Mengejar Cinta Ibu Dosen

“Kamu tahu dari mana aku disini” Tanya Rachel heran.

“Kemanapun kamu, aku pasti bisa menemukan” Jawab Dave.

Permasalahan mahasiswa Rachel yang sedang magang akhirnya selesai karena mendapatkan bantuan dari Dave. Dave pun mengantar Vira dan Rachel kembali ke hotel untuk istirahat.

“Ada mami, kita ketemu mami dulu ya” Ucap Rachel yang diangguki oleh Dave.

Mereka bertiga menuju lift dan naik bersama lalu memasuki kamar masing-masing, kecuali Dave ikut masuk ke dalam kamar Rachel karena akan bertemu orangtuanya.

Ceklek!

“Mam” Panggil Rachel yang diikuti dengan masuknya Dave ke kamar tersebut.

“Duduk dulu sayang, aku panggil Mami”

Sreek!

“Kenapa buru-buru. Mungkin Mami masih di kamar mandi”

“Sayang lepasin, nanti dilihat Mami”

“Memangnya kenapa? Kita sudah dewasa”

“Jangan gilaa sayang”

“Mpphh”

Dave mencium paksaa bibir Rachel dengan menekan tengkuknya agar Rachel tidak bisa melepaskan diri darinya.

“Chel” Panggil Nia.

Rachel begitu panik mendengar suara langkah kaki Nia yang semakin dekat, karena Dave tidak kunjung melepaskannya. Dave justru menyesapi bibir Rachel dengan kuat.

“Mam” Panggil Rachel yang sudah berdiri di samping Dave.

“Hai Dave, sudah lama?” Tanya Nia

“Belum Tante, baru saja”

“Dave disini juga, ada kerjaan dimana?”

“Gak ada Tante, cuma mau cari Rachel”

“Cari Rachel? Rachel gak bilang kalau mau kesini”

“Gak Tante, makanya saya datang kesini untuk mencarinya”

“Rachel..” Tegur Nia lembut.

“Lupa Mam” Jawabnya pasrah.

“Ya sudah, kita naik keatas, sudah waktunya makan malam” Ajak Nia dengan menggandeng lengan dave, lalu Rachel mengikutinya dari belakang.

Dave membahas banyak pekerjaan dengan Nia, sepertinya Nia memang terlibat dengan bisnis suaminya, karena Nia begitu menguasai ilmu bisnis, bahkan mengetahui detail setiap bisnis suaminya.

“Permisi Pak, Bu” Ucap pelayan restaurant datang dengan membawa nampan isi makanan sesuai dengan yang dipesan oleh ketiganya.

“Om Anton kapan balik Tante?”

“Masih minggu depan Dave”

“Lumayan lama juga Tante”

“Iya Dave”

“Selamat makan Tante, Rachel” Ucap Dave dengan menggemgam tangan Rachel.

Rachel terhenyak ketika Dave berani melakukannya di depan orangtuanya, sedangkan Nia hanya tersenyum manis melihat sikap Dave dengan Rachel.

Sebelumnya Nia tidak pernah melihat kemesraan Rachel dengan Bara, mereka seperti memiliki hidup masing-masing meski mereka berada dalam satu ikatan pernikahan.

Kali ini begitu melihat usaha Dave mencari Rachel, lalu bersikap manis dengan Rachel, Nia begitu bahagia. Ini adalah momen yang Nia tunggu sejak lama, yaitu melihat putrinya berbahagia di tangan laki-laki yang begitu mencintainya.

Makan malam kali ini begitu mwngwsankan bagi Dave, karena ini adalah makan malam pertama Dave dengan keluarga dari pasangannya.

Saat bersama Mona, sekalipun Dave tidak pernah bertemu dengan orangtua Mona, bahkan ketika Dave kembali ke tanah air Mona melarang Dave menemui orangtua Mona dengan berbagai alasan.

Tapi saat bersama Rachel, justru Rachel lah yang mengenalkan orangtuanya kepada Dave, tanpa diminta olehnya.

Dalam menjalin hubugan, Dave tidak banyak menuntut dia hanya ingin keterbukaan satu sama lain, agar jika terjadi sesuatu Dave mampu meluruskannya kembali, bukan mengakhiri dengan perpisahan.

Ting! Ponsel Dave berdering.

“Dave, kamar di lantai 12. Baju ganti sudah di kamar” – Arga

Setelah membaca pesan singkat tersebut, Dave meletakkan kembali ponselnya. Rachel memperhatikan lalu menganguk, dan Rachel mulai memahami Dave. Memang selama dekat dengan Dave, dia sangat jarang menyentuh ponselnya. Akhirnya Rachel menemukan jawaban kenapa Dave begitu sulit di hubungi.

“Dave, terimakasih ya sudah jauh-jauh datang kesini untuk mencari Rachel. Karena Tante gak tahu kalau Dave datang, Tante tidak bisa menyambut Dave dengan baik”

“Tidak masalah Tante, ini sudah sangat cukup”

“Ya sudah, kita naik dan istirahat. Kamar Dave di lantai berapa?”

“12 Tante”

“Ayo, istirahat. Dave pasti lelah”

Dave dan Rachel berjalan di belakang Nia, mereka menuju lantai dua belas, lalu masuk ke dalam kamar masing-masing.

“Dave begitu peduli ya Chel”

“Iya Mam, memang kemarin Dave agak sulit di hubungi karena Dave berjaga di rumah sakit, ada temannya kecelakaan. Jadi aku lupa menyampaikan, kalau hari ini harus keluar kota”

“Mama senang sekali melihat usaha Dave menemukan kamu, jadi keingat Papi”

“Hmm mulai” Gumam Rachel.

Rachel segera mandi, lalu mengistirahatkan badannya, sedangkan di kamar Dave masih berkutat dengan pekerjaan yang sejak siang ia tinggalkan. Kamar Dave dan kamar Rachel tepat bersebelahan, sedangkan kamar Vira berada paling ujung.

Ting! Ponsel Rachel berdering.

“Good night” – Dave

“Good night” – Rachel

Rachel berfikir jika Dave juga hendak tidur, dia tidak mengetahui jika Dave masih berusaha menyelesaikan beberapa pekerjaannya.

“Dave, kamu benar-benar gak datang. Apa karena janda itu yang melarang kamu, sampai kamu gak peduli lagi sama aku” – Luna

Membaca pesan singkat Luna, rahang Dave mengeras tangannya mengepal. Dave begitu marah karena status Rachel seolah-olah begitu hina di mata Luna.

“Luna, belajar dari Dara. Dia pernah sendirian eaktu sakit, dan dia tidak manja” – Dave

“Tapi Dara hanya demam Dave” – Luna

“Kamu juga tidak cacat Luna, bahkan aku sudah siapkan perawatdua sekaligus di setiap shift untuk jaga kamu” – Dave

“Aku butuh kamu Dave, aku benar-benar sendiri” – Luna

“Lun, berhenti bersikap menjijikan seperti ini” – Dave

Dave mematikan ponselnya, agar Luna tidak bisa mengganggunya lagi karena Dave masih sibuk untuk menyelesaikan pekerjaannya.

.

.

Pagi ini Dave bangun di jam biasanya, dia menyalakan kembali ponselnya yang sudah dia matikan sejak semalam. Beberapa pesan masuk, termasuk pesan singkat dari Luna, dia mengirimkannya berkali-kali karena merasa diabaikan oleh Dave.

Toktok!

Pintu kamar Dave diketuk oleh seseorang, Dave segera membukanya.

“Pagi” Ucap Rachel

Dave segera menarik Rachel kedalam lalu menutup pintunya. Dave menghimpit Rachel ke dinding disamping pintu.

“Pagi sayang” Ucap Dave lalu mengcup bibir Rachel.

“Sandwich, dari Mami” Ucap rachel dengan mengangkat kotak makanannya.

Dave meraih kotak tersebut lalu meletakkan pada meja yang berada tidak jauh dari Rachel, kemudian dia kembali melu-mat bibir Rachel.

Kali ini tidak ada perlawanan dari Rachel, dia justru memeluk tubuh Dave. Tangan Rachel meraba tubuh Dave yang sudah bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana jogger.

Tubuh atletis Dave memang begitu menggoda bagi setiap wanita yang melihatnya. Puas dengan berciuman, Rachel melepas perlahan lalu tersenyum kearah Dave.

“Mandi dulu, aku tunggu di kamar” Ucap Rachel hendak pergi namun di tahan oleh Dave.

“Buru-buru sekali, mau kemana sayang” bisik Dave karena dia berhasil memeluk Rachel dari belakang.

Tubuh Rachel seketika merinding mendengar bisikan Dave di telinganya, Dave tidak hanya berbisik dia bahkan mencium dan menggigit daun telinga Rachel.

“Ahhh” Desahan Rachel lolos begitu saja.

“Suara yang begitu aku rindukan sayang” Ucap Dave dengan melanjutkan aktivitas intimnya bersama Rachel.