NovelToon NovelToon
Mantan Suami Ibuku

Mantan Suami Ibuku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Lari Saat Hamil / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:754
Nilai: 5
Nama Author: Rohima_Cahaya18

Yulia Citra Lestari, seorang istri tercinta Rayyan Kahesdra. Jarak diantara mereka sangat berbeda. Yulia, diusianya 24 tahun ini ia masih memikirkan nasib yang sama. Setiap ibunya tinggal bersama dengan anaknya ada yang selalu mencurigakan antar suami dan ibunya.

Entah mengapa, desus kian memarak jika suaminya ada hubungan dengan ibunya. Lantas, bagaimana Yulia bisa diam begitu saja.

Apakah Yulia akan mencari tahu kebenarannya ataukah Yulia diam begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merusak hubungan Antar Anak

Alfan menyadari adanya Amira, tidak pantas Amira datang hanya sebuah imbalan, tetapi imbalan apa yang ia inginkan? Imbalan hanya bertemu dengan Rayyan, tidak bisa. Baginya Rayyan hanyalah seorang menantu bukan anak.

Alfan memegang erat tangan Amira, lekas menuju ruang belakang RS. Justru Alfan meminta agar ibunya sediakan kantung darah untuk Rayyan. Tapi Amira menolak, karena Rayyan kaya, punya segalanya makanya ia mau bersama dengan Rayyan.

"Ibu tidak Sudi mengorbankan donor darah untuk menantu ibu, lagian nanti bisa-bisanya ibu drop. Kamu tahu kan, kalau ibu ga bisa capek-capek. Suruh saja keluarganya, kenapa kau bawa ibu kemari. Ibu hanya meminta maaf pada, Yulia," Desak Amira ingin segera menjumpai anaknya.

"Bu, Ayolah. Ibu tahu sendiri rasa Alfan sangat penting baik untuk ibu. Jadi Ibu mau ya! Ini untuk kebaikan kita bersama."

"Tapi ibu benar tak mau, apapun itu. Si Vera itu kan ibunya, masa dia ga mau. Pokoknya ibu ga Sudi diambil darahnya, biarkan saja menantu itu mat!."

"Bu, tapi Rayyan nantinya bersama ibu. Tapi tolonglah untuk Rayyan."

Alfan terus memaksa kehendak ibunya, termasuk Rafa mengintip pembicaraan mereka. Ternyata Amira hanya menginginkan kekayaan saja, jika Rayyan sakit, Amira seolah ingin uang saja. Rafa ingin sekali membentak keras dihadapan Amira, walaupun ia sebagai ibu kandung Yulia.

Dendam? Rafa tak ingin dendam, hanya sebuah memastikan bagaimana bisa seenaknya jika mereka ada hubungan terlarang. Kenapa Rayyan tak menceritakan kepada saudaranya.

Sejak awal menikah dengan Yulia, perasaan Rafa tak kunjung enak. Sadar, selama ini Yulia justru tertekan batin sebagai seorang istri.

Tak menyangka hidup di atas penderitaan oranglain, oranglain itu ibu kandung Yulia. Masih saja sombong seolah-olah ia ratu diatas segala kuasa.

Amira membiarkan Alfan, ia kembali dan ingin meminta maaf pada anaknya. Namun Rafa harus pergi agar dirinya tak ketahuan saat sedang mengintip pembicaraan mereka.

Vera merasa tidak asing saat melihat anaknya mengatur nafas. Namun saat itulah dengan gaya sombong berlagak seperti ratu, Amira pun keluar menatap Vera penuh pahit. Tapi diakui Amira memang sosok iblis berhati baik namun ia sedang memantau kehidupan mereka. Sangat memilukan, tetapi saat ini juga Amira akan merebut kebahagian dari anaknya.

"Kamu lagi! Pergi dihadapan saya, kamu sudah menghancurkan seluruh keluarga saya, termasuk anak saya. Pergi kamu, Amira."

"Ma! Sabar, ini di RS. Biarkan dia datang, dia kesini untuk menemui Yulia dan meminta maaf."

"Kenapa bela Wanita tua ini, Rafa. Dia itu Wanita licik, ternyata Mama baru ingat kalau dia itu ibu kandung Yulia, kenapa kamu masih berdiri disini, Amira. Pergi," desak Vera terus menerus memerintahkan pada Amira agar pergi. Bahkan tak perduli dengan kehadiran Amira.

"Tante, silahkan pergi. Kami mohon, Tante ga cukup buat hidup Adik kami sakit, Tante kenapa seperti ini. Tolonglah Tante, bisakah Tante cari yang seperti usia, Tante. Tante tahu kan, kalau Tante tidak bisa di beri nasihat, jangan injak lagi RS ini dan jangan dekati Rayyan lagi,"tegas Rafa ikut campur dalam urusan ini jika tidak Amira justru semakin senang dengan sikap yang membangkang.

Amira malah berlutut pada kaki Vera, Vera menepis. Vera tak mau kalah dengan niat Amira. Percaya atau tidak baginya Vera tidak pernah memaafkan apa yang terjadi dengan kondisi Amira.

Sakit tiada berujung, sakit yang dirasakan Vera tidak tahu jika Amira yang sudah lama berhubungan dengan Anaknya, kenapa ia tak tahu. Apa karena keluar masuk di negeri orang sampai ia tak sadar jika anaknya berhubungan dengan wanita tua itu.

Bahkan Vera menyumpahi Amira sebagai kutukan, jika selama hidup baginya tak ada kata maaf. Bahkan membenci apa yang terjadi saat ini.

Vera menyingkir dari kehadiran Amira, Amira tak gampang menyerah ia ingin wujudkan impiannya mendapatkan harta kekayaan lalu menyingkirkan Yulia untuk selamanya.

Tanpa aba-aba disana, Amira dengan senyuman mematikan justru pergi menemui ruangan Yulia.

Ada perasaan bersalah, namun tangisan itu akan menjadi tangisan buaya. Tidak berlaku untuk Amira, ia datang justru untuk meminta maaf dan mencelakai Yulia. Tak sadar disana ada Alfan, namun Alfan tak ingin cukup membiarkan ibunya mencelakai Yulia. Alfan masuk, ia memarahi sebelum pada Rafa, tapi terlalu bias Amira sehingga tidak bisa di cegah.

"Amira, ini ibu, Nak! Ibu datang kesini untuk menjemput kamu pulang, pulang yuk, Nak."

"Maaf, ibu siapa? Aku tidak kenal Ibu."

Deg

Amira terus mengingatkan bahwa dialah ibu kandungnya, sampai tubuh Yulia terguncang hebat. Namun secepat tangan Alfan mengambil tangan ibunya. Ternyata kedatangan Amira hanya menyakiti ingin supaya Yulia mati ditangannya.

"Tenang dek! Ini Abang, maafkan Abang, tenanglah, Ayo tidur lagi," ucapnya sambil membelai hijab milik Yulia.

Alfan mengeluarkan Ibunya dari dalam ruangan Yulia, dasar tidak tahu di untung. Baginya kini sudah lama ingin melakukan tindakan ini. Tapi ia selalu menahan diri, mengenal sosok Yulia.

Vera justru heran dengan sikap Amira yang melebihi batas kapasitas, selama ini Amira berpura-pura baik di hadapannya. Tak pernah terbayang apa jadinya, jika selama ini anaknya ikut terbawa arus.

"Ibu mohon Alfan, Ibu hanya meminta maaf pada Yulia, itu tidak lebih."

"Bohong! Alfan lihat kalau ibu sengaja mencekik leher, Yulia. Jawab Bu, kenapa Ibu tak suka jika kami ada, dimana letak nurani, ibu sebagai seorang ibu yang dulunya baik jika ada Bapak. Bu, Alfan mohon sebaiknya ibu pergi dari sini, untuk apa ibu kesini lagi," ujar Alfan merasa tak suka dengan keberadaan ibunya, bahkan menoleh saja tidak.

Sudah hilang kepercayaan diri pada Alfan, untuk apa berbakti kepada ibunya, padahal ia sudah ingin merusak hubungan anaknya, kini Alfan bahkan malu memiliki seorang ibu yang tak bersyukur. Alfan malu di lahirkan dengan seorang Ibu yang hanya menyakiti perasaan anaknya. Alfan menyeret tubuh ibunya, bahkan ada disana orang-orang menangapi jika Alfan termasuk seorang anak durhaka.

Alfan tak menggubris pertanyaan mereka, tetap kekeh melanjutkan apa yang merupakan layak baginya. Tak mengubah suatu tempat, baginya Alfan baru ketemu dengan sikap Amira seperti anak kecil.

Seolah-olah ingin seperti gadis kecil butuh bantuan atau sandaran.

Rafa kembali ikut dengan membawa sebuah perkataan bahwa mereka salah menilai orang, Rafa tidak mau menerima semua ini, baginya Alfan perlu di bantu.

"Ibu-ibu sekalian, jangan pernah menyalahkan sesuatu yang belum terlihat jelas, maksudnya jangan menilai dari luarnya saja, tapi dalamnya juga, maksud saya begitu, ibu-ibu."

"Ah kamu, ini tidak lucu. Pemuda sekarang lebih pintar mencari omong kosong palsu. Nyatanya sekarang pasti itu karena si anak ga mau di bela di depan kelurganya, saya mengalami loh," ucapnya sambil tersenyum pahit setelah melihat wajah Amira menangis.

Bagi ibu tersebut, Rafa seperti membela Alfan. Nyatanya mereka salah, Amira mampu mengambil peran jika dirinya sangat jahat terhadap keluarga sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!