasa paling sederhana tapi paling tulus.”

.

.

.

tunggu beberapa bab lagi ya sampai kita masuk ke konflik terberat nya...

Jangan lupa tetap dukung author dengan cara like dan komen dan vote ya..

Love

You

😍

1
kalea rizuky
sosok alvino kok belom muncul
inchieungill
paling ceritanya klasik, Rayyannya accident, trus koma, paling banter mati.. 😆
Suanti: nanti yg salah kan luna, ibu meri kembali benci ke luna, gara2 luna ank nya rayyan kecelakaan 🤭
total 1 replies
Maryatul qibthiyyah
semangat author, sehat selalu ya, kalau berkenan mampir yuk🙏
Shoot2Kill
Thor, kapan update lagi?
Nia Sonia: mohon di tunggu ya ka☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!