Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
panik
''Dara! Aku mau ke suatu tempat dulu. sebelum pulang tidak apa apa kan,'' ucap Emran tanpa melihat ke arah Dara mata itu fokus menatap ke depan,
''iya tidak apa apa,'' balas Dara lesu,
''Tadi kenapa di jemput kalau masih mau pergi ke tempat lain, '' gumam Dara dalam hati, Dara sebenar nya masih ingin menikmati hari bersama Sandra
Tak berselang lama mobil Emran sudah berada di sebuah proyek pembangunan, Dara tidak tau pasti lokasi nya dimana, namun proyek itu terlihat sangat besar, dengan sebuah danau buatan,
Terlihat dari sebuah baliho gambaran proyek itu jika sudah selesai, sangat indah, danau dengan taman bermain, mall dan juga dua gedung menjulang tinggi,
''Tunggu di sini aku cuma sebentar,'' ucap Emran kemudian keluar dari mobil nya meningal kan Dara sendiri di dalam mobi
hawa panas mulai menjalar, Dara keluar dari mobil mencari udara sejuk, tubuh nya sudah seperti habis keluar dari sauna
Keringat bercucuran, membasahi gaun yang dara kenakan, dua jam berlalu Emran tak kunjung datang,
Cukup jauh Dara berjalan mencari tempat berteduh, ada pohon di pinggir jalan,
''Kata nya sebentar ini sudah dua jam, ya tuhan. Tuan tadi kenapa maksa aku untuk pulang pakai di jemput segala,''
Gumam Dara, menyeka keringat yang membanjiri wajah dan dahi nya, Dara rasa. di bawah pohon lebih baik dari pada di dalam mobil dalam keadaan mati,
Cukup lama Emran berbincang dengan beberapa kepala proyek, yang tetap bekerja meski ini hari Minggu,
Emran baru sadar meningal kan Dara di mobil seorang diri, Emran buru buru menghampiri mobil nya yang ia parkir di tempat panas, karna memang belum ada tempat berteduh di Situ,
''Ah sial kenapa aku bisa lupa begini, dia pingsan gak ya,'' ucap Emran melebar kan langkah kaki nya,
Sinar matahari sudah tingi tepat di atas kepala, Emran baru sadar ada dara bersama nya, namun Emran meningal kan gadis itu sendiri,
Begitu sampai di mobil emran tak menemukan siapa siapa, Dara tidak ada di sana, tas dan ponsel Dara ada di kursi mobil,
''Sial kemana dia,'' wajah Emran di dera rasa panik seketika, ketika tak menemukan Dara di mobil nya, pria itu bergegas menyalakan mesin mobil mengatur suhu AC lebih dingin menghilangkan rasa panas yang menyelimuti seluruh dalam mobil,
Mata Emran melihat sekeliling, jam di pergelangan tangan nya sudah menunjuk kan pukul dua belas tengah hari, tiga jam Emran meningal kan Dara di mobil seorang diri,
''Kenapa pergi ponsel gak di bawa sih,'' gumam Emran melihat ponsel Dara masih tergeletak di kursi, ''ini tas juga, main tingal saja, apa dia gak tau ini barang penting,'' ucap Emran lagi bicara sendiri dengan rasa panik
Mobi berputar putar kesana kemari, namun Emran masih tak menemukan Dara di mana mana,
Satu jam berkeliling sekitar proyek Emran tak dapat menemukan Dara, Emran memutus kan pulang, siapa tau Dara pulang lebih dulu pakai taksi dan bayar di rumah,
sedang Nasita tengah menikmati makan siang nya seperti biasa, di temani Mega dan juga emi perawat baru nya,
''Tadi tuan Emran pergi. menjemput nona Dara dari rumah Sandra, sampai sekarang kok belum pulang ya nyonya,'' ungkap Mega.
Nasita hanya tersenyum menanggapi. Bagi nya tidak apa apa justru hal ini baik untuk kedekatan Emran dan Dara
''Mungkin mereka masih jalan jalan mega! Biarkan saja tidak apa apa, kalau tidak begini kapan mereka akan dekat,'' tutur Nasita sama sekali tidak ada raut cemburu atau marah
''iya nyonya, mungkin begitu, tapi kan tuan Emran orang yang tidak suka membuang waktu, mengingat pekerjaan nya banyak sekali, akhir akhir ini,'' ucap meja lagi
mengingat Emran hampir tidak pernah bersenang senang, bersantai barang sejenak di rumah pun tidak pernah, waktu nya di habis kan di ruang kerja,
''Aku yang meminta nya meluangkan waktu untuk Dara. biarkan saja,''
Tak ada lagi percakapan Nasita melanjut kan makan siang nya. Hingga melihat Emran dengan wajah lesu memasuki rumah seorang diri,
Bibir Nasita melengkung membentuk senyum kala Emran datang dengan menenteng tas slempang Dara, belum apa apa sudah main bawakan tas, tanda tanda bucin kayak nya,
''kalian sudah makan.! Di mana Dara,'' Emran menatap Nasita penuh tanda tanya jika Nasita masih bertanya di mana Dara. itu artinya nya gadis itu tak ada di rumah sekarang,
''Dia belum pulang,'' tanya Emran ingin tau
''Kenapa dia pulang, bukan kah kamu pergi menjemput nya, pagi tadi, ini sudah siang lalu kemana Dara pergi. Tapi tas nya ada sama kamu,'' ucap Nasita penuh tanya
''tadi aku memang menjemput nya, terus aku bawa dia pergi ke proyek, Dara menunggu ku di mobil, begitu aku selesai dia tidak ada. Kupikir dia sudah pulang.'' jelas Emran
''Pulang dengan apa tas nya sama kamu,'' Nasita mulai panik, dara tidak mengenal siapa pun di kota ini. Tidak pernah pergi kemana mana. Jelas Dara orang asing. Tidak juga tau seluk beluk kita ini
''Mega tolong hubungi Sandra! tanya kan Dara di mana,'' titah Nasita, menatap Emran tak percaya, pria itu meningal kan Dara entah di mana,
Tak lama Mega menghubungi Sandra. terlihat dari wajah Mega Nasita menebak Dara tidak ada di sana.
''apa kata nya,'' tanya Nasita menunggu jawaban Mega
''sandra bilang tuan Emran sudah menjemput nya jam delapan pagi tadi.''
''oh ya tuhan Emran. Kenapa kamu bodoh sekali.'' Nasita menghela nafas panjang. ''cepat cari dia,''
Emran Diam di tempat. Menatap meja makan pria itu sebenar nya lapar. Akan tetapi rasa itu menguap tak kala Dara belum di ketemukan. gadis itu pasti juga lapar.
''mungkin Dara masih di sekitaran proyek Emran.'' ucap Nasita menduga
''Tadi aku juga sudah berkeliling sekitaran proyek tidak ada di sana.''
''dan kamu nyerah. Terus kamu tingal pulang begitu saja. Kenapa kamu tidak menghubungi ku tadi.'' Nasita mulai kesal dengan sikap Emran yang teramat cuek mengabaikan keselamatan Dara.
Emran meletak kan tas Dara di atas meja dan pergi lagi ke proyek. Panik tapi juga kesal. Juga merutuki kebodohan nya. Dara juga begitu. Kenapa meningal kan tas dan ponsel nya.
Emran melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Kembali mendatangi proyek. Tadi sudah mencari di sekitaran proyek. tapi tidak ada kemana gadis itu pergi.
Sedang Dara masih di tempat sama. Ingin kembali ke mobil rasa nya sudah tidak punya tenaga. Selain karna panas yang luar biasa. Dara haus dan juga lapar sebenar nya.