Pernikahan Yang Tertukar

Ternyata ruangan di dalam ini sangat luas dan besar, banyak barang-barang yang tidak terpakai disini. Aku terus berjalan dan semakin dalam, hingga di ujung dinding ada sebuah pintu yang tertutup rapat terbuat dari teralis besi.

Dimana sosok wanita berambut panjang tadi? Apakah dia masuk kedalam pintu besi ini? Aneh! Seketika Jantung ku mulai berdebar cepat dan rasa penasaran mendorong ku untuk masuk kedalam.

Ku tarik pintu yang terbuat dari teralis besi, aku terkejut. Ternyata di dalam pintu besi itu ada tangga menuju ruangan bawah tanah.

Aku mulai ragu untuk masuk kebawah sana, apalagi hari sudah menjelang malam. Aku takut bibi Helen dan nenek Chen mengetahui keberadaan ku di sini, karena aku tidak ada di dalam kamar. Tetapi tekat ku sudah bulat untuk mengetahui rahasia di mansion ini. Saat ingin melangkah ke bawah. Terdengar suara orang berteriak.

"Sedang apa kau di situ!"

Aku terkejut, itu suara bibi Helen. Aku menoleh, dan wanita itu sudah berdiri di belakang punggung ku. Tatapan nya bukan hanya tajam, tetapi sampai menghunus ke jantung ku.

"Bibi..." panggil ku dengan suara tercekat.

"Apa yang sudah nyonya lakukan di tempat ini!" serunya

"Ak-u.."

Aku benar-benar tidak bisa menjelaskan kenapa tiba-tiba bisa mengikuti sosok wanita berbaju putih di dalam ruangan ini

Bibi Helen langsung menarik tangan ku untuk keluar dari ruangan penuh misteri itu. Ia menutup pintu dengan kasar lalu menguncinya dari luar.

"Sudah berapa kali saya peringatkan nyonya! Agar jangan datang ke tempat ini, apalagi sampai berani masuk kedalam ruangan!" omel wanita paruh baya itu dengan rambut di gulung ketat.

"Tadi ada seorang wanita itu lagi, la melewati kamar ku dan masuk kedalam ruangan ini!" kata ku menjelaskan.

"Sudahlah! Sekarang ke ruangan makan dan temui nenek Chen!" tukas bibi Helen sambil melangkah pergi dengan suara Hells yang nyaring menghentak lantai marmer.

Aku berjalan mengikutinya dari belakang dan terus bertanya-tanya dalam hati, hukuman apa yang akan nenek Chen berikan

Aku memasuki ruangan makan, seperti biasa hanya ada nenek Chen sendirian di sana sedang menyeruput teh hijau. Bibi Helen mendekati wanita tua itu lalu berbisik. Entah apa yang sedang ia ceritakan ke nenek Chen. Aku hanya diam sambil berdiri di sisi meja makan. Seketika nenek Chen menoleh pada ku dan menatap nya dengan penuh tanya.

"Duduk lah, jangan lama-lama berdiri!" katanya dengan suara datar.

Aku menarik satu kursi di depan ku dan duduk dengan perlahan. Kenapa tiba-tiba jantung ku berdebar cepat. Tidak biasanya aku merasakan keanehan pada sikap nenek Chen. Biasanya ia akan marah meledak-ledak bila aku ketahuan masuk kedalam ruangan misterius itu. Tapi kali ini sikapnya sangat berbeda.

"Cepat kau makan, setelah ini berangkat lah ke rumah kelurga Tan. Supir akan mengantarkan mu kesana."

Aku terkejut, apa kah aku tidak salah dengar? Kenapa tiba-tiba nenek Chen akan pulangkan aku pada kelurga Tan? Tapi kenapa?" hati ku terus bertanya-tanya. Kenapa aku seperti tidak ingin kembali ke rumah ayah ku. Rumah penuh kenangan buruk. Bukankah ini kesempatan ku untuk pergi dari rumah menakutkan ini?"

"'Cepat makan! Bentak wanita tua itu, aku tersentak, suara nenek Chen membuyarkan lamunanku. Tanpa banyak bicara aku meraih piring di depan ku dan menuang nasi putih beserta ayam panggang. Ku nikmati nasi dan lauk di dalam piring, Namun pikiran ku terus melayang entah kemana. Setelah menikmati hidangan siang hari, aku menyedot es jeruk.

"Pricilia!"

"Iya Nek!"

"Kamu hanya dua hari menginap di rumah keluarga Tan. Setelah itu aku tidak akan izinkan Kamu keluar dari mansion ini. Kalau bukan karena ayah mu memohon padaku. Tidak akan aku izinkan kau keluar dari tempat ini."

Dahi ku mengernyit karena bingung. Kenapa tiba-tiba aku di izinkan menginap di rumah keluarga ku? Dalam rangka apa kah ayah ku memohon aku untuk pulang?"

"Nenek, sebenarnya kenapa ayah memohon pada nenek untuk aku pulang?" ku beranikan diri untuk bertanya.

Wanita sepuh itu menghela nafas panjang, lalu ia berkata. "Adik mu Claudia akan bertunangan dengan kekasihnya. Tidak mungkin aku melarang mu untuk pulang ke kelurga Tan!"

Aku tersentak kaget, ternyata secepat itu mereka ingin mengumumkan pertunangan. Aku sudah mendengar sendiri ucapan Pricilia dan Joseph di perayaan ulang tahun Cindy. Aku sungguh sakit hati mengingat penghianatan mereka berdua. sudah pasti ayah ku ikut mendukung rencana mereka dan menggantikan posisi ku untuk menikah dengan Joseph.

Aku benar-benar muak dan tidak ingin datang menghadiri acara pertunangan mereka. Sudah pasti aku akan jadi bahan olok-olokan di sana. Belum sempat aku menolak. Nenek Chen meneruskan ucapannya.

"Kamu bawa juga hadiah dari keluarga Chen sebagai penghormatan. Aku sudah menyiapkan sepuluh hantaran untuk tunangan adik mu Claudia."

Aku terkesima dengan ucapan nenek Chen. Andaikan saja nenek tahu kebenarannya. Kalau aku adalah Claudia yang seharusnya bertunangan dengan Joseph. kakak tiri ku Pricilla telah merencanakan semua ini. Aku harus menggantikan dirinya menikah dengan tuan Chen.

Ku hela napas pelan, dadaku terasa sesak dan napas ku terasa berat. Selesai makan aku berpamitan pada nenek Chen untuk berangkat ke rumah kelurga besar ayahku.

Di halaman mansion aku berdiri, beberapa pelayan membawa sepuluh hantaran untuk di masukkan kedalam mobil. Sang supir mempersilakan aku untuk masuk kedalam mobil. Aku duduk di bangku belakang sambil menatap keluar jendela.

Mobil melaju dengan pelan, meninggalkan mansion milik keluarga Chen. Ku nikmati suasana perjalanan menuju perumahan elite milik kelurga Tan. Pandangan ku tak lepas dari luar jendela dengan banyaknya ruko-ruko pinggir jalan yang menawarkan banyak aneka jajanan dan berbagai kebutuhan pokok.

Pikiran ku melayang entah kemana, kenangan saat bersama Joseph terbayang di pelupuk mata ku. Bagaimana pria itu sangat perhatian dan mencintai ku dengan tulus, menjadikan aku satu-satunya prioritas dalam hidupnya. Sayangnya Joseph memutuskan melanjutkan akademi S2 nya ke Inggris. Keputusan ku menggantikan posisi kakak tiri ku, menikah dengan tuan Chen karena desakan ayah ku. Dia berjanji akan bersikap adil pada ibuku dan memberikannya marga Tan.

Aku merasa bersalah karena menghianati cinta Joseph. Tetapi semua itu hanyalah kebohongan belaka, yang baru aku ketahui sekarang. Mereka telah berpacaran di belakang ku selama dua tahun. Itu artinya Joseph telah berselingkuh dengan Pricilia setelah berpacaran dengan ku satu tahun.

Hujan mulai membasahi jalanan yang beraspal, langit tampak mendung karena telah turun air hujan. Dua jam setengah kami menempuh perjalanan, mobil hitam yang ku tumpangi masuk kedalam sebuah komplek elit yang berada di bilangan kota Bandung.

***

Tolong all, bantu LIKE setelah membaca, jangan lupa kasih VOTE/GIFH agar Bunda semangat nulis. Berikan juga RATE BINTANG 5 SERTAKAN KOMENTAR KALIAN 💜💜