NovelToon NovelToon
Mari Jatuh Cinta

Mari Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Cinta setelah menikah / Playboy / Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sayidah Syifaul

Adhya Kadhita Megantari,
sedang menikmati masa jomblonya,tenang tanpa ada gangguan dari para pria.
Nyatanya ketenangan hidupnya harus diganggu oleh playboy macam Hasabi Laka Abdullah.

Tiba-tiba tanpa ada aba-aba.
Gimana gk tiba-tiba, kalau pada pertemuan pertama Papa Desta memaksa menikahkan Adhya dengan Laka.

mau gk yaa?
Yuk, baca cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayidah Syifaul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Disusul beneran.

Laka uring uringan sendiri karena sudah sehari tak bertemu istrinya itu. Bahkan, Adhya mengabarinya, pun tidak. Masak, hanya ia yang merindukan istrinya, sementara istrinya tidak mengingatnya sama sekali.

Tenang, Laka...... Tenang.....

Nanti Adhya telpon, kok. Kalau dia sudah nggak sibuk tapi. Pasalnya, pembukaan KKN itu jelas sibuk banget, kan. Wajar kalau Adhya tak menghubungi Laka, lagi pula, hanya sehari, kan? Memang harus ya, serindu itu?

Iya! Harus! Laka udah rindu banget ini.

Bahkan, sejak tadi ia tak bisa fokus. Harusnya ia kerja, tapi setiap beberapa menit sekali ia jadi menilik ponselnya untuk melihat apa ada pesan masuk dari Adhya atau tidak. Harap harap Adhya malah menelponnya. Pasti saat itu rindu Laka langsung terobati.

Sabar Laka....... Nanti sore Adhya pulang, kok.

Ini udah sore thor!

Apaan, sih! Kok Laka jadi marah marah sama author. Rindu, mah rindu, Lak. Tapi author, kan hanya menulis cerita.

Sialnya, hari ini ia lembur. Kalau tidak, pasti Laka udah nyusul Adhya. Meski perjalanannya satu jam karena acaranya ada di ujung kota, akan Laka tempuh untuk Adhya. Tapi bagaimanapun juga, ia harus profesional, kan? dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja karena urusan hati.

Hari mulai gelap, dan Adhya masih belum menghubunginya.

Laka

Udah pulang, Yang?

Akhirnya Laka mengirim pesan pada istrinya. Kenapa nggak dari tadi ,aja. Dasar!

Adhya

Kayaknya nggak jadi pulang hari ini, deh Lak. Soalnya udah malem. Aku nginep di rumah Kania aja. Udah deket kalau ke rumahnya Kania.

Maaf, ya?

"Haah...." Laka menghela napas panjang lalu menyambar jasnya yang sudah ia lepas sejak tadi. Sendirian lagi......... Kasihaaaannn...... Sukurin, siapa suruh marah marah sama author. Ingat Laka! Semua jalan cerita di novel ada dalam genggaman author hahahahaha.....

Ekhem! Kembali ke cerita.

Laka rasanya jadi nggak ingin pulang. Apa ia susul saja ya istrinya itu, ya.... Sekalian ngajak jalan jalan.

Laka

Aku susul, Yang. Kamu tunggu di situ,

Tak perlu berpikir lama, karena Laka sudah memutuskan kalau ia akan menyusul Adhya sekarang. Lagipula, ini masih maghrib. Belum malem malem amat kalau Laka yang keluar. Kalau Adhya yang keluar, memang ini sudah larut malam. Dan tak mungkin Laka mengizinkannya. Beda cerita kalau mereka keluar berdua.

Adhya yang ada di rumah Kania jadi cemberut, tapi juga senang. Cemberut karena gak jadi nginep di rumah Kania. Tapi senang karena suaminya ternyata begitu merindukannya, sampai sampai mau nyusul Adhya di rumah Kania.

"Kan, kayaknya gue nggak jadi nginep, deh," ujar Adhya menyesal. Padahal ia sudah mandi dan memakai piyama couple sama Kania.

"Lhoh, kenapa?" Kania yang baru keluar dari kamar mandi dan sedang mengeringkan rambutnya itu, jadi menghentikan aktifitasnya, lalu duduk di sofa bersama Adhya.

Adhya menunjukkan pesan yang dikirim oleh Laka setengah jam yang lalu. Kalau setengah jam yang lalu, sebentar lagi Laka sampai, kan?

"Yaaah......" terlihat raut kekecewaan pada wajah Kania.

"Pinjem hijab, gue mau nungguin suami gie di balkon,"

Kania segera mencarikannya. "Nih, adanya pasmina," Kania menyerahkan hijab yang mungkin hanya ia pakai saat hari raya pada temannya.

"Loh, kok pasmina, sih. Kan lo tau kalau gue gak bisa pakek pasmina," memang Adhya sangat tidak suka dengan hijab pasmina, karena hijab pasmina akan membuat wajah bulatnya menjadi lebih bulat seperti balon. Dan Adhya benci itu.

"Adanya ini, kalau mau pakek, kalau gak mau ya udah. Lo,kan tau kalo gue nggak pakek hijab, jadi adanya cuma hijab pasmina doang,"

"Yaudah deh, gpp," Adhya menyambar hijab yang dipinjamkan Kania, lau duduk di balkon untuk menunggu Laka datang.

Tak lama kemudian, Laka benar benar datang menyusulnya. Adhya melambai lambaikan tangannya pada Laka. Dan Laka menyambut lambaiannya lalu tersenyum lebar. Rasanya semua penat hari ini tergantikan oleh senyum manis istrinya itu.

Adhya segera ganti baju. Meminjam baju Kania tentunya.

"Yuk, pulang," Laka menggandeng tangan istrinya begitu pintu terbuka dan menampakkan bidadarinya. Laka hendak menciumnya, namun Adhya malah menutup mulutnya dengan telapak tangan

Masih ada Kania disana, masak Laka mau menciumnya di depan Kania, ya malu atuh.

"Eh, Kania. Dapat salam dari Zahid," Kania terlihat mengerutkan keningnya saat Laka menyampaikan salam dari Zahid padanya. Ternyata bocah itu, masih gencar menggodanya. Memang nggak ada gadis lain, ya ? sampek dosennya ini yang ia goda.

Entahlah, Zahid itu, baru baru ini baru menggodanya namun itu sungguh membuat Kania risih. Bukan karena apa, namun Zahid itu lebih muda darinya, dan dia sendiri juga sudah mencintai orang lain.

"Aku pamit, Kan," akhirnya ia ditinggal sendiri oleh temannya itu.

Mereka berdua saling melambaikan tangan seperti akan berpisah lama, padahal mereka akan sering bertemu.

"Udah makan belum, Yang?" tanya Laka di tengah perjalanan mereka.

"Belum,"

"Mau makan apa?"

"Mmmmm......." Adhya berpikir, ia ingin makan apa sekarang setelah aktifitas melelahkan hari ini. "Seblak!"

"Hah? Gak boleh!".Laka bengong namun kemudian melarangnya. Perut keroncongan kok malah makan seblak.

"Loh, kenapa? Aku pengen makan seblak,"

"Gak boleh, Adhya"

"Heleh, kalau gak bisa makan seblak ya kamu tinggal cari makan yang lain, pokoknya aku pengen seblak, titik," entah mengapa Adhya jadi pengen ngeyel sama Laka.

" Siapa bilang gak bisa makan seblak, gak baik, Yaa.... Nanti kalau sakit gimana?"

"Kita cari warung yang jual seblak sama bakso atau apalah. Pokoknya aku mau makan seblak, kalau kamu takut sakit karena kamu lemah.... Kamu bisa makan selain seblak di warung yang sama, gimana?"

Adhya menawarkan, tapi dia pasti ngeyel mau makan seblak. Jadi, apa boleh buat, Laka yang mengalah demi Adhya. Mereka muter muter mencari kedai yang menjual seblak sekaligus selain seblak.

"Akhirnya ketemu kedai bertuliskan kedai bakso & seblak," Laka memberhentikan mobilnya disana, menuruti keinginan istrinya yang ingin makan seblak, namun ia sendiri nggak berani, kan, ya?

Laka makan bakso sambil melihat wajah istrinya yang sedang kepedasan, meski begitu, Adhya terlihat menikmatinya. Bahkan bibirnya sudah merah dan bengkak. Sayangnya itu, bukan karena dicium Laka, tapi karena dicium seblak.

Semoga Adhya kita baik baik aja, ya man teman.....

1
Lovely
lanjut thor,,,,seru alurnya ringan gak bosen diselingi candaan...
Lovely
Gatot tuh Laka,,, lanjut thor/Facepalm/
SJR
Assalamu'alaikum, Mampir thor saling suportnya 🙏
Syifa Afida: ok, kak! makasih
total 1 replies
franza
keren bangett, semangatt author-nim
ian gomes
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
Syifa Afida: makasih, kak udah kasih aku semangat/Smile/
total 1 replies
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Syifa Afida: makasih semangatnya, kak!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!