NovelToon NovelToon
My Baby CEO

My Baby CEO

Status: tamat
Genre:Komedi / Sudah Terbit / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:125.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: myafa

Dilarang plagiat, tambal sulam, atau sejenisnya. Jangan mengambil hak orang lain demi keuntungan sendiri. Ingat Azab.

~~~~

Jangan menyalahkan apa yang terjadi pada dirimu, karena di balik apa yang menimpa dirimu, akan ada keindahan yang menantimu.


Olivia Shea begitu bahagia saat dirinya di terima berkerja di Maxton Company. Impian mengubah hidupnya mengantarkannya pada kehidupan baru.

Regan Alvaro Maxton-CEO Maxton Company, meminta Shea mengantarkan berkas yang Shea lupakan, ke Adion Company.

Berniat mengantarkan berkas ke Adion Company menjadikan dirinya, menjadi korban salah sasaran. Bryan Adion-CEO Adion Company, yang mengira Shea adalah wanita yang di kirim asistennya, membuatnya memperkosa Shea.

Regan yang mengetahui bahwa Bryan-adik iparnya memperkosa sekertarisnya, hingga hamil, membuat Regan meminta Bryan untuk menikahi Shea.


Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

~~~
Follow IG Myafa16

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan indah

Shea mengerjap, saat indera penciumannya, mencium bau gosong. Bangkit dari tempat tidur, Shea keluar dari kamar.

"Bryan, bau apa ini?" teriak Shea yang keluar dari kamar seraya melangkah ke dapur.

Mata Shea membulat sempurna saat melihat tepung bertaburan di dapur. Aroma gosong juga menyeruak, memenuhi udara di dalam apartemennya.

"Hai," ucap Bryan yang melihat Shea berdiri di dapur. Dengan memamerkan deretan gigi putihnya, Bryan tanpa bersalah menyapa Shea.

"Apa kamu sedang berperang di dapur?" Shea tergelak, melihat wajah Bryan penuh dengan tepung. Entah apa yang di lakukan Bryan, hingga membuatnya bermandikan tepung.

"Cantik," gumam Bryan yang melihat Shea tertawa lepas. Untuk pertama kalinya, Bryan melihat wajah cantik Shea di hiasi tawa.

"Sebenarnya kamu buat apa?" Shea menghampiri Bryan, untuk melihat apa yang di buat Bryan hingga membuat dapur kacau balau.

"Aku membuat waffle," ucap Bryan seraya melihat waffle yang gosong di atas piring.

"Waffle apa ini?" tanyanya pada Bryan. "Apa kamu mencampurkan pewarna hitam ke dalam waffle?" Shea tertawa melihat warna gosong dari waffle buatan Bryan.

Mendengar cibiran dari Shea membuat Bryan menarik senyumnya sedikit, di ujung bibirnya. Rasanya Bryan puas, dengan waffle yang di buatnya. Walaupun gosong, tapi tetap manis. Manis karena melihat wajah Shea yang di hiasi senyuman.

Shea yang menyadari tawa lepasnya, langsung menghentikan tawanya. Mengatur deru nafasnya, Shea menenangkan dirinya. "Apa adonannya masih ada?"

"Masih," ucap Byran. "Itu." Bryan menujuk dengan isyarat mata dimana dia menaruh adonan waffle.

Mata Shea, melihat kemana arah yang di tunjuk oleh mata Bryan. "Aku akan memanggangnya," ucap Shea. "Kamu pergilah untuk membersihkan wajahmu," lanjut Shea memerintahkan Bryan.

"Wajah?" tanya Bryan seraya memeganggi pipinya. Tangan Bryan yang masih penuh dengan tepung, malah membuat tepung kembali menempel di wajahnya.

"Kamu bukannya membersihkannya, tapi malah menambahnya." Shea menghampiri Bryan dan menghapus tepung yang berada di pipi Bryan.

Bryan yang melihat Shea menyentuh pipinya, merasa debaran jantungnya berdetak lebih cepat. Tubuhnya gemetar saat tangan halus milik Shea menyapu tepung di pipinya.

Sejenak Bryan terdiam, merasakan apa yang sedang di rasakan. Mungkin rasanya hampir sama dengan saat pertama kali dekat dengan wanita yang di sukainya di sekolah dulu.

Perasaan anak laki-laki beranjak dewasa yang pertama kali mendekati teman wanitanya di kelas, itulah yang mungkin mengambarkan perasaan Bryan.

Shea yang tersadar dengan aksinya membersihkan pipi Bryan, langsung menjauhkan tangannya. "Maaf," ucap Shea.

Membalikkan tubuhnya, Shea melangkah mengambil adonan waffle.

Bryan masih diam membeku, tak bisa menjawab ucapan maaf Shea. Bryan akui, mungkin itu hanya kesengajaan. Tapi kesengajaan itu membuatnya terbang tinggi melayang senang.

"Apa kamu masih akan diam di situ, dan tidak akan membersihkan diri," ucap Shea pada Bryan. Tangan Shea sibuk memasukkan adonan pada mesin pemanggang waffle.

Bryan terkesiap saat mendengar ucapan Shea. Akhirnya Bryan memutar tubuhnya, dan melangkah menuju ke kamarnya.

Shea yang melihat Bryan, menghela napasnya. Dirinya benar-benar merutuki kesalahanya menyentuh Bryan.

"Kata-kata itu?" Shea mengingat apa yang barusan di ucapkannya. Kata-kata yang hampir sama dengan yang di ucapkan Bryan sewaktu Bryan menyuruhnya membersihkan diri setelah melakukan hal menyakitkan itu.

Shea mengeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak boleh terbawa drama pernikahan ini. Ini hanya kontrak." Shea mengingatkan dirinya sendiri akan kenyataan apa yang sebenarnya ada.

Sampai di kamar mandi, Bryan masih melihat wajahnya di depan cermin. Bryan masih merasakan sentuhan lembut tangan Shea yang melekat di wajahnya. "Kenapa hanya pipi yang terkena tepung. Andai saja seluruh tubuhku yang terkena tepung. Pasti sentuhan lembut tangan Shea akan aku rasakan di seluruh tubuhku."

Imajinasi liar Bryan mulai membayangkan sentuhan-sentuhan lembut tangan Shea di tubuhnya. Rasanya Bryan benar-benar mendambakan sentuhan itu mendarat di seluruh tubuhnya.

Tiba-tiba Bryan mendengus kesal. Baru saja dia membayangkan adegan-adegan Shea menyentuhnya, sesuatu terasa sesak di balik celananya.

Berlalu ke dalam kamar mandi, Bryan menguyur tubuhnya. Melanjutkan membayangkan Shea sebagai imajinasinya.

***

Menuju ke dapur, mata Bryan melihat dapur sudah rapi. Sudah tidak ada tepung sisa dirinya tadi. Semua sudah tampak bersih, seperti sebelum dirinya membuat kekacauan di dapur.

Tadinya Bryan sudah berniat merapikan semua kekacauan di dapur. Tapi karena mandinya harus sedikit lebih lama. Shea lebih dulu membersihkannya.

Mata Bryan beralih pada meja makan. Di meja makan Bryan melihat waffle tertata cantik di atas piring saji. Dengan tambahan topping caramel dan irisan strowbery, membuat Bryan menelan salivanya. Bisa Bryan bayangkan akan semanis apa waffle buatan Shea.

"Kamu sudah selesai mandi?" tanya Shea yang baru saja keluar dari kamarnya. Shea yang selesai membuat waffle dan membersihkan dapur, berlalu ke kamar untuk mandi juga.

"Iya." Bryan menjawab seraya menarik kursi, dan mendudukkan tubuhnya.

Melihat waffle di depannya, Bryan sudah tidak sabar memakannya.

"Apa kamu berendam dulu untuk menghilangkan tepung hingga berjam-jam dirimu baru keluar dari kamar?" Shea yang sudah duduk pun memulai makannya, seraya memberikan pertanyaan pada Bryan.

Bryan yang baru saja memasukan satu potong waffle ke dalam mulutnya, langsung tersedak saat mendapat pertanyaan Shea, kenapa dirinya lama sekali mandi. "Iya, aku harus pastikan tidak akan ada tepung tersisa di tubuhku." Bryan mengelak apa untuk menutupi apa yang di kerjakannya di kamar mandi.

"Tubuh?" Rasanya Shea heran dengan ucapan Bryan. "Bukannya hanya wajahmu yang terkena tepung?"

"Emm..." Bryan bingung menjawab apa yang di tanyakan Shea. "Sudah makanlah, aku mau menikmati makan saja harus menjawab pertanyaanmu dulu." Bryan memilih mengalihkan pembicaraan.

Shea yang mendengar ucapan Bryan, mengabaikan dan melanjutkan makannya.

Saat menikmati sarapan pagi yang mungkin sudah terlalu siang, terdengar suara bel apartemen.

"Siapa yang datang?" grutu Bryan seraya berdiri.

Bryan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. Meraih handle pintu, Bryan membuka pintu apartemennya.

"Kejutan," ucap Selly saat pintu terbuka.

Bryan terkejut, saat melihat Selly lah yang bertamu pagi-pagi. Wajah ceria kakaknya, menyambut di balik pintu saat Bryan membuka pintu.

"Mana Shea?" Selly berlalu melewati Bryan, dan masuk tanpa menunggu Bryan mempersilakan masuk terlebih dahulu.

Bryan hanya mendengus kesal melihat kedatangan Selly. "Hai, Kak," ucap Bryan menyapa Regan malas.

"Apa kami menganggu hari liburmu?"

Rasanya pertanyaan yang di berikan Regan adalah pertanyaan yang tidak perlu dia jawab, mengingat memang kedatangan mereka menganggu.

"Tadi Selly yang bersikas untuk kemari." Regan menjelaskan kenapa dirinya dan istrinya datang di hari libur ke rumah Bryan.

Bryan hanya bisa berpikir, jika kakaknya yang meminta, sudah di pastikan Regan tidak akan pernah menolak. Bryan tahu sekali, jika Regan selalu menuruti keinginan Selly. "Ayo masuk." Bryan mempersilakan Regan untuk masuk.

Saat menutup pintu, Bryan mendengar suara Selly dan Shea sedang bertukar cerita di meja makan. Melangkah ke meja makan, Bryan menyusul Selly dan Shea.

Mata Bryan membulat saat waffle miliknya, sedang di nikmati oleh Selly. "Kakak, itu waffle milikku."

"Oh ini milikmu?" tanya Selly tanpa bersalah seraya memasukan potongan waffle yang sudah di potongnya ke dalam mulut.

"Sayang, kenapa waffle milik Bryan kamu makan?" tegur Regan pada Selly.

Selly langsung memanyunkan bibirnya saat Regan menegurnya. "Apa kamu tahu, tadi aku melihat waffle ini sangat mengiurkan, lagi pula Bryan kan tidak hamil." Selly berucap seraya melirik Bryan.

Shea yang melihat perdebatan antara Regan dan Selly merasa tidak enak. Pikir Shea, jika tahu mereka akan datang, mungkin Shea akan membuat waffle dengan porsi lebih. "Bryan kamu bisa berbagi waffle denganku," ucap Shea seraya memberikan sendok pada Bryan.

Mata Bryan berbinar, saat Shea menawari makan bersama satu piring dengannya. Bayangannya saat makan, pasti mereka akan saling berdekatan. Mungkin dengan begitu pipi mereka akan saling bertautan dengan tidak segaja.

"Jangan, kamu juga sedang hamil, jadi jangan berbagi dengan Bryan," ucap Selly pada Shea. "Biarkan saja Bryan mengalah pada kita ibu hamil," ucap Selly seraya melirik tajam pada Bryan.

Bryan yang mendengar ucapan kakaknya begitu kesal. Seketika kakaknya menghancurkan bayangan indah yang sudah dia ciptakan dalam pikirannya.

"Kita pesan makanan lewat aplikasi saja," ucap Regan menepuk bahu Bryan.

Bryan sudah tidak bisa menolak keadaan yang tidak menguntungkannya ini. Mengingat perutnya yang lapar, Bryan mengangguk menyetujui ide Regan.

Menarik kursi di meja makan, Bryan dan Regan mendudukkan tubuh mereka. Bryan duduk di samping Shea, dan Regan duduk di samping Selly.

Melihat dua wanita sedang asik makan waffle, Bryan hanya bisa menelan salivanya.

"Aku akan membuatkanmu besok," ucap Shea berbisik pada Bryan. Shea yang melihat Bryan memandangi Selly yang asik memakan waffle miliknya merasa tidak tega.

Mendengar bisikan dari Shea, bulu kuduk Bryan berdiri. Napas Shea yang berhembus, di telinganya, membuatnya Bryan begitu tidak kuat.

Ya Tuhan, berapa lama aku harus bertahan.

Selly dan Regan yang melihat Shea yang berbisik pada Bryan, menduga jika hubungan mereka berdua sudah jauh lebih baik.

Emmm..

Suara deheman Selly, mengalihkan Shea dan menyadarkan Bryan yang sedang meresapi setiap embusan napas Shea di telinganya.

"Aku mau mengajak kalian jalan-jalan," ucap Selly melihat Shea dan Bryan bergantian.

"Tidak, aku tidak mau," ucap Bryan langsung menolak tegas ajakan Selly. Bryan tahu, jika Selly mengajak, dirinya akan tersiksa.

"Kalau kamu tidak mau ya sudah, aku akan mengajak Shea saja." Selly yang tidak mau kalah dari Bryan, menjawab ucapan Bryan.

"Tidak bisa, Shea tidak boleh ikut dengan kakak." Bryan menatap tajam pada Selly.

"Kenapa kamu melarangnya?"

"Karena aku suaminya." Ucapan itu lolos dari bibir Bryan.

Selly menarik senyum di ujung bibirnya, mendengar ucapan Bryan. Dia sudah menduga, hubungan Shea dan Bryan sudah lah sangat baik. "Aku tidak perduli kamu suaminya, yang jelas aku akan mengajak Shea."

Berdebat dengan kakanya adalah hal paling menyebalkan bagi Bryan, dan Bryan paling tidak suka karena akan berakhir kekalahan untuknya. "Oke, aku dan Shea akan ikut."

Shea yang mendengar perdebatan Selly dan Bryan tidak bisa berbuat apa-apa. Memandang Regan, Shea melihat Regan mengangkat bahunya. Regan seolah mengatakan, dia tidak mau ikut campur di antara perdebatan Selly dan Bryan.

.

.

.

.

.

Makasih sudah setiap menunggu up😍

1M popularitas hari ini, adalah berkat kalian.

Kecup dari Mommy Shea dan Daddy Bryan buat kalian semua.

Jangan lupa tinggalkan like kalian🥰

1
Hamiani
Aku mampir lagi Kakak, rindu dengan Shea....biarpun bacanya lompat lompat/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Facepalm/
Enisensi Klara
Kangen baca ulang 😇😇😇
aryuu
rameeee ceritanya 🌹❤️
aroem
Luar biasa
Min@moer💜
senjata makan tuan daddy bry 🤣🤣seberapa kuat kamu menghindari tidak menyentuh shea💜
Min@moer💜
paling suka part ini saat bryan ajak shea makan di restoran cepat saji😅udah mulai peduli ama shea🤣🤣💜
Ejan Din
klu aku.. sebelum aku pergi.. akan ku katakan.. akan ku ingat nama mu dengan kebencian.. Dan ingat nama ku akan ada penyesalan dalam hati mu melakukan yang tidak ku inginkan..
Min@moer💜
team baca berulang kali gk bosen🤭baru 3 kali baca🙈💜
Rahma Az-ziya: sama kak aq juga berulang2. suka karakter Shea. tdk gampang ditindas
total 1 replies
Kembae e Kucir
Biasa
ione
Luar biasa
ione
Lumayan
Sylvia tjan
Luar biasa
Luzi Refra
wkwkwkwkwkwkkwkw
Luzi Refra
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Luzi Refra
Luar biasa
Juwitae
di geprek
RiJu
lanjut lagi mulai dari sejojo
Annisa Tiara
sangat seru untuk di baca/Smile//Grin/
Maulana Sejati
knp gak dracun tikus tu bpk nya?
RiJu
lupa, dulu udah baca sampai mana ya? mau ngulang lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!