Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Aku rindu kamu Safira......
Safira sudah mendapatkan bahan baku untuk membuat aksesorisnya, dia bernafas lega karena bisa mendapatkan apa yang di inginkannya.
"Keliling Bandung dulu kayanya seru, setiap aku kesini hanya fokus pada kerjaan terus. "
gumam Safira setelah selesai mengecek berkas berkas di cabang yang ada di kota ini.
Safira langsung beranjak dan berjalan menuju pintu, dia akan keliling hari ini karena cuaca pun tidak terlalu terik untuk kulitnya.
Safira langsung menuju mobil yang sudah menjemputnya, dia memilih menggunakan jasa taksi online untuk acaranya hari ini.
Hanya dua puluh menit perjalanan akhirnya Safira di tujuannya, setelah membayar ongkosnya. Safira langsung berjalan menuju tempat dimana orang orang sedang ramai sekali.
"Tujuan nya tetap makan walaupun ingin jalan jalan tadinya. "
gumam Safira yang tersenyum saat melihat beberapa makanan yang di pajang di etalase etalase toko sepanjang dia berjalan kaki.
.
.
.
"Kenapa kota ini macet sekali sih. "
gerutunya untuk kesekian kalinya yang begitu kesal karena mobil yang di tumpanginya berhenti terus menerus.
"Namanya juga jalan utama Tuan, di depan pusat kota yang ramai orang orang berjalan kaki, jadi imbasnya mobil macet karena mereka menyebrang jalan. "
jelas sang supir dan membut pria yang di panggil Tuan itu langsung menendang belakang kursi kemudinya.
"Bosan hidup kamu. "
ancamnya dan membuat sang supir terdiam.
"Kalau kamu bosan bekerja menjadi asisten saya, silahkan pintu terbuka lebar. "
ucapnya kembali dan membuat sang asisten terdiam.
"Maafkan saya Tuan. "
ucap sang asisten dan Al hanya berdecak mendengarnya.
Dia adalah Al yang sedang terjebak kemacetan siang hari di pusat kota Bandung, Al baru selesai dengan pekerjaan di salah satu hotel dan dia memilih kembali pulang ke ibu kota langsung.
"Berhentikan mobilnya. "
teriak Al tiba tiba dan langsung keluar dari mobil bahkan pintu mobil pun di biarkan terbuka.
Asistennya langsung mengejar setelah mobil terparkir aman, Sang asisten langsung mencekal tangan Al membuat Al langsung murka.
"Tuan stop jangan di kejar dulu. "
cegah sang asisten membuat Al melototkan matanya.
"Kamu bosan hidup. "
sentak Al dan membuat Asistennya terdiam.
"Tuan jangan dulu mendekati Nona, nanti malah kabur lagi dan lebih baik kita mengikuti saja dan cari cara untuk menjeratnya kembali, Nona pasti sudah berubah sekarang. "
jelas sang Asisten dan Al langsung terdiam.
Asistennya langsung menghubungi seseorang saat Al terdiam, Al terus memperhatikan Safira yang sedang duduk memakan makanannya.
"Safira..... aku rindu kamu. "
lirih Al sambil menatap Safira dari jarak yang lumayan jauh.
"Tuan anak buah kita sudah membayangi Nona sekarang, saya jamin Nona tidak akan lepas dan hilang jejak lagi. "
jelas sang Asisten dan membuat Al mendelikkan matanya.
"Awas saja kalau rencana kamu malah membuat Safira kembali menghilang, aku penggal kepala kamu. "
ucap Al dan sang asisten menganggukkan kepalanya.
"Saya jamin Tuan dan saya akan menyerahkan diri kepada anda kalau sampai Nona hilang kembali, mari Tuan sebelum Nona melihat keberadaan anda dan malah pergi jauh. "
ucap Asistennya dan Al langsung mengiyakannya berjalan menuju mobil.
"Strategi apa yang akan kamu lakukan?? saya mempercayakan nya padamu. "
tanya Al dan Asistennya mengangguk.
"Kita tunggu anak buah kita melaporkan kemana tujuan Nona setelah makan, saya yakin Nona berada di kota ini hanya singgah. "
jelas Sang asisten dan Al hanya diam.
"Kalau Nona tinggal di kota ini, pasti dia tidak berpakaian serapih itu Tuan, jadi bersabarlah menunggu hasilnya dan setelah mengetahui nya saya berjanji akan menjerat Nona untuk anda, sangat di pastikan Nona tidak akan lepas. "
jelasnya kembali dan Al hanya berdehem menjawabnya.
"Kita ke hotel dan cari yang terdekat. "
titah Al dan sang asisten mengiyakannya.
Di tempat Safira saat ini.....
Safira selesai dengan makanannya, dia memilih kembali ke toko untuk mengambil barangnya, Safira tidak sadar kalau dia diikuti oleh beberapa orang.
Safira langsung masuk kedalam toko menuju kantornya, dia duduk sebentar setelah menerima laporan yang di inginkannya.
"Lusa palingan Doni akan datang membawa beberapa barang untuk di pajang, tolong perhatikan kenyamanan toko juga. "
ucap Safira dan orang kepercayaannya pun mengangguk.
Safira menghubungi Doni dan meminta nya menyusul ke kota Bandung, Doni menyanggupinya dan Doni akan datang dengan Amel juga.
"Terpaksa mencari hotel sekarang, kalau pulang sekarang pasti besok harus kesini lagi, yasudah lah mendingan sekarang cari hotel nya keburu malam lagi. "
gumam Safira sambil membuka handphone nya untuk mereservasi hotel untuknya menginap.
Safira membawa tasnya dan langsung beranjak keluar dari kantornya lalu segera menuju mobilnya untuk ke hotel.
Handphone nya berdering ternyata Doni yang menghubunginya.
Dalam panggilan saat ini....
"Ada apa Donn...... ??? "
"Aku datang sama Amel yaa biar ga kesusahan mengerjakan sisa kerjaannya. "
"Maunya kamu itu, awas saja kalau kalian malah asik asikan aku potong kepala kalian berdua. "
"Waah aku takut Bu Boss....... "
"Berisik Amel dan ingat aku di hotel menginapnya, reservasi sendiri karena aku bingung mau pilih kamar untuk kaliannya. "
"Siap Bu Boss...... urusan kamar hotel kan Amel jagonya. "
"Jago jago..... jangan sampai bocor dan kamu hamil yaa Amel, menikah dulu baru boleh di bocorkan. "
"Astaga Bu Booss aku malu...... "
Panggilan berakhir.......
Safira tergelak mendengar Amel menjerit pastinya Amel malu karena Safira sudah tahu kelakuan dia dengan Doni, pacaran nya tidak sehat tapi keduanya enjoy dan Safira tidak mempermasalahkannya karena dia juga bukan orang suci.
Tiba di hotel nya, Safira langsung menuju resepsionis untuk mengambil kunci, setelah menerima kuncinya Safira Langsung menuju kamar hotelnya.
"Tetap gak berubah hotel ini, dua tahun keluar masuk menginap di hotel ini. "
gumam Safira saat membuka kunci kamarnya.
Di hotel tempat Al menginap.......
Al sedang mendengarkan Asistennya sedang menjelaskan keadaan Safira dan tidak butuh waktu lama Asisten Al sudah mendapatkan informasi mengenai Safira.
"Jadi selama ini Safira tinggal di kota kecil dengan usahanya?? "
tanya Al saat Asistennya selesai menjelaskan kehidupan Safira.
"Benar Tuan bahkan usahanya becabang banyak sekali, Nona mengembangkan bakat terpendam nya dan Nona malah tidak menggunakan uang yang anda berikan, saldo nya tetap sama saat Nona pergi dua tahun lalu. "
jelas sang Asisten dan Al menganggukkan kepalanya.
"Saya mau Safira ada dalam genggaman saya, cari cara kamu sendiri untuk menangkapnya. "
titah Al dan Asistennya menyanggupinya.
Asistennya itu sangat bisa di andalkan dalam taktik menjebak dan Al sangat mengandalkannya, Al sangat tersenyum puas saat mengetahui semua kegiatan Safira selama dua tahun lepas dari genggamannya.
"Aku gak akan melepaskan kamu lagi, aku akan menjerat kamu seumur hidup Safira. "
ucap Al saat melihat foto yang di berikan Asistennya.
.
.
.
Bersambung......