Li Fei Yang adalah seorang anak berusia 8 tahun yang lolos dari maut, akibat rombongannya di serang oleh sekelompok perampok bertopeng.
Li Fei Yang yang lolos dari maut tanpa sadar membawa langkah nya ke suatu lembah.
Di mana dia bertemu dengan dua orang sakti sedang bertempur dengan sengit.
Li Fei Yang yang bermaksud baik ingin melerai kedua orang tersebut.
Malah terseret dalam pusaran tenaga kedua orang itu. Secara ajaib kedua tenaga raksasa itu tersedot dan berpindah ke dalam tubuh Li Fei Yang.
Kedua orang yang kehabisan tenaga, setelah menceritakan masa lalu mereka dan menerima Li Fei Yang sebagai murid mereka.
Kedua orang itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir mereka sambil tertawa gembira.
Li Fei Yang sendiri sangat tersiksa dengan kedua kekuatan yang saling bertentangan di dalam tubuhnya.
Akhirnya pingsan tidak sadarkan diri ditempat tersebut.
Bagaimana kelanjutan nasib Li Fei Yang Si Bocah yang lolos dari maut, menemukan berkah Kekuatan dahsyat tak terhingga, tapi justru membawa petaka besar bagi dirinya.
Silahkan ikuti petualangan Li Fei Yang di PENDEKAR API DAN ES
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SALAH DUGA
"Baiklah kalau begitu tugas ku sudah beres, aku langsung pamit undur diri dulu.."
ucap Li Mu Bai sambil bangkit berdiri menjura kearah Zhou Lei.
"Wah Ta Se Siong lama lama sekali baru berkunjung kemari, kenapa begitu buru buru sudah mau pulang..?"
"Duduk lah dengan santai mengobrol barang sejenak.."
ucap Zhou Lei sambil tertawa berusaha menahan Li Mu Bai.
Li Mu Bai menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Tidak bisa adik, di rumah masih banyak pekerjaan menanti ku kembali, maaf aku tidak bisa lama lama ."
"Mungkin lain waktu saja.."
ucap Li Mu Bai beralasan.
Zhou Lei menghela nafas kecewa dan berkata,
"baiklah kalau begitu, aku tidak menahan kakak lagi.."
"Fei Yang belajarlah dengan baik ikuti petunjuk dari Er Se Siong dengan baik ya..,?"
ucap Li Mu Bai memberi pesan basa basi sebelum pergi.
Dia berpura-pura sok simpatik untuk di perlihatkan pada semua orang.
Fei Yang tentu tahu itu cuma basa basi, tapi dia melengkapinya juga membantu menjaga wibawa Li Mu Bai agar dia senang.
"Baik Ta Se Siong,..Fei Yang akan memperhatikan pesan Ta Se Siong, terima kasih banyak, hati hati di jalan ."
Li Mu Bai mengangguk senang, kemudian berkelebat pergi meninggalkan tempat tersebut.
Setelah kini tinggal mereka berdua, Zhou Lei pun menatap kearah Fei Yang dan berkata,
"Adik Fei Yang, kamu sudah belajar apa saja selama berada di Xu San.?"
"Aku belajar Qian Kun Im Yang Sen Kung dari guru, kemudian di tempat kakak pertama aku belajar ilmu pedang.."
Zhou Lei menghampiri Fei Yang memegang nadi Fei Yang, sesaat kemudian alisnya berkerut menatap kearah Fei Yang.
Setelah melakukan pemeriksaan dia sedikit terkejut, meski di tubuh Fei Yang ada dua kekuatan asing yang saling berlawanan.
Tapi tidak bisa di katakan cukup kuat.
Tahap ini sudah termasuk cukup kuat di banding murid baru.
Tapi kekuatan seperti ini Di mata Zhou Lei sangat di luar ekpektasinya.
Fei Yang yang merupakan murid penutup gurunya, kenapa cuma seorang anak seperti ini.
"Fei Yang sekarang coba tunjukkan ke kakak, ilmu pedang yang kamu pelajari di gunung naga biru."
ucap Zhou Lei.
"Baik' kak.."
jawab Fei Yang .
Lalu dia menunjukkan ilmu pedang dasar, yang di ajarkan oleh Kedua murid senior, yang di tugaskan oleh 3 serangkai untuk melatihnya.
Melihat pergerakan yang di tunjukkan oleh Fei Yang, Zhou Lei menggelengkan kepalanya.
tanpa banyak bicara dia berkata,
"Cukup Fei Yang,.."
Lalu Zhou Lei menoleh kearah ketiga murid andalan nya Ta Mao Er Mao dan Siau Mao.
"Ta Mao, Er Mao dan Siao Mao,.. tolong kalian bertiga atur dan layani keperluan paman guru kalian dengan baik ."
"Kalau ada kesalahan, aku akan mencari kalian buat perhitungan.."
"Baik guru..."
jawab ketiga orang itu kompak.
Lalu Zhou Lei kembali menoleh kearah Fei Yang dan berkata,
"Fei Yang kamu ikutlah dengan mereka belajarlah dengan giat, kamu bebas di sini.."
"Terimakasih Er Se Siong, "
ucap Fei Yang yang di dalam hati berpikir meski sifat dan penampilannya kasar.
Ternyata dia jauh lebih baik dari Ta Se Siong , yang munafik.
Zhou Lei mengangguk kecil, kemudian dia meninggalkan ruangan tersebut, kembali ke kamarnya sendiri melanjutkan pelatihan nya.
Ketiga murid Zhou Lei membawa Fei Yang ke bagian belakang bangunan, menunjukkan sebuah kamar yang sangat kotor, yang letaknya bersebelahan dengan ruang penyimpanan kayu bakar.
"Paman guru silahkan .."
ucap mereka dengan nada dingin.
Fei Yang hanya melirik sekilas tanpa berkata apa-apa, dia pun masuk kedalam kamar nya, mengambil sapu yang tergeletak tidak jauh dari kamarnya.
Kemudian mulai membersihkan sendiri kamar tersebut.
Sambil bekerja, Fei Yang berpikir di dalam hati, apakah ini adalah arahan dari kakak seperguruan kedua nya.
Atau mereka bertiga ini yang terlalu berinisiatif, sehingga melemparnya kemari.
"Sudahlah inisiatif siapapun, bukan lagi masalah, yang penting saat ini adalah bersihkan kamarnya secepatnya."
"Agar malam nanti setelah berlatih, dia bisa beristirahat dengan baik.."
pikir Fei Yang dalam hati.
Setelah menyapu membersihkan sarang laba laba, mengelap, mengepel, merapikan semuanya,
Mengangkat dan menjemur kasur yang kotor dan lembab.
Fei Yang lalu membawa selimut dan kain penutup kasur pergi cuci,
Dia mencucinya di sebuah aliran sungai kecil, yang letaknya tidak jauh dari halaman belakang.
Setelah bersih Fei Yang pun menjemurnya, bersebelahan dengan kasurnya.
Baru saja Fei Yang selesai menjemur kasur, dua orang pemuda berjalan menghampirinya.
Mereka berdua memiliki wajah yang mirip satu sama lainnya, yang membedakan mereka berdua adalah, yang satu ada tompel di pipi kanan sedangkan yang satu lagi ada tompel di pipi kiri nya.
"Kakek Paman guru,.. kami berdua adalah murid guru Ta Mao dan Er Mao, kami berdua di utus oleh guru kami untuk membimbing kakek Paman guru selama di sini.."
"Nama ku Ta Su dan dia Siau Su mulai saat ini Kakek Paman guru berada di bawah arahan kami."
"Baik,.. Ta Su, Siau Su kalian tak perlu banyak peradatan, panggil saja saya Fei Yang.."
ucap Fei Yang yang tidak mau ribet.
Di dalam hati Fei Yang sudah bisa menebak, nasibnya tidak akan jauh lebih baik ketimbang di puncak naga biru.
"Panggilan hanya tinggal panggilan, pada prakteknya, dia tidak akan lebih di hargai ketimbang kedua cecunguk di hadapannya ini.
Benar sesuai dugaan Fei Yang, dengan senang hati, kedua orang itu berkata,
"Bila kakek Paman guru, yang berkehendak, kami tentu tidak akan menolaknya."
"Fei Yang, setelah ini kamu kumpulkan kayu bakar, isi air kedalam tong di sebelah sana, lalu cucilah semua tumpukan pakaian kotor yang ada di sana "
"Bila sudah selesai, kamu harus nyapu halaman depan, hingga bersih dan menyiram tanaman dan kebun sayur,.apa kamu paham..?"
Fei Yang mengangguk dan berkata,
"Saya paham.."
"Baguslah kalau begitu cepat kerjakan tugas mu, belum selesai tidak boleh ikut makan, kamu paham.."
"Paham. "
jawab Fei Yang singkat.
Di dalam hati Fei Yang berpikir, inilah yang di maksud dengan kalimat layani dengan baik dan jangan ada kesalahan.
Kelihatannya adalah kata kata sindiran yang sangat tepat, Di sini ada kemungkinan akan lebih parah dari pada ditempat kakak Li.
Kelihatannya aku kembali telah salah menilai orang dari penampilannya.
Aku jadi merasa heran , apa sebuah perguruan aliran lurus ternama, yang diisi oleh para pendeta, kenapa bisa punya sikap seperti ini.?
pikir Fei Yang dalam hati sambil melanjutkan pekerjaannya satu persatu.
Saat semua pekerjaan itu beres, hari sudah sore, matahari mulai tenggelam.
Fei Yang yang mulai merasa kelaparan segera berlari menuju ruang makan.
Tapi saat sampai di sana, dia hanya menemukan bekas peralatan makan yang berserakan.