Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 22 - Ancaman Bianca
“Kenzo?” Mbak Elva dibuat kaget melihat Kenzo berada di dalam kamar penginapan Meisya pagi itu. “Kamu di sini, Ken?” Tanya Mbak Elva.
Kenzo mengulas senyum tipis sebelum menjawab. “Iya, Mbak. Tadi malam baru sampai di sini.”
Mbak Elva dibuat makin kaget. “Kamu langsung terbang ke sini setelah selesai manggung?” Tebak Mbak Elva.
Lagi, Ken mengangguk. “Aku gak bisa lama-lama di sana. Aku khawatir banget sama Meisya.”
Mbak Elva terdiam sesaat. Jika melihat sikap Kenzo saat ini, Mbak Elva makin yakin kalau Kenzo tulus perhatian pada Meisya dan bayi mereka. Terbukti Kenzo langsung menyusul Meisya berada tanpa peduli jika tubuhnya masih lelah.
Meisya menghela nafas melihat Kenzo yang kini sedang berbincang dengan Mbak Elva. Meisya yakin kalau Mbak Elva bertanya-tanya saat ini.
“Tadi malam aku mengizinkannya tidur di sini karena aku kasihan melihat wajahnya yang sangat kelelahan. Tapi Mbak jangan berpikiran yang aneh-aneh. Karena kami gak tidur di ranjang yang sama. Dia hanya aku izinkan tidur di atas sofa.” Tanpa diminta penjelasan oleh Mbak Elva, Meisya sudah memberikan penjelasan lebih dulu.
Mbak Elva tersenyum. “Meisya, kamu dan Ken ini udah nikah. Jadi, gak masalah kalau kalian tidur di ranjang yang sama.”
Meisya menggeleng. Dia merasa jika pernikahannya dan Ken tidak sah. Terlepas dari itu, Meisya juga tidak ingin semakin mengikis jarak di antara mereka.
“Sudahlah, sekarang waktunya kita berangkat ke bandara kan, Mbak? Kalau gitu ayo langsung berangkat aja.” Ajak Meisya. Sudah tak ingin memperpanjang percakapan di antara mereka.
Mbak Elva mengangguk. Pagi itu mereka mendapatkan penerbangan pagi kembali ke ibu kota. Kenzo yang kemarin sudah membeli tiket penerbangan pun merasa lega karena maskapai yang ia pesan sama seperti yang Meisya gunakan pagi itu.
Selama berada di perjalanan ke bandara, Mbak Elva mempertanyakan beberapa hal pada Kenzo yang kemarin habis konser juga seperti Meisya.
“Sebenarnya aku gak fokus buat perform kemarin. Karena aku kefikiran terus sama Meisya. Dia sama sekali gak berniat mengabariku dan membuatku jadi gak tenang!” Beri tahu Kenzo.
Mbak Elva mengangguk. Dari video perform Kenzo yang ia lihat di media sosial, terlihat jelas di sana jika Kenzo benar tidak terlalu fokus konser seperti sebelumnya.
“Maaf, Mbak udah mau kasih tau kondisi Meisya sama kamu. Tapi dia melarang.”
Meisya yang disebut namanya melotot. Dia tidak suka mendengar perkataan Mbak Elva barusan. Kenapa juga Mbak Elva harus meminta maaf pada Kenzo. Sungguh tidak penting sekali pikirnya.
“Lain kali jangan begitu lagi, Mei. Kasihan suami kamu jadi khawatir banget.” Tegur Mbak Elva. Selagi ada Kenzo di dekat mereka, Mbak Elva menggunakan kesempatan itu untuk menegur Meisya.
Meisya menatap malas wajah Mbak Elva. Tanpa kata dia sudah mengalihkan pandangan dari Mbak Elva. Respon Meisya hanya ditanggapi dengan senyum oleh Mbak Elva. Dia merasa lucu dengan tingkah Meisya saat ini.
Bukan hanya selama berada di perjalanan ke bandara saja, saat sudah menunggu keberangkatan di bandara pun Kenzo banyak bertanya mengenai kondisi dan aktivitas Meisya pada Mbak Elva. Meisya yang mendengarnya memilih untuk diam saja. Membiarkan Kenzo bertanya sesuka hatinya.
“Andai saja dia bukan kekasih sahabatku, mungkin aku bakalan senang diperhatikan seperti ini. Tapi sayang, aku harus sadar diri siapa Kenzo bagi sahabatku. Aku harus tetap menjaga jarak di antara kami dan menjaga hatiku agar tak terbawa perasaan dengan segala sikap baik dan perhatiannya kepadaku.” Gumam Meisya dalam hati.
Setibanya di Jakarta, Kenzo memilih ikut bersama Meisya ke apartemen. Kenzo ingin memastikan jika wanita yang akan menjadi ibu dari anaknya itu aman sampai ke apartemen.
“Aku boleh istirahat di sini dulu sebelum pulang?” Pinta Kenzo. Dia berharap masih bisa menghabiskan banyak waktu dengan Meisya.
“Istirahatlah. Tapi di kamar tamu!”
Kenzo mengangguk. Dia senang karena Meisya masih memberikan kesempatan untuk dirinya memastikan lebih lama jika Meisya baik-baik saja.
“Aku sungguh bingung harus bagaimana. Di satu sisi aku senang karena Kenzo ada di dekatku. Tapi di sisi lain, aku gak enak sama Bianca kalau sampai dia tahu jika Kenzo lebih banyak menghabiskan waktu bersamaku dibandingkan dengan dirinya.
Sebelum pulang ke apartemennya sore itu, Kenzo memasakkan sesuatu lebih dulu untuk Meisya. Kenzo merasa jika Meisya menginginkan masakan buatannya dan hanya berselera makan jika dimasakkan oleh dirinya.
“Jangan lupa minum vitamin dan susunya nanti malam.” Pesan Kenzo sebelum pulang.
Meisya mengangguk. Lagi-lagi hatinya dibuat tak karuan melihat sikap Kenzo yang begitu perhatian.
“Kamu harus ingat, Mei. Dia perhatian sama kamu hanya karena ada anak di antara kalian. Bukan karena hal lain.”
Setelah kepergian Kenzo, Meisya berusaha tak lagi mengingat pria itu. Dia fokus memikirkan kegiatannya beberapa waktu ke depan. Memikirkan hal tersebut, membuat Meisya tersenyum. Karena minggu depan kegiatannya adalah workshop single bersama produser yang menjadi idolanya beberapa waktu belakangan ini.
“Kak Rendy. Aku sungguh gak sabar bertemu dan membuat lagu bersama dengan dia!” Gumam Meisya. Jika tadi dia dibuat galau memikirkan sikap Kenzo pada dirinya, kali ini dia dibuat senyum-senyum sendiri memikirkan idolanya itu. Meski mengidolakan Rendy, tapi Meisya sadar diri untuk tak sampai jatuh hati pada pria itu.
“Aku sudah menikah. Aku harus menjaga hatiku setidaknya sampai aku dan Ken berpisah nanti!”
**
Beberapa hari berlalu, Kenzo terlihat sangat jarang menemui Meisya ke apartemen. Jadwal performnya yang cukup padat di luar kota membuatnya sulit untuk bertemu dengan Meisya. Kenzo hanya bisa berkomunikasi dengan Meisya lewat panggilan telefon dan video saja.
“Kamu kenapa, Sayang? Kok senyum-senyum sendiri dari tadi?” Bianca dibuat heran melihat sikap Kenzo yang sejak tadi ia perhatikan tak henti senyum-senyum sendri dan sesekali bergerak salah tingkah.
Senyuman di wajah Kenzo seketika memudar mendengar pertanyaan Bianca. “Gak papa, Sayang. Cuma lucu aja lihat video lucu di tik-tok.” Balas Kenzo berdusta. Padahal yang membuatnya tersenyum dan salah tingkah karena Meisya mengirimkan foto perutnya yang makin membuncit atas permintaannya.
Dahi Bianca mengkerut. Menatap layar ponsel Kenzo yang tidak menunjukkan sebuah video. Melainkan sebuah room chat.
“Benar begitu?” Tanyanya memastikan.
Kenzo mengangguk dengan wajah tersenyum. Membuat Bianca berusaha untuk percaya padanya. Toh sampai saat ini Bianca yakin Kenzo selalu setia kepadanya dan tak ada wanita yang bisa merebut Kenzo dari sisinya.
“Sayang, kemarin papi aku ngomong sama aku. Dia minta kamu ke rumah setelah kita pulang dari sini.” Kata Bianca.
Senyuman di wajah Kenzo seketika pudar mendengar perkataan Bianca. “Ke rumah kamu? Buat apa, Sayang?”
“Aku gak tahu pasti. Tapi aku tebak papi mau kamu memastikan tentang hubungan kita. Karena beberapa waktu belakangan ini papi selalu bertanya mau dibawa kemana hubungan kita ke depannya.”
Kenzo terdiam. Pandangannya beralih dari wajah Bianca. Sungguh, obrolan mereka saat ini membuatnya jadi tidak tenang.
“Maaf, kayaknya aku gak bisa ke rumah kamu setelah pulang dari sini, Sayang.” Kata Kenzo.
“Tapi kenapa, Sayang? Apa alasan kamu gak mau ke rumah? Apa karena kamu gak bisa memberikan kepastian pada kedua orang tuaku mengenai hubungan kita?!” Tebak Bianca. Suaranya sudah terdengar sedikit ketus. Tak lagi lembut seperti sebelumnya.
Kenzo terdiam. Membuat Bianca makin yakin dengan tebakannya. “Kamu ini kenapa sih sebenarnya, Sayang. Kenapa aku merasa kalau kamu semakin mengundur waktu untuk memberikan kepastian kepadaku. Aku jadi bingung sama kamu, sebenarnya kamu ini cinta sama aku apa enggak sih?!”
Kenzo tak langsung menjawab. Dia bingung harus berkata apa. Jika dia menjawabnya, Kenzo takut kembali berdusta pada Bianca. Kenzo pun tidak mungkin jujur mengatakan jika dia tidak mungkin menikahi Bianca karena sudah menikah dengan Meisya dan tak mungkin mempoligami Meisya.
“Begini saja, kalau kamu gak mau ketemu sama papi aku gak masalah. Tapi aku minta setelah kita pulang dari sini, akhiri hubungan kita. Supaya aku gak lagi berharap dengan hubungan yang tidak kunjung pasti ini!” Ancam Bianca. Dia tahu Kenzo sangat takut dengan ancaman dari dirinya. Maka dirinya memberikan ancaman pada Kenzo supaya pria itu mau menuruti perkataannya.
“Baiklah. Aku akan ke rumah kamu setelah pulang nanti.” Putus Kenzo pada akhirnya. Untuk saat ini, Kenzo tak ingin membuat masalah di antara mereka. Jadi lebih baik, dia mengalah saja.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....
lanjut..
tambah seru
Bianca mendapati Kenzo sedang bersama Meisya.