Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Apa yang terjadi, Gray?" tanya Gavin yang datang dengan dua cangkir kopi. Ia memberikan satu gelas kopi pada Gray, mengamati layar yang menunjukkan artikel seorang pria.
"Osvaldo Tolliver."
Gavin duduk di samping Gray, menyalin artikel ke layarnya. "Bukankah kau sudah membaca informasi terkait pria ini? Dia adalah pria yang diduga memiliki kemampuan untuk membaca masa depan sekaligus kemampuan untuk melakukan santet."
"Ya, kau benar, Gavin." Gray memperbesar foto Osvaldo Tolliver. "Aku tiba-tiba teringat dengan masa laluku ketika melihat foto pria ini. Aku merasa dia adalah teman masa kecilku dahulu."
"Kau yakin?" Gavin mengetik dengan cepat. Layar menunjukkan beberapa foto Osvaldo Tolliver bersama beberapa pejabat dan pengusaha, gedung perusahaan, dan sebuah rumah. "Sekilas tidak ada yang aneh dengan pria ini. Dia seperti pengusaha biasa. Tapi, tidak ada salahnya jika kita mencari tahu informasi mengenainya."
"Bagaimana jika kita pergi sekarang?" Gray berdiri dari kursi.
"Osvaldo Tolliver tinggal di Caldora. Lokasinya cukup jauh dari tempat kita. Cara tercepat adalah melalui pesawat terbang, tapi cukup berisiko untuk kita sekarang. Kita sebaiknya tetap menggunakan jalur darat." Gavin meneguk kopinya perlahan. "Baiklah, aku menyiapkan semua kebutuhan kita."
"Kau memang terbaik, Gavin."
"Dasar brengsek! Bantu aku mempersiapkan semuanya, Gray," ketus Gavin.
"Aku harus menarik kata-kataku lagi. Dasar pemaksa sialan." Gray tertawa.
Gray dan Gavin membawa beberapa senjata dan alat canggih, lalu memasukkannya ke dalam sebuah kotak.
"Aku pikir sudah saatnya aku mengenalkanmu apa robot ini."
Gavin menekan sebuah tombol. Dinding terbuka menjadi dua dan menampilkan deretan lemari berisi barang-barang yang tersusun rapi.
Gavin mengambil sebuah kotak. "Aktif."
Kotak itu tiba-tiba berubah menjadi seekor robot serigala hitam dengan mata merah.
"Wow, kau membuat robot baru, Gavin. Kapan kau menciptakannya, Gavin?"
"Aku menciptakan dan mengembangkan robot itu ketika kau tidur, Gray."
"Apakah robot ini versi terbaru dari robot yang kau ciptakan sebelumnya?"
"Aku memperbaiki bug di robot sebelumnya, lalu menambahkan beberapa kemampuan pada robot ini. Kau akan terkejut ketika melihat kemampuan robot ini nanti."
"Nanti? Kenapa kau tidak menunjukkan sekarang, Gavin?"
Gavin menyentuh tombol di layar hologram. Seketika saja robot serigala itu berubah menjadi kotak kembali. "Kita tidak memiliki banyak waktu sekarang, Gray. Kita harus segera pergi untuk menemui Osvaldo Tolliver."
"Dasar pelit!" Gray mendengkus kesal.
Gray dan Gavin keluar dari ruangan, memasuki mobil. Kendaraan naik dengan sebuah lift dan muncul di garasi.
Hujan mendadak mengguyur deras. Mobil melaju cepat, menyalip beberapa kendaraan.
Sementara itu, Xander tengah memperhatikan rombongan pengawal yang baru saja tiba di sisi hutan bagian barat. George keluar dengan penjagaan ketat dari Miguel dan para pengawal.
George memasuki mobil, melaju bersama para pengawal menuju perbatasan hutan. Rombongan mobil diawasi dengan sangat ketat. Beberapa waktu kemudian, rombongan kembali setelah mengantar George.
Xander mengembus napas panjang, menatap layar yang menunjukkan kepergiaan rombongan pengawal menuju kediaman utama kembali. Ia masih merasakan tegang karena pertarungan sebelumnya.
"Aku tidak tahu tujuan sebenarnya dari UltraTech, tetapi aku tampaknya tidak memiliki pilihan untuk menerima tawaran mereka sekarang. Jika dengan satu anggota saja sudah membuatku dan pasukanku kesulitan, maka apa jadinya jika mereka mengirimkan sebuah pasukan ke tempat ini?"
Xander tertawa pelan. "Aku masih memiliki banyak pekerjaan penting untuk meningkatkan kemampuan pasukanku sekaligus kualitas sistem keamanan di rumah ini."
"Govin, apa kau sudah menghubungi Luka dan Luke?" tanya Xander.
"Mereka tidak mengangkat panggilanku, begitupun dengan membalas pesan-pesanku, Tuan. Terakhir kali mereka membalas pesanku setelah mereka datang ke kediaman utama untuk memberi tahu informasi terkait UltraTech.”
"Mereka memberikan informasi yang tepat mengenai UltraTech."
Xander menerima beberapa laporan selama menunggu kehadiran Miguel dan pasukan lain. Setelah melakukan pemeriksaan ketat, George tidak meninggalkan alat pelacak satu pun di kediaman utama. Sementara itu, Lizzy, Alexis, Sebastian, Samuel, Lydia, dan yang lain masih berada di ruangan keamanan.
Beberapa menit kemudian, Miguel tiba bersama beberapa pengawal di ruangan.
"Miguel, bagaimana pendapatmu dengan sarung tangan itu?" tanya Xander.
"Sarung tangan ini luar biasa, Tuan."
"Aku setuju dengan pendapatmu, Miguel. Sarung tangan yang kita miliki tidak bisa sebanding dengan sarung tangan milik George. Akan tetapi, senjata tetaplah senjata. Hal yang terpenting adalah bagaimana cara pengguna menggunakan senjata."
Miguel menyerahkan sepasang sarung tangan itu pada Xander.
Xander memberikan satu sarung tangan pada Govin. "Kita akan memeriksa sarung tangan ini untuk mempelajarinya. Kau bisa memegang satu sarung tangan satunya, Miguel.”
"Baik, Tuan." Miguel mengamati sarung tangan bagian kanan.
"Pertarungan tadi menyadarkanku bahwa banyak musuh luar biasa yang berada di luar sana. Untuk itu, aku akan lebih serius untuk mengembang tekhnologi dalam pasukan kita. Meski kita memiliki tekhnologi canggih di zaman ini, tetapi itu bukan sesuatu yang bisa dibandingkan setelah melihat pertarungan tadi."
Xander mengambil tablet, mengamati beberapa tekhnologi yang sudah diciptakan oleh perusahaannya. "Aku memiliki robot penjaga yang masih dalam pengembangan. Robot itu nyatanya belum bisa disandingkan dengan robot anjing milik George."
Xander mengembus napas panjang, menemui Lizzy, Alexis, Sebastian, Samuel, dan Lydia di ruangan keamanan.
"Ayah!" Alexis seketika berlari menuju Xander. "Kau akhirnya kembali. Apa semuanya sudah baik-baik saja sekarang?"
"Ya, semuanya sudah terkendali dan baik-baik saja, Alexis. Apa kau melindungi ibumu dan adikmu sesuai dengan perintah Ayah?"
"Tentu saja, Ayah." Alexis menatap Xander saksama. "Ayah, aku bermimpi melihat seekor anjing yang sangat galak. Dia akan mengingigitmu, tapi Miguel berhasil mengalahkannya."
Xander seketika terdiam, menoleh pada Lizzy, Sebastian, Samuel, dan Lydia yang berjalan mendekat. "Apakah mereka sudah memberi tahu Alexis, atau Alexis yang mengetahui hal itu tanpa kesengajaan?"
"Mimpi." Xander memangku Alexis. "kau selalu bermimpi aneh Alexis."
Xander berbincang dengan Alexis selama beberapa waktu sampai anak kecil itu terdiam.
"Apa semua sudah terkendali?” tanya Lizzy dengan raut khawatir. "Aku mendengar jika penyusup menggunakan tekhnologi yang sangat canggih."
"Dia pria yang sangat berbahaya, tapi aku berhasil mengusirnya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang."
Xander duduk di sofa, mengembus napas panjang.
"Penyusup itu sangat berbahaya. Kau dan pasukanmu tampak kewalahan. Beruntung, Miguel berhasil menanganinya." Sebastian duduk di samping Xander. "Kenapa kau justru membiarkannya pergi, Xander?”
"Dia datang untuk menawarkan kerja sama denganku, Paman."
"Kerjasama? Apa karena dia memiliki tekhnologi yang sangat canggih?"
"Dia mengajakku untuk bergabung dengan kelompoknya? Aku sebenarnya belum memberikan jawaban jelas atas ajakannya, tetapi untuk sekarang aku condong untuk bekerja sama dengannya." Xander terdiam sejenak.
"Apa kelompok itu bernama UltraTech?"
Halo semuanya, aku ingin menyampaikan sedikit pemberitahuan. Beberapa hari ini aku belum bisa rutin update cerita karena jaringan di daerah tempat tinggalku masih belum stabil akibat kondisi bencana yang sedang terjadi.
Jadi, tolong jangan membuat asumsi atau statement seolah-olah bukuku berhenti atau tidak akan dilanjutkan, ya. Ceritanya tetap akan berjalan seperti biasa—aku hanya terkendala jaringan dan situasi yang belum sepenuhnya normal.
Kalau beberapa hari ke depan aku terlambat update atau bahkan belum bisa update sama sekali, aku berharap kalian bisa memberikan sedikit keringanan dan pengertian.
Sekaligus, mari kita doakan semua korban bencana agar diberi ketabahan, kekuatan, dan keikhlasan dalam menghadapi musibah ini. Semoga kondisi segera membaik dan semua yang terdampak diberikan keselamatan.
Terima kasih banyak untuk kesabaran dan dukungannya. 🙏💛
The best story & author..
Semangat Up Thor..