NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 21

Tap.

Tap.

Sendal rumahan beradu dengan lantai marmer berwarna putih bercorak gold. Odelia masuk ke dapur lalu mengambil air dari kulkas.

Gluk.

Gluk.

"Ahh, segernya."

Odelia menenggak habis sebotol kecil air mineral kemudian membuangnya ke tempat sampah.

"Non, mau makan sesuatu?" tanya bik Ratih.

Odelia menggeleng. "Enggak bik, Odel cuma minum aja kok."

"Oh iya, mama kemana bik?"

"Nyonya pergi arisan non."

Odelia mengangguk lalu pergi ke kamarnya, sejak pulang dari outing class tadi dia memutuskan untu tidur dan baru bangun. Dia mengambil ponselnya, seketika matanya terbelak saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Edgar.

"What? Kenapa mendadak sih?"

Odelia melihat jam diponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Dia gegas pergi ke kamar mandi untuk mandi. Odelia mandi dengan cepat, hanya memerlukan waktu sepuluh menit saja.

Dia masuk ke walk-in closet miliknya kemudian mengambil dress berwarna navy lalu memakainya. Setelah selesai, dia berlari ke meja rias dan mulai mengeringkan rambut panjangnya.

"Gue kan nggak bisa kalo buru-buru."

Selesai dengan rambutnya. Dia mulai merias wajahnya tipis agar terlihat lebih segar. Sambil merias wajah, dia melirik jam dinging yang menggantung di sebelahnya.

"Astaga, cepet banget udah jam 6 lebih."

Odelia menyemprotkan parfume ke seluruh tubuhnya, dia mengambil tasnya lalu memasukkan ponsel dan dompetnya.

"Del, mau kemana?" tanya Alan yang lihat putrinya nampak berlari-lari.

"Odel buru-buru pah."

Alan melongo melihat penampilan Odelia yang sangat cantik, namun....

Alan segera mengejar putrinya. "Del, ada yang lupa." panggil Alan.

Namun Alan telat, mobil Odelia sudah pergi meninggalkan rumahnya.

"Astaga, kalo dia lihat pasti malu."

"Pah, kenapa diluar?" tanya Tessa yang baru saja datang dari arisan.

Alan tertawa kecil sambil menggeleng pelan. "Nggak papa mah, ayo masuk."

Odelia mengemudikan mobilnya sedikit kencang, pasalnya tempat yang akan dikunjunginya sedikit jauh dari rumahnya.

Setengah jam kemudian, mobil Odelia sampai di restauran. Dia mengambil tasnya kemudian keluar.

"Huft, gue nggak telat." gumam Odelia.

Dia membenarkan sedikit penampilanya kemudian masuk ke dalam restoran.

"Selamat malam kak, sudah reservasi sebelumnya?"

"Atas nama Theodore." jawab Odelia sedikit ragu, pasalnya ini kedua kalinya Edgar reservasi menggunakan nama asistennya.

"Atas nama tuan Theodore di ruang VIP nomor 3."

Odelia mengangguk, dia kemudian berjalan menuju arah tangga. Dia heran saat orang-orang yang melihatnya tiba-tiba tersenyum bahkan ada juga yang menahan tawanya.

"Mereka kenapa sih? Kaya nggak pernah lihat orang cantik aja." gumam Odelia.

Dia melangkah penuh percaya diri menaiki anak tangga, sampai di atas dia mencari pintu yang bertuliskan angka 3. Setelah ketemu, dia mulai mengetuk pintu lalu masuk ke dalam.

Saat Odelia masuk, dia melihat Edgar tengah duduk sambil memainkan ponselnya.

"Om." sapa Odelia.

Edgar menoleh, dia tersenyum saat melihat Odelia. Edgar memindai tampilan Odelia yang sangat cantik malam ini. Namun tatapannya tak salah melihat ke bawah, membuat Edgar tertawa pelan.

Melihat Edgar juga tertawa saat melihatnya membuat Odelia meringis pelan.

"Apa kamu tadi buru-buru?"

Odelia lekas mengangguk cepat kemudian mendekati Edgar.

"Iyalah, tadi Odel tidur dan nggak tahu kalo om ngechat Odel. Mana tempatnya jauh lagi." keluh Odelia.

"Pantes."

Odelia mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya?"

Edgar mengkode Odelia menggunakan matanya, membuat Odelia mengikuti arah pandang Edgar. Seketika dia membelakan matanya.

"HAH? KOK BISA?" pekik Odelia.

Rasanya Odelia ingin menghilang sekarang juga, pantesan orang-orang dibawah tadi tersenyum saat melihatnya. Ternyata karena dia masih memakai sandal rumahan berbulu gambar hello kitty.

Odelia berbalik hendak pergi, namun Edgar mencekal pergelangan tangan Odelia hingga gadis itu limbung dan jautuh ke pangkuan Edgar.

Brugh.

"Lepasin om, Odel malu." lirih Odelia.

Padahal Odelia sudah memakai dress dan berdandan semaksimal mungkin, namun justru sendal yang dia pakai menghancurkan semuanya. Kenapa dia bisa lupa?

Mata Odelia berkaca-kaca, bibirnya mengerucut seperti bebek.

"Anjir, malu banget. Hiks." batin Odelia.

Edgar tertawa pelan, dia melingkarkan kedua tanganya ke pinggang ramping Odelia. Dia merasakan jantungnya berdebar kencang saat mencium arom parfume Odelia.

"Kamu masih cantik kok dengan sendal bulu itu." bisik Edgar.

Tes.

Air mata Odelia menetes, gadis cantik itu tiba-tiba menangis. Seumur hidup, ini pertama kalinya dia merasakan malu yang luar biasa apalagi didepan pria yang disukainya.

Tangan Edgar terangkat lalu mengusap pelan pipi Odelia yang basah.

"Hei, kenapa nangis?"

Odelia menutupi wajanya dengan kedua tangannya, saking malunya dia sampai tak bisa berkata-kata.

Edgar melepaskan tangan Odelia kemudian menarik dagunya.

"Kalo nangis cantiknya ilang." ucapnya mencoba menghibur Odelia.

"Tck, om. Odelia malu." cicitnya.

Lagi-lagi Edgar terkekeh. "Kamu masih berpakaian lengkap. Kenapa harus malu?"

"Om nggak bakal paham deh. Hiks."

Ceklek.

Pintu ruang VIP terbuka, seorang pelayan datang sambil membawa makan malam untuk keduanya. Odelia lekas turun dari pangkuan Edgar lalu duduk dikursinya. Saking nyamannya, dia sampai tak sadar jika duduk di paha om dudanya.

"Silakan dinikmati." ucap pelayan setelah menuangkan wine ke gelas lalu keluar.

"Ayo dimakan."

Masih dengan wajah cemberut, perlahan Odelia mengangguk. Dia mengambil buah didalam piring kecil kemudian memakannya. Edgar sibuk memotong daging lalu tak lama kemudian dia meletakkan piring potongan daging itu ke depan Odelia.

"Om." ucap Odelia terkejut.

Edgar hanya tersenyum lalu mengangguk. Odelia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, dia senyum-senyum sendiri sambil menusuk daging menggunakan garpu.

Makan malam ini terasa begitu intim, Odelia merasa diratukan oleh Edgar padahal hubungan mereka masih belum jelas.

Edgar mengangkat gelasnya lalu menyesapnya pelan sambil terus memperhatikan Odelia yang makan dengan tenang.

"Sial, padahal niatku hanya ingin bermain-main dengan gadis ini. Tapi aku justru terjebak dalam permainanku sendiri." batin Edgar.

Odelia melirik Edgar yang sejak tadi diam saja, dia mendongakkan kepalanya agar lebih jelas melihat wajah Edgar.

"Kenapa om? Odel belepotan ya?"

Edgar meletakkan gelasnya lalu mencondongkan sedikit tubuhnya. Dia mengusap sudut bibir Odelia yang terdapat noda saus.

"Iya. Kaya anak kecil."

Odelia berdehem pelan untuk menetralkan perasannya.

"Kamu dekat dengan orang yang memberi kamu topi itu?"

Odelia berjengit kaget. "Om lihat?"

Edgar mengangguk pelan. "Aku punya mata."

Odelia menyelipkan anak rambutnya ke belakang kepala.

"Sebenarnya kalo dibilang deket sih iya. Tapi Om Ed jangan salah paham dulu."

"Kayanya dia suka deh sama Odel, buka kepedean ya om tapi karena itu yang Odel rasain."

"Kamu suka sama dia?"

"Enggak lah, Odelia suka sama Om. Ehh."

Odelia menutup mulutnya saat dia keceplosan.

"A-anu, maksud Odel tuh Odel nggak suka sama dia. Dia cuma amu anggep temen aja kok. Iya."

Edgar mengangguk saja. "Baguslah." gumamnya.

"Apa om? aku nggak denger."

"Bukan apa-apa. Ayo lanjutkan lagi makannya, hello kitty." Goda Edgar.

"Om Edgar." protes Odelia.

1
Reni Anjarwani
suka deh bisa doubel up keren ceritanya
Liana Alda: happy reading kak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
keren bgtt kalau bisa doubel up thor
Liana Alda: on proses kak, punya 2 on going soalnya. masih susah bagi waktu 😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
ceritanya bagus kalau bisa doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel. up seru ceritanya
EatYourHeartOut
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
Kiran Kiran
Menghibur banget!
Liana Alda
terima kasih kembali
Bunny Koo
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!