Dhea mencintai seorang lelaki teman kerjanya yang bernama Dion. Namun cinta keduanya terhalang restu dari keluarga Dion. Sebab dhea berasal dari keluarga yang kurang mampu. Beda dengan dion yang serba berlimpah. Meski demikian dion tetap berusaha mendapatkan restu kedua orangtuanya agar keduanya menikah. Lama hubungan terjalin kedua orangtua dion takkunjung memberi sinyal restu. Hingga terjadilah hal yang terlarang .
***
"Dion aku rasa kita sudah tidak mungkin untuk menikah, orangtuamu tidak merestui hubungan kita", ucap dhea terisak sedih.
" Tidak dhea, aku mencintaimu, aku akan tetap berjuang agar kau menjadi milikku yang halal", tegas dion.
Mungkinkah dhea tetap bersama dion meski tak direstui dalam hubungan terlarangnya? Ataukah keduanya patah semangat dan memilih melepaskan? Kepoin kelanjutannnya yuk ;)
-----
Hay sahabat noveltoon, btw ini kisah nyata loh. Tapi bukan kisahku. Kisah kenalanku. Kepoin yuk ;) Jangan lupa vote ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilih Pergi
Restu yang terhalang oleh keadaan ekonomi keluarga dion membuat dhea beberapa kali murung. Terakhir kali ia mengingat perlakuan dion padanya cukup meresahkan. Bila diteruskan mungkin akan semakin meresahkan. Namun dhea terlanjur mencintai dion dan tak mau kehilangan Ia tidak ingin jika hubungannya dengan dion kandas begitu saja.
Dhea menimang nimang antara memutuskan dion dan berharap suatu hari dapat bertemu atau melanjutkan hubungannya dengan dion. Tapi ia mungkin kesulitan melawan hasrat birahinya yang sering dipancing oleh dion. Tentu ini keputusan yang krusial.
Sebenarnya jika mengikuti akalnya tentu dhea akan memilih meninggalkan dion dan sekadar mengagumi dengan sedikit harapan dapat menikah dengannya. Lagipula hubungan keduanya mulai mengarah pada rona kegelapan dan sangat meresahkan. Namun hati dhea tak mampu melepas dion. Perhatian dan keramahan dion sangatlah ia rindukan setiap harinya. Sungguh pilihan yang sangat dilematis.
Setelah menimang nimang keadaan beberapa saat, dhea pun memilih memutuskan dion. Lagipula ia juga masih ada beban menghidupi adiknya. Sebab adiknya masih sekolah SMP. Siapa lagi kalau bukan dirinya yang menghidupi. Duh semangat ya dhea.
Bebaring di kasur sendirian ia mulai menata hatinya untuk fokus pada masa saat ini dan tidak terpengaruh kecintaannya pada dion. Lagipula ia merasa dirinya belum cukup dewasa dan masih seperti anak bawang untuk menikah dan membina bahtera rumah tangga.
Bisa bisanya aku kepikiran menikah. Kerja saja baru kemarin. Mending aku putusin saja dion. dan fokus kerja biar uangnya aku buat belanjain baju baju baru buat aku dan adikku. hehe ..kapan lagi beli baru kan masih muda juga hehe. nanti kalau punya anak malah gak bisa baringan belanja lagi. duh mumet. hehe lucu banget sih aku, batin dhea terkekeh
"Assalamualaikum sayang", pesan bbm berdering dari dion.
ealah baru dibatin juga panjang umur dia. Mending gak perlu balas ah..aku diemin saja aku putusin nya besok saja, batin dhea mantap.
Telepon berdering.
duh dia nelpon lagi. duh gimana ya. Sudah ah bodoamat ku biarin saja., gusar dhea dalam hati.
Dhea amat senang mengikuti pikiran dan akalnya selama ia tidak menyakiti siapapun. Sebab selama ini ia diajarkan neneknya untuk berpikir dulu sebelum bertindak dan berucap. Kalau tiba tiba hatinya mulai cenderung berkuasa ia mulai menyertakan akalnya kembali untuk ikut andil dalam permasalahannya. (Semangat ya dhea melawan hawa nafsu hehe)
***
Keesokan harinya dion menjemputnya seperti biasa. Namun dhea ternyata sudah berangkat duluan dengan angkutan kota. Sengaja dhea lakukan untuk menghindari dion. Sebab dhea tidak ingin berpacaran lagi dengannya. Setelah mendengar ibunya yang tidak merestui hubungan keduanya untuk segera menikah. Dirinya merasa lebih aman sendirian saja sebagai seorang wanita. Sebab jika terlalu sering bersama lelaki itu sangatlah tidak baik. Lagipula selama ini dia tidak pernah pacaran dan lebih menikmati hidup bersama adik dan kerabatnya juga almarhum neneknya.
Dhea terbentuk dalam keluarga yang memang kurang lengkap. Ayahnya telah tiada. Ibunya pergi dan tak pernah pulang. Serta neneknya baru saja pergi ke rahmatulloh. Namun ia begitu mensyukuri dan menikmati kehangatan kasih sayang yang Alloh berikan lewat kerabat teman sahabat dan sekelilingnya. Ia tidak merasa kurang sedikitpun. Ia merasa tercukupi dan bahagia. Walau sesekali saat dunia menghantamnya seorang diri ia merasa kewalahan.
