NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Makan Malam II

Daniel, Hana dan Liam baru saja tiba di sebuah restauran mewah setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit dari mansionnya. Mereka di sambut oleh seorang pelayan pria dengan begitu ramah. 

"Atas nama Daniel Leonardo." ujar Daniel kepada pelayan tersebut tanpa menyebutkan nama belakangnya.

Pelayan itu pun mengantar mereka ke lantai dua dengan menaiki sebuah lift. Setelah sampai, mereka di antar menuju sebuah meja di samping dekat jendela yang sangat besar. Dari sana mereka bisa melihat pemandangan kota Moskow yang begitu cantik dengan city light nya. Daniel menarik sebuah kursi untuk Hana lalu mengecup puncak kepala wanita itu. 

"Thank you.." ujar Hana dengan menampilkan senyum terbaiknya. 

Bukan tanpa alasan Daniel memperlakukan Hana dengan sangat romantis di depan Liam, ia ingin Liam juga bisa memahami bahwa seorang pria memang harus memperlakukan wanitanya dengan sangat baik. 

"Liam, kau bisa menjangkau kursinya?" tanya Daniel kepada Liam yang sedang menarik kursi untuk dirinya sendiri. 

"Aku bisa melakukannya, Dad." jawab Liam dan ia berhasil mendaratkan bokongnya di kursi. 

"Good job, boy." 

Daniel pun duduk di samping Liam dan tepat berhadapan dengan Hana. 

"Apa ini adalah makan malam romantis?" tanya Hana.

"Lebih dari sekedar makan malam romantis, baby." jawab Daniel.

Tanpa menunggu lama, beberapa pelayan datang dengan membawa nampan berisikan makanan yang akan mereka santap, serta sebotol wine dengan harga yang fantastis, dan jus buah-buahan untuk sang putra kecilnya.

Dengan cekatan, Daniel membantu memotong kecil-kecil sebuah daging panggang agar Liam lebih mudah untuk memakannya. Hana yang melihat pemandangan manis di depannya itu sangat terenyuh. Mereka bagaikan seorang ayah dan anak yang benar-benar terikat secara batin. Melihat Daniel yang cukup sibuk membantu Liam makan, mengelap sudut bibir Liam yang terkena mushroom sauce, membuat Hana berpikir bahwa Daniel adalah sosok yang tepat untuknya dan juga Liam. Semua perlakuan kecil yang dilakukan Daniel untuk Liam terlihat begitu tulus. 

'Maafkan Mommy, seharusnya kau merasakan kehangatan ini sejak dulu, Liam.' gumam Hana dalam hatinya.

"Apa yang kau pikirkan, Hana? Sejak tadi kau hanya mendiamkan makananmu." ujar Daniel yang sadar bahwa Hana sejak tadi hanya diam dan sesekali tersenyum kecil. 

"Terimakasih, Daniel. Kau sudah menerima anakku dengan sangat baik." 

"Anak kita, Hana." ujar Daniel yang sepertinya tak suka jika Hana menganggap Liam adalah anaknya sendiri. Padahal memang faktanya seperti itu. 

Hana terkekeh pelan kemudian mereka melanjutkan makan malamnya. Ditemani dengan iringan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa semakin berkelas. 

"Tunggu di sini." Ujar Daniel kepada Hana dan Liam. 

Daniel berjalan ke atas panggung kecil yang berada di sana dan ia berbicara sesuatu kepada para pemain musik di sana. Daniel pun diberikan sebuah mic agar ia bisa berbicara di atas panggung. 

"Ehem.. Good night everyone. Maaf mungkin beberapa menit ke depan aku akan mengambil alih panggung ini terlebih dahulu." ujar Daniel. 

Alunan musik romantis pun mulai terdengar merdu dan syahdu. Puluhan pasang mata menatap ke arah Daniel yang sangat tampan termasuk Hana. Ia menatap dengan lekat pria yang menggunakan setelan jas yang menempel pas di tubuhnya seolah jas itu di jahit khusus untuknya. 

"Hana.." panggil Daniel dengan suara beratnya. 

Tiba-tiba seorang pelayan wanita mengulurkan tangannya ke arah Hana. "Mari Nyonya, saya antar anda ke atas panggung." Ujarnya. 

Hana pun menerima uluran tangan tersebut dan ia berjalan dengan anggunnya. Kini Hana sudah berdiri di hadapan Daniel. Seketika pria itu menggenggam satu tangan milik Hana dan melanjutkan kembali ucapannya.

"Aku tidak bisa berkata romantis, aku juga tidak bisa menyatakan cinta dengan dramatis, apalagi makan malam dengan beberapa lilin di atasnya. Bukannya aku tidak mampu untuk melakukannya, mungkin aku memang belum terbiasa. Tapi percayalah, aku mencintaimu dan Liam dengan sangat tulus. I want to spend the rest of my life with you, will you marry me?" pinta Daniel kepada Hana. 

Semua pengunjung di sana nampak tersenyum penuh haru, bahkan ada beberapa yang berteriak agar Hana tidak perlu berpikir terlalu lama. Mereka berharap wanita yang kini berdiri di bawah cahaya lampu itu menerima lamaran dari si pria tampan. 

Hana terdiam, mulutnya terbuka sedikit dan pupilnya melebar. Sepertinya ia cukup terkejut dengan pernyataan cinta Daniel, dan kali ini pria itu terlihat sangat serius dalam mengucapkannya. 

"Say yes, Mom!!" Teriak Liam dari arah meja tempat tadi mereka makan malam. Sepertinya Liam juga sudah tak sabar mendengar jawaban dari sang ibu. 

"Daniel, aku tahu ini terlalu cepat untukku. Tapi setelah kau memperlakukan Liam dengan sangat baik. Aku rasa memang sudah saatnya untuk membuka hatiku kembali. Aku harap kau memang ditakdirkan untukku dan Liam. So, yes i will." jawab Hana. 

Sorak sorai dan tepuk tangan di sana terdengar cukup riuh. Beberapa ada yang bersiul karena ikut merasakan euphoria yang semerbak memenuhi atmosfer di dalam sana. Daniel mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna hitam berukuran sedang dari dalam saku jasnya. Daniel mengeluarkan satu set perhiasan blue sapphire dengan harga hampir mencapai empat puluh tujuh juta rubel. Daniel memasangkan semua perhiasan itu di jari lentik Hana, di leher jenjang Hana, serta di telinga Hana. Tubuh yang begitu molek itu kini semakin bersinar dengan hiasan berupa perhiasan yang sangat mahal. 

"I love you, Hana." ujar Daniel.

"I love you too, Daniel." Jawab Hana.

Daniel pun mencium bibir Hana dan melumatnya beberapa kali. Hana membalas ciuman itu dengan penuh rasa bahagia. 

Daniel dan Hana kembali ke meja mereka, Liam sudah menunggu dengan senyum lebarnya dan kedua tangan yang direntangkan. Ia sudah bersiap untuk memeluk Daniel, calon ayahnya. Daniel pun segera memeluk dan membawa tubuh Liam ke dalam gendongannya. Sebelah tangan Daniel melingkar di pinggang Hana dengan sangat posesif. Ia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Hana dan Liam sudah menjadi miliknya. 

"Daddy, aku sangat mencintaimu." ujar Liam.

"Daddy juga sangat mencintaimu." ujar Daniel lalu mencium pipi Liam. "Dan juga Mommy." lanjut Daniel kemudian ia bergantian mencium pipi Hana. 

Semua peristiwa itu ternyata tak luput dari pandangan seorang pria yang juga sedang menikmati makan malam bersama istrinya. Pria itu terus menatap tajam ke arah Hana, wanita yang sudah beberapa tahun tak pernah ia temui.

"Sayang, aku ke toilet sebentar." ucap istri dari pria tersebut. 

Setelah ia memastikan istrinya benar-benar tak terlihat lagi, pria itu berjalan menghampiri Hana dan menyapanya.

"Long time no see, Hana." 

Hana menoleh ke asal suara dan pupilnya seketika membesar. Daniel dan Liam pun ikut menoleh saat mereka mendengar suara tersebut. Hana diam seribu bahasa, nafasnya memburu, dadanya  naik turun dengan cepat seolah sedang menahan amarah yang sejak lama terkurung di dalam dirinya. 

"Siapa kau?" kalimat pertama yang dilontarkan oleh Daniel kepada pria tersebut dengan nada yang sedikit tidak ramah. Mungkin itu adalah sebuah bentuk perlindungan untuk keluarga kecilnya. Apalagi melihat respon Hana yang tidak biasa, Daniel yakin bahwa pria itu memang dikenal oleh Hana dan memiliki masa lalu buruk saat bersamanya. 

"Untuk apa kau menemuiku, Evans?" tanya Hana pada akhirnya. 

"Aku melihatmu sejak kau berada di atas panggung tadi. Selamat atas pertunangan kalian." Ujar pria yang disebut Evans oleh Hana. Evans mengulurkan tangannya namun Hana diam bergeming. 

"Daniel, Liam ayo kita pulang sekarang." ujar Hana dan segera menyambar tas miliknya. 

"Mom, bukankah kita akan pergi ke taman terlebih dahulu?" tanya Liam.

"Liam, kita pulang sekarang!" ujar Hana dengan nada yang sedikit membentak. Daniel yang melihat sikap Hana semakin mengerutkan keningnya. Liam juga baru pertama kali melihat Hana yang seperti sedang marah dan terkesan membentak dirinya. Liam memeluk leher Daniel dan membenamkan wajahnya di sana, ia ketakutan. 

"Jadi namanya, Liam?" tanya Evans lagi. 

Hana menahan tubuhnya kemudian ia memberanikan diri untuk menatap mata pria itu. "Siapa yang kau maksud, huh?" Dengan penuh amarah, Hana bertanya kepada Evans. 

"Dia juga putraku, Hana." 

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!