NovelToon NovelToon
DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Kehidupan di Kantor / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Momen haru dan ancaman dari luar

Bram tersenyum sinis, kegelapan dan tatapan mengintimidasi mendominasi ekspresinya. "Kau sudah bangun, rupanya," ia berkata, suaranya dipenuhi ancaman. Freya yang masih terikat menatapnya tajam, hatinya dipenuhi tekad. "Aku tidak akan pernah tahu kalau aku tidak pernah bertanya," jawab Freya. "Kau tidak akan berhasil, Bram."

Bram tertawa. "Pria malang itu tidak akan pernah bisa menyelamatkanmu," ia menyindir. "Ia sudah cukup menderita."

Freya menahan emosinya. "Apa yang telah kau lakukan?" ia bertanya, matanya berkaca-kaca karena amarah.

"Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan," jawab Bram santai, melangkah mendekat. "Kau ingin aku memberitahumu? Baiklah. Aku akan memberitahumu segalanya. Semua tentang kecelakaan itu, semua tentang siapa bosku, dan semua tentang..."

Sebelum Bram menyelesaikan kalimatnya, lampu tiba-tiba menyala, membuatnya menyipitkan mata. Suara sirene polisi terdengar dari luar. Bram melihat ke jendela dan wajahnya memucat. Dimas berdiri di ambang pintu, dikelilingi oleh beberapa polisi.

"Tangan di atas!" teriak salah satu polisi. "Kami tahu kau ada di sini!"

Bram membeku, tidak mampu bergerak. Polisi langsung masuk dan menangkapnya. Dimas mendekati Freya, membebaskannya dari ikatan.

"Dimas! Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?" Freya bertanya, masih terkejut.

Dimas mengeluarkan sebuah surat yang sudah dilipat dengan hati-hati dari sakunya, tangannya sedikit gemetar. "Sebelum kecelakaan terjadi, Dante sempat menemuiku," ia menjelaskan. "Kami mengobrol sebentar, lalu dia mengatakan bahwa dia merasa tidak enak. Dia memberiku ini, dia bilang, 'selalu jagalah Freya saat aku tak ada, karena aku memiliki firasat tak enak tentang diriku'."

Freya menatap surat itu, matanya berkaca-kaca. Hatinya mencelos. "Surat yang kau genggam saat di rumah sakit?" tanya Freya.

Dimas mengangguk. "Ya, ini surat dari Dante."

"Tapi siapa yang menyuruhnya?" tanya Freya, tatapannya menyiratkan pertanyaan.

Dimas menghela napas, sorot matanya yang tenang kini dipenuhi kemarahan. "Orang yang menyuruh Bram mencelakai Dante... adalah kekasih baru Nayla yang ada di luar negeri," jawab Dimas. "Aku tidak tahu siapa dia, juga tidak tahu dari mana asalnya." Ia menatap Bram yang sudah diborgol. "Ia pasti sedang kabur dari negara ini."

Freya terdiam. Ia memproses informasi itu, hatinya dipenuhi amarah. "Lalu bagaimana kau menemukan Bram?" tanya Freya.

"Aku juga tidak bisa diam setelah melihat Dante terbaring di sana," ujar Dimas, ia mengepalkan tangannya. "Aku sangat marah! Jadi aku juga menyewa peretas, sama seperti yang kau lakukan."

Freya menatap Dimas dengan tatapan kagum. Ia menyadari bahwa Dimas telah membantunya mencari tahu dalang dibalik semua ini.

Sementara itu, di puncak gedung pencakar langit di suatu tempat yang jauh, seorang pria yang tidak diketahui asalnya sedang menelepon seseorang. "Bram sudah ditangkap," suara di ujung telepon melaporkan. "Dan yang paling penting, Dante masih hidup."

Pria itu mendengarkan, tatapan matanya kosong. Seulas senyum sinis muncul di wajahnya. "Begitu ya," jawabnya pelan. "Tidak masalah." Ia memutus telepon dan berbalik. Asistennya berdiri menunggu di belakang.

Pria itu menatap asistennya. "Satu hal yang tidak boleh kalian lupakan," ia berkata, suaranya dipenuhi ancaman. "Jangan biarkan Nayla tahu hal ini." Asistennya mengangguk.

Tiba-tiba ponsel Dimas berdering. Dia mengangkatnya, matanya langsung melebar. Freya menatapnya dengan cemas. "Ada apa?" tanya Freya.

Dimas merasa lega, ia tersenyum. "Kania menelepon. Dante siuman! Setelah berhari-hari, akhirnya dia bangun juga!"

Senyum mengembang di wajah Freya, matanya berkaca-kaca. "Ayo! Kita pergi ke sana sekarang juga," kata Freya, tangannya menarik tangan Dimas.

Dimas mengangguk. Dia membuka pintu mobilnya dan mempersilakan Freya masuk.

Di dalam kegelapan yang pekat, Dante mengambang. Ia merasakan kesunyian yang mencekam. Namun, perlahan, kesadarannya muncul kembali. Ia merasa seperti baru saja kembali dari tidur yang amat panjang. Hal pertama yang ia rasakan bukanlah cahaya, melainkan sebuah suara. Suara itu bukan berasal dari luar, melainkan bergema dari dalam dirinya sendiri, sebuah bisikan tak terlihat yang sangat familier.

Ia memanggil nama suara itu dalam benaknya. "Gema."

Sebuah respons langsung muncul, gema yang terasa menenangkan. [Aku di sini. Aku akan selalu ada di setiap kebangkitan.].

Dante bersyukur karena suara itu masih ada, karena ia masih bisa merasakan Gema. Ia menyadari Gema bukanlah sekadar asisten digital, melainkan bagian dari dirinya. Bagian dari kesadaran yang menuntunnya, membentuknya menjadi pribadi baru yang logis dan kuat. Meskipun dunia luar terasa samar, suara Gema menjadi satu-satunya jangkar yang menahan dirinya. Ia tahu, selama Gema ada, ia tidak akan pernah benar-benar sendirian.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar rawatnya terbuka. Sosok ibunya, Hani, masuk diikuti oleh Kania, co-founder Gemagroup. Keduanya tampak lega melihat mata Dante terbuka. Kania, yang biasanya tampak tegas, menunjukkan kelegaan yang besar saat menghampiri Dante.

"Dante, kamu sudah bangun, Nak!" ucap Hani, matanya berkaca-kaca. Ia meraih tangan putranya, menggenggamnya erat.

"Bos... Kami sangat khawatir," Kania berucap, suaranya pelan dan penuh emosi.

Dante tersenyum kecil, meyakinkan mereka. Ia merasakan kehangatan dari sentuhan ibunya, yang mengingatkannya pada semua orang yang ia perjuangkan. Matanya kini fokus pada Kania.

"Aku baik-baik saja," katanya, suaranya serak.

Kania mengangguk, lalu berbisik. "Bos, kamu tidak sendirian. Sebentar lagi, orang yang kamu cintai akan datang."

Tak lama setelah itu, pintu terbuka lagi. Freya muncul, air mata membanjiri wajahnya yang berlinang. Ia berjalan cepat mendekat, diikuti oleh Dimas yang berdiri di ambang pintu, memberi ruang untuk mereka berdua. Freya memandang Dante, tatapannya menyiratkan campuran kelegaan, kekhawatiran, dan rasa sakit yang mendalam.

"Dante..." bisiknya, tangannya menutup mulut yang gemetar.

Dante mencoba mengangkat tangannya, meraihnya, dan membelai pipinya. Ia ingin menghapus setiap tetes air mata yang jatuh. Namun, ia tidak bisa.

"Aku sangat takut..." ucap Freya, terisak.

"Freya..." panggil Dante dengan suara yang masih serak. Ia ingin mengatakan bahwa ia baik-baik saja, bahwa ia di sini bersamanya, tetapi kata-kata itu sulit keluar.

Freya membungkuk dan memeluknya. Ia membenamkan wajahnya di dada Dante, membiarkan isak tangisnya pecah.

Hani, melihat putranya dan Freya, merasa tersentuh. Perlahan, ia mendekati Freya dan memeluknya. "Jangan menangis lagi, Nak," ucap Hani sambil mengusap air mata Freya dengan lembut. "Dante sudah siuman." Freya mendongak, matanya yang basah menatap Hani. "Terima kasih, Tante," ucapnya, suaranya tercekat. Hani tersenyum dan membalas, "Jangan panggil Tante. Panggil saja Ibu." Freya mengangguk, dan dengan suara penuh haru ia berkata, "Ibu."

Dimas berkata pada Dante,"Bos, setelah kau sembuh, aku akan berbicara denganmu. Ini masalah serius".

1
Ariski
bagus thor. lanjutkan thor jngn lama lama up nya
Was pray
Lucas terlalu hebat buat dante, ibarat anak TK melawan profesor... ambisi yg tak terkontrol menghilangkan kewaspadaanmu dante
Was pray
dante masih kalah jaaauuuuuh sama Lucas, dalam tekhnologi dan strategi, nyatanya komunikasinya disadap sama Lucas saja tidak tahu padahal dulu sebelum freza ke Amerika, udah ada keterlibatan Lucas dengan bima sebagai bidaknya utk menghancurkan xy grup, trs kasus kecelakaan dante juga Krn Lucas ,tapi sampai detik ini gak ada tindakan dante terhadap tindakan lucas
Was pray
dante gak dikasih tau sama gema soal Lucas yg menargetkan freza-?
Was pray
Lucas itu sebenarnya dendam dengan dante apa sama freza sih? jadi di sini yg jadi korban itu dante apa freza?
Was pray: waduh.... othor nih .. malah main rahasia rahasian .. kan jadi pinisirin...
total 2 replies
Was pray
jangan janji dante tapi berusaha , karena janji itu berat, seberat rindu... kata Dylan... 🤭🤭
Khusus Game: Ebuzet....🤣
total 3 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: hadir ka. aman..
total 1 replies
Was pray
Nayla sumber masalah, kalau sumber duit sih menguntungkan... lah ini sumber masalah ya bikin buntung bukan untung.... 😄😄😄
Khusus Game: Punya mantan ke gini ribet juga ya🤣
total 1 replies
azizan zizan
ada kejanggalan bila baca(SUARA AKU KEMBALI TERDENGAR) apa tu... ini seolah-olah kau buat cerita tentang diri kau sendiri Thor.. kalau Gini yah sudah lah jadi hilang serinya aku buang aja lah dari rak baca ku...cisss hilang semangat terus mau baca...
Khusus Game: Oke k. makasih informasinya.👍🙏
total 1 replies
azizan zizan
ngapain emosi sama perempuan jalang itu malah gama yang di tengking nya.. apa kau lupa masa kau terpuruk gama yang bantuin kamu.. dasar lupa daratan...
azizan zizan
memerhati dahulu...
Khusus Game: siapp.. KA.. akoh siap dihujat🤣
total 1 replies
azizan zizan
hmmm... ini berkisarkan kehidupan dengan sistem ya... aku harap si ATHOR bijak mengolah alur ceritanya ya.. jangan jadi seperti novel2 yang sama seperti ini.. kebanyakkan mc jadi tolol tidak pernah belajar dari kesilapan... walaupun ini berkisahkan fantasi biar alurnya agak berlogokan lah gitu...
Was pray
freza selamat karena keberuntungan kan? orang yg merasa dirinya sukses biasanya akan hilang kewaspadaannya. termasuk dante juga. kejadian ini moga aja menyadarkan freza dan dante bahwa dirinya masih jauh dari zona aman sehingga jangan terlalu nyaman
Khusus Game: setuju, betuy cekali
total 1 replies
Was pray
bram lebih cerdas dari freza, strategi bisnis memang freza cerdas, tapi strategi dalam trik trik menghadapi kasus kejahatan Bram lebih cerdas, hanya keberuntungan yg bisa nenyelamatkan freza
Was pray
moga dante tetap rendah hati dengan keberhasilannya dan tidak mudah berpuas diri
Was pray
mawar 🌹 sudah diluncurkan... up nya tambah rajin Thor...
Was pray
akan lebih baik jika yg dilakukan dante bukan untuk pencitraan, tapi Krn ketulusan , hasilnya akan lebih bagus dan lebih mulia karena pencitraan itu kesannya penipuan secara terselubung, kelicikan berbalut kebaikan
Khusus Game
oke KA langsung revisi
Was pray
maaf Thor, kurangi penggunaan kosa kata "ini baru permulaan dan ini baru mulai" banyak sekali penggunaan kosa kata tersebut dalam tiap bab
azizan zizan: setuju yang itu... ini boleh melemahkan alur cerita dan boleh membosankan para pembaca untuk membaca..
total 1 replies
Was pray
dante lupa siapa yg membantu dikala kesulitan. tanpa gama kamu hanya pria bodoh, galau boleh tapi akal sehat gunakan, kepribadian mu me... nge... ce... wa... kan.. itu yg bisa ku ungkapkan atas sikapmu terhadap gama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!