NovelToon NovelToon
Eternal Love

Eternal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Angst
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jemiiima__

Cinta itu manis, sampai kenyataan datang mengetuk.
‎Bagi Yuan, Reinan adalah rumah. Bagi Reinan, Yuan adalah alasan untuk tetap kuat. Tapi dunia tak pernah memberi mereka jalan lurus. Dari senyuman manis hingga air mata yang tertahan, keduanya terjebak dalam kisah yang tak pernah mereka rencanakan.

‎Apakah cinta cukup kuat untuk melawan semua takdir yang berusaha memisahkan mereka? Atau justru mereka harus belajar melepaskan?

‎Jika bertahan, apakah sepadan dengan luka yang harus mereka tanggung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jemiiima__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

...Eternal Love...

...•...

...•...

...•...

...•...

...•...

...🌻Happy Reading🌻...

Saran playlist :

🎵Little Mix ft Jason Derulo - Secret Love Song🎵

‎Dalam perjalanan pulang malam itu, Yuan menyandarkan kepalanya ke kursi mobil, pandangannya kosong menatap lampu jalan yang melintas. Kata-kata ibunya terus terngiang di kepalanya tentang Hyeri yang akan mulai bekerja di perusahaannya besok, menempati posisi kosong tanpa persetujuan darinya.

‎Yuan meremas setir erat-erat, perasaan bercampur antara kesal dan kecewa. Ia berfikir sepertinya ibunya sudah mulai merencakan perjodohannya. Yuan kecewa karena ibunya benar-benar tak meng indahkan perkataannya tempo lalu.

‎Yang lebih berat, pikiran Yuan tertuju pada Reinan. Bagaimana cara ia menjelaskan ini pada Reinan? Bagaimana perasaan Reinan nanti, ketika tahu bahwa ada "calon" yang disiapkan orang tuanya, dan bahkan besok akan berada di bawah atap kantor yang sama?

‎Helaan napas panjang terlepas. Yuan menyalakan musik kecil, tapi tak satu pun nada mampu menenangkan pikirannya. Rasa bersalah menusuk dadanya bukan karena ia berbuat salah, melainkan karena takut melukai hati Reinan yang sudah begitu tulus menerimanya.

‎Sesampainya di apartemen, lampu ruang tamu masih menyala. Reinan mungkin masih menunggu. Yuan berhenti sejenak di depan pintu, meremas jemarinya sendiri. Bibirnya ingin jujur, tapi hatinya diliputi ketakutan apakah kata-kata yang keluar nanti justru akan jadi duri di antara mereka?

‎Begitu Yuan masuk apartemen, pandangannya langsung jatuh pada Reinan yang tertidur pulas di sofa. Remote TV masih tergeletak di tangan, layar televisi menampilkan cahaya redup dari acara larut malam.

‎Yuan berdiri sejenak, hanya menatap wajah Reinan yang damai. Perasaan hangat bercampur bersalah menyergap dirinya. Perlahan, ia menunduk, menggeser rambut Reinan yang menutupi kening, lalu menghela napas dalam.

‎Dengan hati-hati, Yuan membungkuk, menyelipkan satu tangan di bawah punggung Reinan dan satu lagi di bawah lututnya. Ia mengangkat tubuh Reinan ke dalam gendongan bridal style. Reinan sedikit bergerak, mendesah pelan, namun tak benar-benar terbangun.

‎Langkah Yuan pelan tapi mantap menuju kamar. Setiap gerakan dijaga agar tidak menimbulkan suara berisik. Sesampainya di kamar, ia menurunkan Reinan perlahan ke atas ranjang, menarik selimut menutupi tubuhnya.

‎Yuan sempat duduk di tepi ranjang, menatap wajah tenang Reinan yang tertidur. Jemarinya menyentuh lembut pipi kekasihnya, lalu mengecup singkat keningnya.

‎"Maafkan aku...." bisiknya lirih.

‎Setelah itu, ia mengikuti reinan tidur disampingnya dengan tangannya melingkar di pinggang reinan. Memeluknya dengan erat seperti enggan melepaskan nya.

...****************...

‎Keesokan harinya, suasana kantor terlihat seperti biasa. Suara ketikan keyboard, dering telepon, dan pegawai yang sibuk mondar-mandir dengan berkas di tangan. Yuan masuk ke ruangannya dengan ekspresi serius, membawa beban pikiran yang masih sama sejak semalam.

‎Tak lama, pintu diketuk. Taesung masuk lebih dulu dengan berkas-berkas laporan. Di belakangnya, muncul seorang perempuan muda berpenampilan rapi dan elegan Kang Hyeri. Senyumnya ramah, auranya segar, dan jelas menarik perhatian sebagian besar karyawan di lantai itu.

‎"Pak," ucap Taesung sopan, "ini Kang Hyeri, karyawan baru yang akan mengisi posisi analis proyek."

‎Yuan hanya bisa menahan helaan napas. Ia tidak pernah benar-benar menyetujui ini, tapi ibunya sudah membuat keputusan sepihak.

‎Hyeri sedikit membungkuk dengan senyum lembut.

‎"Senang akhirnya bisa bekerja di sini. Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik Presdir Baek Yuan"

‎Di luar ruangan, beberapa staf mulai berbisik-bisik. Kabar tentang 'karyawan baru yang dekat dengan bos mereka' tentu menyebar cepat.

‎Taesung melirik situasi dengan tatapan tajam namun diam. Ia tahu ini akan jadi masalah, terutama kalau Reinan sampai tahu dengan cara yang salah.

‎Yuan menutup berkas di mejanya, lalu berdiri.

‎"Selamat bergabung, semoga kamu bisa menyesuaikan diri dengan cepat."

‎Nada suaranya formal, dingin, seakan menjaga jarak.

‎Hyeri hanya tersenyum samar, tapi ada kilat kecil di matanya yang menandakan dia tidak sekadar karyawan biasa.

‎Hari pertama Kang Hyeri masuk kantor ternyata langsung jadi topik hangat. Dari cara ia melangkah anggun, cara menyapa orang dengan senyum ramah, sampai statusnya yang 'teman kecil Baek Yuan' semuanya jadi bahan obrolan karyawan.

‎Di pantry, dua staf perempuan berbisik sambil menyeduh kopi.

‎"Kamu lihat gak? Katanya Kang Hyeri itu anaknya Pak Kang, sahabat lama orangtua Pak Yuan."

‎"Iya, aku dengar juga. Wah, gak heran sih kalau mereka jadian nanti."

‎"Fix, pasangan sempurna! Sama-sama ganteng, cantik, dan background keluarganya juga cocok banget."

‎Bisik-bisik itu tidak berhenti di pantry saja. Di ruang kerja, beberapa staf pria juga ikut menimpali.

‎"Kayaknya perusahaan ini makin naik kelas kalau Hyeri beneran sama Pak Yuan. Teman kecil, orang tua juga udah saling kenal. Ya udah jelas ending-nya, kan?"

‎Berita itu menyebar cepat, bahkan tanpa media resmi. Ujung-ujungnya sampai ke telinga Reinan.

‎Awalnya Reinan tidak begitu menggubris. Namun ketika ia masuk ke ruang arsip untuk mengambil dokumen, dua rekan kerjanya sedang membicarakan hal itu tanpa sadar ada dirinya di dekat situ.

‎"Aku denger, Hyeri itu tipe ideal Pak Yuan. Mereka deket banget dari kecil."

‎"Iya, wajar aja sih kalau nanti Hyeri bukan cuma kerja di sini... tapi juga jadi Nyonya Baek."

‎Reinan menegang seketika. Tangannya yang memegang map hampir terlepas. Ada perasaan asing yang menusuk dada. Campuran kaget, cemburu, dan sedikit takut.

‎Sepanjang hari, pikirannya terus dihantui gosip itu. Ditambah lagi, sesekali ia melihat sendiri Hyeri dengan santai masuk ke ruang Yuan tanpa mengetuk, seolah mereka sudah terbiasa dekat.

‎Sementara Yuan? Dia justru terlihat semakin kaku. Setiap kali Hyeri mencoba berbincang santai atau menyinggung masa kecil mereka, Yuan selalu menjawab singkat, dingin, seakan ingin menjaga jarak. Tapi sayangnya, dari luar justru terlihat... akrab.

‎Dan semua bisikan itu, tanpa sengaja, membuat luka kecil mulai terbentuk di hati Reinan.

...****************...

Seperti hari ini.

‎Reinan pulang ke apartemen sendirian, menggenggam tasnya erat-erat seolah ada sesuatu yang hilang dari genggamannya. Begitu membuka pintu, apartemen yang biasanya hangat terasa hampa. Gelap, hanya lampu kecil di ruang tamu yang menyala.

‎Ia menjatuhkan tubuh ke sofa, menarik napas panjang. Sudah beberapa kali ia menyadari polanya. Saat ia pulang, Yuan belum ada di rumah. Saat ia bangun pagi, Yuan sudah berangkat lebih dulu. Kehangatan yang dulu selalu mereka bagi di sela-sela rutinitas terasa semakin langka.

‎Ada perasaan sepi yang menggerogoti anehnya, meski tinggal bersama, Reinan merasa seperti hidup sendiri.

‎Di kantor, keadaan tak jauh berbeda.

‎Sejak Hyeri masuk, Reinan makin sulit berinteraksi dengan Yuan. Gadis itu seperti perangko menempel di mana pun Yuan berada. Di ruang rapat, di lorong, bahkan saat makan siang, Hyeri selalu menemukan alasan untuk berada di sisinya.

‎Ketika Reinan membawa dokumen ke ruangan Yuan, ia sering mendapati Hyeri sudah duduk di sana, tertawa pelan sambil berbicara santai dengan Yuan seakan kantor itu milik mereka berdua.

‎Yuan memang berusaha menjaga sikap, tapi dari luar, orang hanya melihat pemandangan. Hyeri yang lengket, Yuan yang tidak menolak.

‎Di meja kerjanya, ia menunduk, mencoba fokus pada layar, tapi hatinya berdebar tak tenang. Untuk pertama kalinya ada sedikit penyesalan di hati Reinan kenapa ia tidak mempublikasikan hubungannya dengan Yuan.

‎Sesekali ia melirik ke arah ruangan Yuan pintu yang tertutup rapat seakan menjadi penghalang tak kasat mata. Dulu, ia bisa dengan mudah masuk dan berbicara tanpa canggung. Sekarang, rasanya setiap langkah ke arah sana penuh keraguan.

1
Asya
Orng yg sdh terobsesi mmnk nggk bisa di sepelekan yah
Jemiiima__: ngeri memanggg
total 1 replies
Asya
Nggk usah khawatir lah rei sama yuan, dia biss ngelakuin apa aja, jdi biarin sih biang kerok itu berulah
Asya
Lah??
Xlyzy
rahasia perusahaan mknya di tutupin🤭
bluemoon
sumpah itu si Rui pengen aku sentil biji mata nya
Jemiiima__: sentil aja beb biar kapok ;(
total 1 replies
sjulerjn29
berharga gak tuh... meleleh deh hati reinan. tapi syukurlah rui di tangkep
Jemiiima__: akhirnya drama Rui selese ;(
total 2 replies
Aquarius97 🕊️
dia bukan suka tapi terobsesi
Jemiiima__: betuuul
total 1 replies
Aquarius97 🕊️
Jangan mau Reiiii
Aquarius97 🕊️
Lah kenapa dia sering muncul sihhhh...
Asya
Yahh ktmu lagi d tmpat yang sama
Asya
Nyapa doang😆
Asya
kedengeran aneh yahh di telinga mu reinan? 😆
Asya
banyak🤣
Asya
gugup nggk tuh🤭🤣
Afriyeni Official
untung Yuan cepat datang
Afriyeni Official
ngancem nih ngancemm
Afriyeni Official
ish,, si Rui ini ganjen amat kagak ada kapok kapoknya
Dasyah🤍
huaaa,sini bag adek didik jadi baik orang ganteng ngak boleh gitu
Jemiiima__: kasih paham Rui beb 😌
total 1 replies
Dasyah🤍
plis deh Thor, kenapa orang seganteng banget ini jadi orang jahat yang benar aja
Jemiiima__: ga tega sebetulnya tp gmn yaa wkwk next deh jd pu ruinya /Facepalm/
total 1 replies
Dasyah🤍
ni orang ganggu aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!