NovelToon NovelToon
One Night, More

One Night, More

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

✍🏻 Sekuel dari novel Saoirse 📚



"Bahkan kau tidak akan menemukan cinta yang sama untuk kedua kalinya, pada orang yang sama. Dunia tidak sebaik itu padamu, Tuan. Meskipun kau punya segalanya." ucap Mighty penuh penekanan.

"Aku dan dia adalah dua orang yang berbeda, tanpa perlu kau banding-bandingkan. Dan tidak ada orang yang benar-benar sama, sekalipun mereka kembar identik!" Mighty menghentakkan kakinya, meluapkan emosi yang sudah lama memenuhi dada.

Mighty terjebak dalam permainan nya sendiri, melibatkan seorang duda berusia 35 tahun, Maximilian Gorevoy.



Ikuti kisah mereka yaaa😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Senja menggantung di langit kota Moskow, semburat jingga yang khas membuat suasana musim gugur semakin hangat. Max keluar dari gedung perusahaan dengan langkah tegasnya, sebenarnya pekerjaan nya masih banyak dan biasanya ia akan lembur bersama Jake. Namun hari ini tidak, hatinya merasa gelisah dan ingin cepat sampai penthouse.

Mighty, wanita itu akhir-akhir ini menyelinap masuk dalam pikirannya. Max berusaha keras untuk mengelak, namun hal itu malah membuatnya tidak tenang, seperti sekarang ini. Ia ingin cepat pulang dan memastikan jika wanita yang sedang mengandung buah hatinya itu baik-baik saja. Ada sedikit rasa sesal, karena tadi pagi ia pergi begitu saja tanpa melihat Mighty terlebih dahulu.

Max melihat menara Spasskaya yang menjulang diantara senja, ingatannya langsung tertuju pada Mighty yang saat itu mengajaknya masuk kesana. Max mendesah pelan dan memijat pelipisnya, ia tidak yakin namun sepertinya nama Mighty mulai mengusik hatinya.

"Bangun dan temukan cinta yang baru. Saoirse pasti ingin kau melanjutkan hidup dengan bahagia, mampunyai banyak anak Lanjutkan impian Saoirse yang tidak pernah bisa ia wujudkan. Carilah wanita yang kau cintai, dan wujudkan impian mu. Kau berhak bahagia." kalimat There terngiang-ngiang, membuatnya hatinya semakin gamang.

Tujuh tahun sudah berlalu, apakah ini saatnya ia berhenti menjadi pria pesakitan yang meratapi kematian istrinya? Haruskah ia membuka hatinya untuk Mighty? Apakah Mighty wanita yang tepat untuk dicintai? Entahlah, Max masih dipandang keraguan. Tapi yang jelas, sekarang ia peduli dengan calon anak-anaknya dengan cara memastikan Mighty baik-baik saja.

Setelah sampai basement, Max bergegas keluar dari mobil, ia bahkan berlari kecil menuju lift agar segera sampai penthouse. Setelah pintu lift terbuka, ia langsung berlari dan membuka pintu penthouse dengan finger print.

Hening, sepi, dan dingin. Dilihatnya Mighty berbaring diatas sofa lebar yang ada diruang tamu, disekitarnya ada beberapa kebas es krim yang sudah habis. "Sepertinya aku berlebihan." gumamnya merasa lega karena Mighty baik-baik saja, bahkan wanita itu sedang tidur.

Tidak ingin mengganggu tidur Mighty, ia langsung masuk kamarnya, tidak membutuhkan waktu lama. Max kembali keluar dengan penampilan lebih fresh dan sederhana, kaos pendek hitam dan celana ponggol hitam, rambut sedikit basah dan berantakan. Namun tidak mengurangi kadar ketampanannya, Max terlihat tampan dan menawan.

"Apa dia benar-benar tidur?" gumamnya berjalan kearah dapur, ia ingin memasak makan malam.

Max mengerutkan kening ketika membuka kulkas, semua bahan masih tersusun rapih. Kemudian ia memeriksa peralatan memasak juga masih rapih. "Apa dia tidak memasak?" sekilas ia menoleh pada Mighty masih dalam posisi yang sama, ia menuju dapur untuk memasak makan malamnya. Max bertanya dalam hati. Ia mengambil sebuah pan, meletakkannya diatas kompor lalu saat hendak membuka kulkas, ia mengurungkan nya.

Ia menghampiri Mighty, ingin memastikan jika wanita itu sudah makan atau belum. Max berniat memasak kan makan malamnya sekalian. "Dia makan es krim begitu banyak." decaknya sambil berkacak pinggang.

"Kau tidur?" tanyanya pelan, namun tak ada sahutan. "Hei aku bertanya padamu!" suara Max sedikit keras, namun Mighty masih tak bergeming.

"Dia ini tidur atau pingsan?" gerutu nya, Max sedikit membungkukkan tubuhnya. "Keringat?" Max melihat bulir-bulir kecil di kening dan pelipis Mighty.

"Hei jangan bercanda denganku." Max mengguncang pelan pundak Mighty, namun wanita itu tetap tidak merespon. "Mighty," ia kembali mengguncang tubuh Mighty, dan hasilnya nihil.

Max meletakkan punggung tangannya di kening Mighty yang terasa panas. "Dia demam." Max menepuk-nepuk pipi nya dan masih tidak ada reaksi.

"Sial! Hei bangunlah, jangan menakuti ku." bentak Max frustasi.

Tanpa pikir panjang ia membopong tubuh Mighty keluar dari penthouse. Rumah sakit adalah tujuannya, dengan sedikit panik ia berlari dan meletakkan tubuh Mighty dalam mobil.

Max mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesekali ia menoleh kearah Mighty dan mengusap kasar wajahnya. "Aku mohon bertahanlah." kata Max tanpa sadar, bukan hanya bergumam atau dalam hati. Ia terlihat cemas karena Mighty tidak bangun.

Setibanya di rumah sakit, Mighty langsung ditangani oleh dokter jaga sebelum dokter Darya datang. Sebab jam praktek dokter Darya sudah berakhir sejak tadi siang. Max berjalan mondar-mandir didepan pintu IGD, kali ini ia benar-benar khawatir.

"Tuan Max." ucap dokter Darya yang baru saja datang.

Max menatap lega pada dokter Darya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, dia demam tinggi dan pingsan." ujarnya.

Dokter Darya mengangguk. "Tenanglah, aku akan memeriksanya." sahutnya lalu masuk keruang IGD.

Setelah hampir tiga puluh menit, dokter Darya tersenyum akhir keluar dari IGD. "Bagaimana?" tanya Max ketika melihat nya.

"Nyonya Mighty mengalami dehidrasi dan tekanan darah nya juga tinggi. Kami harus melakukan serangkaian tes dan mengobservasi kondisinya, untuk itu saya menyarankan agar dirawat inap." dokter Darya menjelaskan.

"Tapi kemarin dia baik-baik saja." kata Max, karena baru saja kemarin ia membawa Mighty memeriksakan kandungannya.

"Itu benar tuan, karena itu saya sedikit terkejut melihat kondisi Nyonya hari ini."

"Apakah itu membahayakan?"

"Tekanan darah tinggi pada ibu hamil adalah hal yang wajar, tapi jika terjadi terus menerus tentu sangat berbahaya dan sangat fatal." penjelan dokter Darya membuat Max susah payah menelan ludahnya.

"Dokter, bolehkan saya pinjam ponselnya?" dokter Darya langsung memberikan nya.

"Silahkan, jika sudah selesai titipkan pada salah satu suster yang ada di IGD." katanya berlalu pergi.

Di sisi lain, Jake sedang mengemudikan mobilnya dengan bersiul riang. Biasanya jam segini ia masih berkutat dengan lembaran kertas yang menyita perhatiannya, namun kini ia sedang menuju salah satu diskotik yang berada di kota Moskow. Sesekali Jake ingin menggunakan uang gajinya untuk bersenang-senang dengan wanita malam, ia sudah sangat cukup umur untuk melakukan hal itu.

Drtt ... Drtt ... Drtt ....

Ponsel Jake berdering, sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal, Jake hanya meliriknya dan mengabaikan nya hingga panggilan itu berakhir.

Drtt ... Drtt ... Drtt ....

Ponselnya kembali berdering, dengan nomer yang sama. Namun Jake tetap acuh dan fokus mengemudi hingga panggilan itu mati sendiri.

Drtt ... Drtt ... Drtt ....

Jake berdecak kesal, merasa ada yang mengganggu nya. "Sebenarnya siapa yang berani mengganggu ku." gerutu nya kesal, sambi menjawab panggilan itu dan satu tangannya tetap mengemudi.

"Hallo ...."

"BERANI SEKALI KAU MENGABAIKAN PANGGILANKU! APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP? KAU MEMBUATKU MARAH, JAKE! AKU MENGHUBUNGI MU TIGA KALI!" semprot Max di ujung telepon seluler.

Cittttt ....

Jake langsung mengerem mobilnya hingga berdecit dan meninggalkan jejak ban diatas aspal.

Ia melihat nomer itu dan itu memang nomer baru.

"Tuan," ucapnya gugup.

"KATAKAN PADAKU JIKA KAU BOSAN HIDUP!" bentak Max, Jake menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Maaf Tuan, saya tidak tahu jika anda yang menelpon ...."

"Sekarang kau beralasan. Bagaimana kau tidak tahu jika aku yang menelepon!" sungutnya. Jake yakin jika saat ini wajah Max memerah karena marah.

"Saya tidak sedang ...."

"Datang kesini sekarang!" pungkas Max langsung mematikan panggilannya

"Datang kesini sekarang?" ulangnya menatap ponselnya. "Kesini itu dimana? Dan sejak kapan tuan Max mengganti nomor ponselnya? Apa dia beli sendiri?" gumam Jake bertanya-tanya kebingungan.

"Baru saja aku ingin bersenang-senang." gumam Jake sambil melacak nomor telepon yang baru saja di gunakan Max. "Sepertinya penulis lupa menulis part, jika aku juga butuh bersenang-senang." monolog Jake, seolah ia adalah tokoh cerita fiksi yang ada dalam sebuah buku cerita.

*

*

*

"

*

TBC

Makasih yang udah mampir🙏🏻

Temenin author sampai akhir cerita yaaa, jangan tinggalin author di tengah jalannnn

1
Elly Salmon
lanjutkan. sampe lahiran 👍
Ids Manurung
gas update thor
Susapril Deping
Bagus Kok thor Ceritanya.
Aryati Ningsih
semua karyamu aku senang Thor ..lanjut sampai selesai ya ..
Cucu Nurhasanah
di tungguin banget up nya thor🙏
Cucu Nurhasanah
di tunggu bucinmu max😍
Cucu Nurhasanah
maaf Thor... ga biasa komen, yg jelas karyamu selalu d tunggu/Kiss/
Aryati Ningsih
semangat Thor ..paling suka baca novelmu
Aryati Ningsih
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!