NovelToon NovelToon
Istri Kecil Dokter Dingin

Istri Kecil Dokter Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alin Aprilian04

Amira, wanita cantik berumur 19 tahun itu di jodohkan dengan Rayhan yang berprofesi sebagai Dokter. Keduanya masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun Amira dan Rayhan tidak menginginkan perjodohan ini.

Rayhan pria berumur 30 tahun itu masih belum bisa melupakan mendiang istrinya yang meninggal karena kecelakaan, juga Amira yang sudah memiliki seorang kekasih. Keduanya memiliki seseorang di dalam hati mereka sehingga berat untuk melakukan pernikahan atas dasar perjodohan ini.

Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin Aprilian04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

"Mau minum?" tanya Rayhan lembut.

Ia menatap sang istri yang baru saja sadar dari pingsannya. Terlihat wajah Amira yang masih pucat dan penuh dengan kesedihan. Tangannya kini mengelus lembut pipi Amira penuh kasih sayang.

Amira mengangguk pelan, Rayhan pun dengan telaten membantunya untuk duduk tegak lalu memberikan segelas air putih pada Amira.

Manik mata indah itu lagi-lagi terlihat berkaca-kaca. Rayhan kini menggenggam erat tangan Amira menguatkannya. "Yang kuat yaa, yang sabar dan ikhlas." ucapnya.

Air mata itu akhirnya jatuh membasahi pipinya, "Gimana keadaan Abi sekarang, Mas?"

Rayhan menghembuskan nafasnya kasar, ia bingung harus menjawab apa. Karena dari tadi belum ada kabar lagi tentang mertuanya.

"Amira takut, Mas.... "

Tak tega melihat sang istri menangis, Rayhan kini memeluk Amira. Mengelus lembut punggung Amira.

"Apapun yang terjadi itu adalah takdir yang terbaik. Tapi Insyaallah, kita berdoa saja semoga Abi panjang umur."

Tak lama kemudian terdengar suara  ketukan pintu, terlihat Rasyid yang kini memasuki ruangan tersebut. Pria bertubuh tinggi itu menghampir Rayhan dan juga Amira.

"Gimana udah baikan?" Rasyid mengecup puncak kepala Amira. Lalu menaruh buah-buahan yang di belinya dari dekat Rumah Sakit untuk sang Adik.

"Alhamdulillah, gimana keadaan Abi, Kak?"

Rasyid kini menyematkan senyuman, matanya tak beralih menatap sang Adik,  "Alhamdulillah Abi berhasil melalui masa kritisnya. Ini sebuah keajaiban dari Allah, karena sangat jarang sekali pasien dalam serangan jantung mendadak lalu kritis dapat selamat lagi kata dokter." ujar Rasyid Bahagia.

"Alhamdulillaaah!" ucap Amira dan Rayhan serentak. Keduanya mengucap syukur pada Allah SWT.

Amira menghela nafas lega. Matanya kembali mengeluarkan cairan bening bahagia. Begitupun Rayhan yang akhirnya bisa bernafas lega.

Amira merenung, betapa baiknya Allah telah memberinya kesempatan untuk berbakti pada sang Ayah. Hatinya menjadi lebih cinta pada sang maha  pencipta-Nya. Mengingat betapa baiknya Allah terhadapnya setelah dosa-dosa yang telah ia lakukan selama ini, Allah masih memberikannya kebahagian, kesempatan, dan juga hidup yang layak.

Lagi-lagi selalu ada pelajaran di balik semua ujian. Kini kecintaannya terhadap Allah semakin bertambah berkali-kali lipat. Andai Allah mencabut nyawa sang Ayah saat itu juga akan sangat mudah bagi Allah, namun Allah masih memberikannya kesempatan untuknya.

Allah memang perancang rencana paling handal. Takdirnya selalu baik, manusia hanya perlu berprasangka baik terhadap-Nya.

"Tidaklah suatu kegalauan, kesedihan, kebimbangan, kekalutan yang menimpa seseorang, bahkan tertusuk duri sekalipun, melainkan karena Allah menggugurkan dosa-dosanya." (H.R Bukhari Muslim)

"Abi sekarang dimana, Kak? Amira mau lihat!"

"Abi sudah di pindahkan ke ruang rawat. Di jaga dulu sama Ummi."

***

"Bisa jalannya?" tanya Rayhan lembut.

Amira mengangguk, ia kini menatap wajah Rayhan yang terlihat penuh ketulusan di dalamnya. Sejak tadi pria itu begitu sabar dan telaten dalam menjaganya. Memberikan perhatian lebih bahkan berusaha menghiburnya meski terlihat sangat Kaku.

Matanya memandang pada wajah yang selalu sabar menghadapi sifat kekanak-kanakannya, sifat nakalnya, sifat keras kepalanya. Benar kata Abinya, bahwa beliau tak akan memilihkan laki-laki yang tidak baik untuk putrinya.

Amira menitikan air matanya, seketika ia memeluk suaminya. Entah apa yang di bisikan di telinganya. Hanya saja saat ini ia menyadari bahwa segala bentuk ujian dan kesengsaraan dalam hidupnya itu karena dosa-dosa yang ia perbuat terhadap suaminya yang membuat Allah murka. Karena setelah menikah jembatan surganya kini ada di suaminya. Dan ia selalu buta akan hal itu.

Ia ingat akan pesan gurunya, bahwa dosa adalah penyumbat dan penghalang terkabulnya do'a. Bagaimana bisa ia hidup bahagia dengan penuh kedamaian jika do'a-do'a baiknya terhalang karena dosa. Bagaimana bisa ia mendapatkan cinta Allah, jika ia tak berusaha bakti terhadap imamnya sendiri. 

"Maafin Amira yaa, Mas." Amira berkata penuh dengan ketulusan, murni dari hati.

Rayhan tersentak kaget, tak mengerti mengapa istrinya itu tiba-tiba saja bersikap manis padanya di situasi yang seperti ini.

Ia membalas pelukan Amira, mengusap punggung kecil itu penuh perasaan heran, "Ada apa, Amira? Kenapa minta maaf?"

"Maaf karena Amira belum bisa jadi istri yang baik. Amira masih suka banyak durhakanya sama suami!"

Pernyataan itu cukup membuat hati Rayhan tersentuh. Rasanya teduh mendengar kata demi kata yang di lontarkan istri kecilnya itu.

Perasaan haru kini mengerayami hatinya, karena lagi-lagi do'anya di Kabul dengan sempurna. Semoga hari demi hari, bulan demi bulan Amira semakin menjadi istri yang di impikannya. Istri yang berbakti padanya dan juga mencintainya.

"Iyaa, Mas selalu memaafkan kamu. Insyaallah kamu pasti bisa menjadi semakin baik. Menjadi istri shalihah yang sesuai Allah perintahkan." Rayhan kini mengelus lembut pipi kemerahan itu.

"Amira suka bikin kesel yaa? Amira juga masih kaya anak kecil yaa?" Amira mengerucutkan bibirnya manja.

"Lumayan, tapi Mas kagum dengan proses kamu. Dengan kesadaran mu terhadap semua kesalahan-kesalahanmu. Gapapa, gak harus langsung menjadi baik. Berproses aja, Mas akan memakluminya," Rayhan mengulas senyum.

"Maaf yaa, Mas. Sekali lagi maafin Amira." Amira kembali memeluk Rayhan. Seolah ada getaran cinta yang kembali bertambah di hatinya.

"Iya, sayang."

Deg

Untuk pertama kalinya Rayhan memanggilnya dengan kata Sayang. Hati Amira seketika terasa berbunga-bunga.  Kupu-kupu terasa berkeliling indah di kepalanya. Pipinya memerah, membuat Rayhan gemas di buatnya.

"Kira-kira Allah akan mengampuni dosa-dosa Amira gak yaa, Mas? Dulu waktu kuliah di Paris Amira bandel banget, bahkan sampai sekarang Amira selalu melakukan dosa. Amira takut Allah sangat murka." Amira menundukan kepalanya.

"Shuuutt, kata siapa? Allah itu maha pengampun. Maha penyayang. Allah akan senantiasa mengampuni hambanya yang bertaubat. Dengan taubatan nasuha, taubat yang bersungguh-sungguh dan berjanji untuk tak mengulanginya lagi. Jangan berputus asa dari Rahmat Allah. Karena Allah akan senantiasa membuka pintu rahmatnya asal kita bersungguh-sungguh mendekat padanya." Rayhan menjelaskan dengan nada yang lembut yang seketika menyentuh relung hati Amira.

Amira mengulum senyum, matanya tak henti menatap kagum Rayhan. Benih-benih cinta seakan berkumpul dengan sempurna di hatinya.

Rayhan pun kini mengusap pipi kemerahan itu. Lalu bibirnya mencium kening Amira penuh cinta. Keduanya memejamkan mata, merasakan getaran cinta yang seakan terikat.

"Perjalanan kita masih panjang. Rumah tangga adalah pembelajaran yang tidak akan ada hentinya. Pasangan suami istri harus terus menimba ilmu untuk memahami satu sama lainnya. Rumah tangga bukan hanya  sekedar tentang rasa cinta yang ada di dalamnya, tapi harus ada saling memahami, memaklumi, dan juga memaafkan di dalamnya. Jika rumah tangga hanya di landaskan cinta tanpa ilmu maka akan porak poranda juga. Atau bertahan namun tidak ada kedamaian di dalamnya. Di dunia ini semuanya tentang ilmu, jika ilmu tidak di raih maka kita akan sengsara membuat hidup berjalan tanpa arah tujuan."

Amira mengangguk mengerti, bibirnya mengulas senyuman manis. Kini ia bersyukur Rayhan hadir dalam hidupnya. Ternyata Allah mengirimkan pria ini adalah sebagai jalan untuk mengubahnya pada jalan yang benar.

"Mengerti?" Rayhan bertanya lembut.

"Mengerti, sayang."

Deg deg deg

Kali ini Rayhan yang jantungnya terasa berdetak lebih kencang. Ia mendadak salah tingkah. Amira tertawa kecil melihatnya.

"Kheeemmmm... "

Suara seseorang mengagetkan keduanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!