Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Beraninya dia berselingkuh!
Hari ini Zeline meliburkan diri sesuai perkataan Aldigar kemarin. Namun ia merasa begitu jenuh dan bosan dirumah. Rasanya ia ingin bersenang-senang hari ini sebelum ia melihat wajah Aldigar besok pagi.
Tidak adakah yang mengajakku jalan hari ini? Membosankan sekali. Hampa sekali rasanya!
Bagimana kehidupannya tidak hampa? Satu-satunya sahabat terdekatnya harus menjauh keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi lagi. Mereka begitu dekat, namun kehidupan mereka jauh berbeda bak langit dan bumi. Sementara yang lain tidak terlalu dekat dan hanya sebatas teman saja. Itupun terkadang mereka mengabarinya dikala membutuhkannya saja, biasanya seperti itu. Begitu pula dengan temannya Dina, ia pasti sedang sibuk juga dikantor.
Karena berkat sahabatnya juga Zeline bisa masuk ke kantor Aldigar dengan gampang waktu itu. Ia harus mengantikan sahabatnya yang menjadi sekertaris karena ia ingin melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi ke luar negeri.
Itupun karena sahabatnya juga mengenal salah satu manager dikantor Aldigar yang super senior, jadi ia bisa masuk dengan gampang agar menjadi sekertaris untuk mengantikannya. Sejujurnya ia sangat merindukan sahabatnya itu, namun ia harus pendam dalam-dalam sampai menunggu kepulangannya nanti.
Mau ganggu Pak Finn pasti dia sedang sibuk bekerja sekarang.
Ahhh! Mumpung ada mobil kakak, bagimana kalau aku pinjam sebentar buat jalan-jalan menyenangkan diri, iya kan?
Karena hari besok aku akan bertemu dengan lelaki brengsek itu lagi. Setidaknya hari ini aku harus bersenang-senang!
Zeline segera bersiap-siap untuk berpergian. Ia memang sudah membersihkan dirinya sejak tadi, jadi hanya perlu merapikan dirinya saja sambil memilih tas.
Setelah izin meminjam mobil sang kakak, ia pun segera pergi meninggalkan rumah itu. Intinya hari ini ia hanya ingin bersenang-senang dan menghibur diri, tidak ada niatan lain selain menghilangkan stress.
Ahhh senangnya hari ini. Untung kakakku menginap 2 hari,jadi aku bisa meminjam mobilnya begini. Pikirnya.
Zeline memutuskan untuk datang ke sebuah cafe terkenal, menurutnya makanan disitu enak-enak sesuai pengalamannya dan ada juga minuman favoritnya disana. Dulu saat sahabatnya masih di negara ini ia selalu mengajaknya ke tempat ini untuk mentraktirnya, jadi hari ini ia ingin sekali ketempat itu juga.
Zeline langsung memilih tempat duduk yang nyaman dan yang dapat menikmati pemandangan jalanan diarea cafe itu. Mobilnya juga terpantau jelas tak jauh dari pandangannya.
Ia pun segera memesan makanan dan minuman favoritnya. Tak lupa ia memotret sekitar untuk diberikan kepada sahabatnya itu yang sedang saling memberi kabar.
"Hai?"
Tiba-tiba saja ada seseorang yang mendekatinya ketika ia baru saja memainkan ponselnya ditempat duduk.
"Kamu Zeline kan? Apa masih ingat aku?"
Zeline langsung melihat lelaki itu yang sedang mencoba berbicara dengannya. Ternyata dia adalah teman sekelasnya waktu SMA dulu. Jujur saja melihatnya sekarang membuatnya tercengang.
Wajah itu? Ini dia?
Pasalnya ia sangat menyukainya dulu. Itupun terasa mimpi baginya setelah melihat kehadirannya ditempat ini.
"Demian?"
"Iya. Syukurlah kamu masih ingat aku? Apa aku boleh duduk?" Ujarnya sambil tersenyum kecil. Sepertinya ada kesempatan untuk mendekatinya, pikirnya.
Zeline tidak tahu harus bersikap apa selain mengangguk dan mengiyakannya untuk duduk. Sejujurnya ia malu dan canggung sekali dengannya, pasalnya Demian tahu kalau Zeline menyukainya dulu, memalukan.
"Kamu yakin aku boleh duduk disini? Kamu tidak sedang menunggu seseorang kan? Maksudku pacar mungkin? Atau mungkin yang lain?" Lanjutnya lagi penasaran, karena Zeline terlihat datang dan duduk sendirian ditempat ini.
"Tidak, duduk saja. Selagi aku mengiyakannya berarti aku tidak sedang menunggu siapapun," Zeline mencoba sedikit jutek padanya. Ia harus menjaga imagenya. Lelaki itu bahkan pernah berpacaran dengan teman satu kelasnya setelah mengetahui Zeline menyukainya dulu. Menyebalkan sekali jika diingat-ingat olehnya, mungkin karena dia jelek pikirnya.
Setelah sekian lama tak bertemu dia terlihat makin cantik saja, beruntung sekali aku bertemu dengannya hari ini. Yaa..walaupun ia terlihat jutek padaku. Lihat saja, nanti juga dia luluh denganku.
"Lalu apa yang kamu lakukan disini?" Demian mencoba mengajaknya mengobrol.
"Ingin duduk saja."
"Ohh iya? Kamu sudah pesan sesuatu? Biar aku pesankan?" Tawarnya untuk menghilangkan kecanggungan.
"Aku sudah memesan kok. Terimakasih."
"Kalau begitu aku yang bayar,"
"Aku bisa bayar sendiri. Tidak usah, terimakasih."
Dia kelihatan jual mahal sekali. Jelas-jelas dulu dia sangat menyukaiku.
Menu pesanannya pun akhirnya datang juga kemeja makan. Demian yang melihat pelayan itu langsung tersenyum dan memesan juga.
"Tolong buatkan aku minuman dan makanan favoritku juga."
"Baik Pak."
"Sama satu lagi, berikan buku menunya padaku."
"Ini Pak."
"Minta bolpoin?"
Demian terlihat langsung menuliskan sesuatu di buku menu itu setelah pelayan menuruti kemauannya untuk memberikan bolpoinnya.
"Kamu boleh kembali bekerja sekarang, terimakasih."
"Siap Pak." Pelayan itu segera pergi sesuai perkataan Demian.
Kenapa Demian terlihat dekat sekali dengan pelayan itu. Apa mereka saling kenal?
Dia sedikit lebih keren sih dari yang dulu, tapi kenapa aku merasa biasa saja ya melihatnya. Apa mungkin karena aku kebanyakan liat pak Finn dan lelaki menyebalkan itu yang lebih keren dan ganteng darinya.
"Kamu sering kesini?"
"Tidak. Mungkin setengah tahun yang lalu. Kelihatannya kau yang sering kesini, sampai akrab sekali dengan pelayannya."
"Hehe. Tentu saja Zeline, aku sering kali datang kesini untuk memantau suasana. Aku harus memantau para pekerja juga, karena ini cafeku. Setidaknya aku harus mengontrol beberapa kali walaupun kadang sibuk."
"Ohh, benarkah? Maaf aku tidak tahu."
Kenapa aku baru tahu kalau Demian pemilik cafe ini. Tapi aku harus terlihat biasa saja.
"Tidak papa. Makannya aku beritahu. Lain kali datanglah kesini sesukamu. Setiap kali kamu kesini aku pastikan kamu tak usah membayar apapun, tinggal pesan saja."
"Maaf, tidak bisa begitu. Aku tidak bisa menerima sesuatu begitu saja tanpa alasan yang jelas. Ini juga bisnismu, siapapun pelanggannya harus bayar agar bisnismu tetap berjalan dengan lancar kan?"
Sepertinya dia tumbuh dengan sangat
baik. Dia terlihat sekali menolak semua tawaran ku, dia juga jutek sekali padaku.
"Baiklah, kalau begitu izinkan aku mentraktir mu untuk hari ini saja. Jadi kamu gak perlu bayar pesananmu ini."
"Maaf Demian, aku sudah bilang tidak usah. Aku datang kesini untuk bayar bukan mencari gratisan."
"Ya ampun Zeline aku tahu, aku mohon. Setidaknya kamu masih menganggapku temanmu untuk menyetujui tawaranku."
"Baiklah, jika kau memaksa. Tapi hanya untuk kali ini."
"Nahh, gitu dong." Demian tersenyum senang. Pelayan pun segera datang mengantarkan pesanannya. Satu pesanan yang ia tulis di buku menu tadi adalah pelanggan ini adalah pujaan hatinya, jadi jangan menyuruhnya untuk membayar apapun. Begitulah tulisannya tadi.
"Nikmatilah dengan Nyaman Zeline. Aku sangat menerima kritik dan saranmu jika ada yang ingin kamu sampaikan perihal menunya."
"Sepertinya tidak ada. Menu disini enak-enak."
Zeline tidak ingin banyak bicara dengannya. Sejak tadi ia juga terus menghindari tatapan Demian. Rasanya mengingat waktu sekolah dulu juga membuatnya kesal. Demian sengaja mendekati teman sekelasnya yang lain, bahkan ia sampai berpacaran dengan teman perempuannya hanya demi menguji cinta Zeline agar mau mengakuinya di hadapan Demian secara langsung dulu. Bukankah seharusnya jika dia mengetahui itu Demian mengajaknya berpacaran,kenapa malah mengajak temannya berpacaran demi alasan ingin melihatnya cemburu. Menyebalkan sekali jika diingat-ingat.
Sementara disudut sana ada sorot mata yang sedang mengamati mereka sejak tadi, bagaimana tidak mengamati wanita itu? Melihat bodynya saja sudah membuat Aldigar yakin bahwa wanita yang sedang bersama lelaki itu adalah Zeline.
Itu Zeline kan? Iya itu Zeline. Tidak salah lagi! Aku menyuruhnya untuk libur 2 hari agar ia dapat beristirahat dirumah, tapi ia malah jalan dengan lelaki lain? Menyebalkan sekali! Bukankah dia sedang hamil? Seharusnya dia istirahat bukan! Bukan malah berjalan-jalan seperti ini! Apalagi jalan dengan lelaki lain? Beraninya!
"Ada apa Tuan Muda?" Tanya Finn yang sudah bersiap untuk meeting. Sementara Tuan mudanya malah sibuk menatap ke arah lain.
"Lihatlah! Bukankah itu Zeline?"
Karena tidak melihat wajah wanita itu Finn jadi sedikit ragu, namun melihat jam tangan yang dikenakan wanita itu membuatnya mengangguk setuju bahwa itu adalah Zeline.
"Kalau begitu kau urus pertemuan ini Finn. Aku akan berbicara dengannya."
"Baik Tuan muda,"
Aldigar langsung pergi meninggalkan tempat duduknya begitu saja. Ia meninggalkan meetingnya, sungguh baru kali ini Aldigar seperti ini dimata Finn.
Tuan muda akhir-akhir ini peduli sekali dengan Zeline, jangan bilang dia cemburu sekarang? Apa mungkin Tuan muda sebenarnya menyukainya? Terlihat sekali dari caranya bertingkah, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Lalu siapa lelaki itu? Apa pacar Zeline?
Finn juga bertanya-tanya didalam hati, namun akhirnya ia memutuskan untuk memulai meetingnya dengan client yang sedang mereka temui saat ini.
Sementara Aldigar merasa gemas sendiri sambil menghampiri mereka.
Aku menyuruhnya untuk istirahat 2 hari! Beraninya dia berselingkuh! Tidak tahu kah anak siapa yang ia kandung!
Begitulah isi hati Aldigar sekarang sambil mendekati keduanya. Jika Zeline mendengar ini pasti ia akan tergelak dan mencaci maki Aldigar seperti ini;
Sejak kapan? Sejak kapan kau peduli dan mengakui anak ini Tuan?!
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/