NovelToon NovelToon
Dihina Camer, Dirajakan Kekasih

Dihina Camer, Dirajakan Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Ganendra pernah hampir menikah. Hubungannya dengan Rania kandas bukan karena cinta yang pudar, tapi karena ia dihina dan ditolak mentah-mentah oleh calon mertuanya yang menganggapnya tak pantas karena hanya pegawai toko dengan gaji pas-pasan. Harga dirinya diinjak, cintanya ditertawakan, dan ia ditinggalkan tanpa penjelasan. Luka itu masih membekas sampai takdir mempertemukannya kembali dengan Rania masa lalunya tetapi dia yang sudah menjalin hubungan dengan Livia dibuat dilema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12

Lintang, cucu kedua Tuan Besar Rais Danuarta, duduk tenang di jok belakang, tepat di samping sang kakek. Mobil mewah berlapis kulit krem itu melaju mulus keluar dari gerbang utama rumah keluarga Danuarta, menuju kantor pusat RD Grup. Tapi pikirannya tak sepenuhnya berada di perjalanan itu.

Sejak dari tadi pagi, sejak sosok itu pertama kali memperkenalkan diri di depan pintu rumah, perhatian Lintang tertuju pada pria muda bernama Ganendra sopir baru pribadi sang kakek. Usianya tak jauh darinya, dua puluh dua tahun, namun sorot matanya seperti menyimpan usia yang lebih tua dari semestinya. Tatapannya dalam dan diam, seolah menyembunyikan badai di balik ketenangan wajahnya.

Kini pria itu duduk di balik kemudi, mengenakan seragam sopir abu gelap dengan logo RD kecil di dada kirinya. Gerakannya tenang, hampir terlalu tenang untuk seorang yang baru bekerja hari ini.

Lintang melirik dari ujung mata, pura-pura menatap ke luar jendela padahal ia sedang mencuri pandang melalui pantulan di kaca. Ada sesuatu dari cara Ganendra menyetir penuh perhitungan, tapi juga seperti orang yang terbiasa membawa beban berat.

"Aneh," gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

"Apa, Nak?" tanya sang kakek sambil membalikkan kepala sedikit.

Lintang tersenyum tipis, cepat-cepat menggeleng. "Nggak, cuma... kayaknya hari ini langit agak mendung, ya, Kek."

Tuan Besar Rais hanya mengangguk, matanya sudah kembali ke berkas yang tadi dibawanya. Sementara itu, Lintang kembali menatap diam-diam ke arah depan.

Ganteng, tinggi, kalem masih muda. Sayangnya, jadi supir pribadi, batin Lintang sambil melirik sekilas ke arah punggung Ganendra yang terlihat dari kaca depan.

Pria itu memang terlalu tenang untuk ukuran anak baru. Tak banyak bicara, tapi tahu caranya membawa mobil dengan elegan. Tak seperti sopir-sopir sebelumnya yang sering kali sok akrab atau kebanyakan gaya.

Lintang menyandarkan punggung ke jok, tangannya terlipat di pangkuan. Matanya masih curi-curi pandang.

Gue akan dekati dia.

Bukan karena suka, tentu saja. Tapi... ya, anggap saja sebagai hiburan.

Senyum nakal mengembang di wajahnya. Perjalanan menuju kantor hari ini rasanya seperti awal dari permainan kecil. Permainan yang belum tahu akan berakhir di mana.

Karena buat Lintang, hidup di keluarga sebesar Danuarta kadang terlalu datar. Dan pria bernama Ganendra itutiba-tiba saja terlihat seperti warna baru dalam hidupnya yang terlalu rapi.

Suasana di dalam mobil terasa tenang, hanya suara lembut mesin dan denting halus AC yang menemani perjalanan mereka.

Ganendra menyetir dengan penuh konsentrasi, sesekali melirik kaca spion untuk memastikan semuanya baik-baik saja di kursi belakang.

Di sana, Tuan Besar Rais Danuarta duduk berdampingan dengan cucu keduanya, Lintang, yang tampak santai namun diam-diam penuh perhatian.

"Lintang," suara berat sang kakek memecah keheningan, "kakakmu, Livia, akan kembali ke Jakarta akhir bulan ini."

Lintang menoleh cepat. "Serius, Kek? Bukannya katanya betah banget di Belanda?"

"Dia memang betah, tapi urusan cabang perusahaan di Jakarta nggak bisa terus-menerus dikendalikan dari jauh. Lagipula, aku pikir sudah saatnya dia kembali pegang kendali langsung," ujar Tuan Rais sambil membuka sedikit jendela, membiarkan angin tipis masuk.

Lintang mengangguk pelan. "Pasti Jakarta bakal tambah ramai kalau Livia balik. Dia tuh kalau udah pulang, rumah kayak diatur ala-ala militer."

Tuan Rais tertawa pelan. "Itu karena dia disiplin. Kamu harus belajar dari kakakmu juga, Tang."

Lintang hanya tersenyum tipis sambil menatap ke depan. Sekilas, matanya kembali jatuh ke arah sosok Ganendra. Ia tampak tenang, tak bereaksi sama sekali meski pembicaraan mereka menyebutkan soal perusahaan dan keluarga besar Danuarta.

Kalem banget, nggak kayak cowok-cowok yang biasanya ngelirik ke belakang kalau dengar percakapan pribadi. Entah dia sopan atau terlalu fokus.

Lintang menyandarkan kepalanya sambil melipat tangan.

Livia balik... kakek makin serius soal regenerasi perusahaan... dan di tengah semuanya, muncul satu pria misterius yang malah jadi supir pribadi.

Sebuah senyum kecil muncul di wajah Lintang.”Kayaknya bulan ini bakal menarik.”

Mobil hitam berkilau itu berhenti mulus di depan lobi utama RD Grup. Petugas keamanan segera membukakan pintu, memberi hormat pada Tuan Besar Rais Danuarta.

Lintang menyusul turun, kakinya melangkah ringan namun matanya tetap sempat melirik ke arah Ganendra yang keluar dari kursi pengemudi dan segera berdiri tegak.

Pria muda itu langsung membuka pintu belakang tanpa diminta, sikapnya tenang dan profesional. Tidak tergesa, tidak kaku. Lintang sempat membatin,

Kenapa bisa ya... sopir ini gayanya kayak bodyguard elit?

Mereka berjalan beriringan menuju pintu utama. Setelah beberapa langkah, Rais Danuarta tiba-tiba berhenti, menoleh ke belakang.

"Ganendra," panggilnya, suaranya tenang tapi tegas.

Ganendra menghentikan langkahnya, memberi hormat kecil. “Iya, Tuan?”

"Ikut saya ke ruang rapat."

Lintang langsung memutar kepalanya cepat. “Loh, Kek? Buat apa dia ikut ke rapat internal?”

Tuan Rais hanya tersenyum samar. “Aku ingin mengenalkan Ganendra pada tim. Dan ada beberapa hal yang perlu dia dengar langsung.”

Lintang mengerutkan kening. Sopir dikenalin ke tim rapat? Rapat elit pula. Ini bukan hal biasa.

Sementara Ganendra tetap tenang. Tanpa banyak tanya, dia mengikuti di belakang, langkahnya stabil dan penuh percaya diri, seolah masuk ruang rapat besar bukan hal baru baginya.

Di dalam ruangan berpanel kayu hangat dengan layar LED raksasa di salah satu sisi, para eksekutif sudah duduk dengan laptop terbuka dan berkas-berkas berserakan rapi.

Tatapan mereka tertuju pada sosok asing yang masuk bersama Tuan Rais dan Lintang.

Tuan Rais berdiri di hadapan semua orang, lalu menepuk bahu Ganendra.

"Perkenalkan. Ini Ganendra. Mulai hari ini bukan hanya sopir pribadi saya, tapi juga akan menjadi penghubung lapangan langsung saya. Orang kepercayaan baru."

Lintang nyaris tersedak udara.

Penghubung lapangan? Orang kepercayaan?

Ganendra hanya sedikit menunduk, tak berkata apa-apa. Tapi sorot matanya tenang seperti sudah tahu sejak awal bahwa hari ini bukan sekadar jadi sopir.

“Perkenalkan ini Ganendra. Mulai hari ini bukan hanya sopir pribadi saya, tapi juga akan menjadi penghubung lapangan langsung saya. Orang kepercayaan baru.” Ujarnya Tuan Besar Rais Danuarta.

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Tuan Besar Rais Danuarta. Begitu tenang, penuh wibawa, dan tak memberi ruang bantahan. Tapi di balik raut wajah Ganendra yang tetap datar dan sopan, dadanya bergemuruh.

“Penghubung lapangan? Orang kepercayaan, Saya?

Saya ini cuma tamatan SMA, Tuan…”

Keringat dingin mulai merembes di telapak tangannya. Ia berusaha tetap berdiri tegak di samping sang bos besar, meski dalam hatinya suara panik mulai berteriak-teriak. Dia datang ke rumah keluarga Danuarta hanya untuk jadi sopir itu saja tak lebih.

Lintang melirik ke arahnya cepat, membaca kebingungan di mata pria itu.

"Emangnya kualifikasi dia apa, Kek?" tanya Lintang setengah berbisik, namun cukup terdengar oleh yang duduk di meja rapat.

Tuan Rais menoleh ringan, masih tersenyum kecil. "Kadang kita tidak butuh gelar tinggi, Tang. Kita hanya butuh orang yang bisa dipercaya yang punya mata tajam dan hati jujur. Itu yang kulihat di Ganendra."

Semua mata kini tertuju padanya.

Ganendra menunduk sedikit. “Terima kasih atas kepercayaannya, Tuan tapi saya belum pernah…”

“Belum pernah bukan berarti tidak bisa,” potong Tuan Rais lembut, namun tegas. “Kau akan belajar. Sisanya biar saya yang urus.”

Seketika, ruang rapat terasa lebih sempit di dada Ganendra. Tapi di sela keraguan dan gugupnya, ada percik harapan yang entah kenapa mulai menyala.

Mungkin hidup saya benar-benar mulai berubah dari titik ini.

author duduk di pojokan dan berharap dalam hati," semoga reader setia bersedia mampir baca novel aku yang lain alurnya berbeda tentang gadis bar-bar dan ustad ganteng, judulnya istri Badas Ustad Tampan."

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
sunshine wings
dan kamu emang udah layak dari pertemuan pertama insiden itu Livia .♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Wah aku yg salting.. asekkk.. 💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
sunshine wings
hahaha.. energi ya mas.. powerbank.. 💪💪💪💪💪😍😍😍😍😍
sunshine wings
Kan.. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Good Ganendra.. 👍👍👍👍👍
sunshine wings
Yaa begitulah..Mantapkan hati.. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Memang ada pilihan lain tapi hati hanya punya satu ya mau gimana lagi ya kan..
sunshine wings
Sudahlaa Lintang nanti makan diri sendiri.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
sunshine wings
kerana Livia yg pertama ada selepas hati Ganendra hancur berkeping².. ♥️♥️♥️♥️♥️
Naila
lanjut
Purnama Pasedu
lintang jadi badai
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: duri dalam daging 🤭🤣
total 1 replies
sunshine wings
😘😘😘😘😘
sunshine wings
Yesss!!! 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
daaan calon suami juga.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Purnama Pasedu
Livia,,,sekali kali ajak ibunya ganen sama ganen ke restoran
Purnama Pasedu: begitu ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: belum waktunya kak mereka belum resmi pacaran
total 2 replies
sunshine wings
Laa.. rupanya adek sepupu kirain adek sekandung.. buat malu aja.. sadar dri laa ɓiar sedikit.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
Al Ghifari
lanjut seru banget
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak insyaallah besok 😘🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!