NovelToon NovelToon
JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Lahir dari pasangan milyuner Amerika-Perancis, Jeane Isabelle Richmond memiliki semua yang didambakan wanita di seluruh dunia. Dikaruniai wajah cantik, tubuh yang sempurna serta kekayaan orang tuanya membuat Jeane selalu memperoleh apa yang diinginkannya dalam hidup. Tapi dia justru mendambakan cinta seorang pria yang diluar jangkauannya. Dan diluar nalarnya.
Nun jauh di sana adalah Baltasar, seorang lelaki yang kenyang dengan pergulatan hidup, pelanggar hukum, pemimpin para gangster dan penuh kekerasan namun penuh karisma. Lelaki yang bagaikan seekor singa muda yang perkasa dan menguasai belantara, telah menyandera Jeane demi memperoleh uang tebusan. Lelaki yang mau menukarkan Jeane untuk memperoleh harta.

Catatan. Cerita ini berlatar belakang tahun 1900-an dan hanya fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanya merupakan sebuah kebetulan. Demikian juga mohon dimaklumi bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian tempat dengan keadaan yang sebenarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 22

Sebuah suara tawa membangunkan Jeane dari tidur nyenyaknya. Tawa seorang wanita. Matahari ternyata belum turun ke peraduannya. Berarti ia belum terlalu lama tidur. Jeane mendengarkan beberapa saat lamanya. Suara yang terdengar dalam bahasa Spanyol itu terdengar senang, dengan gurauan yang menggoda.

    Karena ingin tahu, Jeane keluar dari selimutnya dan berdiri. Dengan bertelanjang kaki sehingga tidak menimbulkan suara sedikitpun, Jeane berjalan menuju koridor itu dan berhenti di lubang yang menuju ruangan utama gubuk itu. Matanya mencari asal suara wanita yang barusan didengarnya.

    Baltasar sedang berdiri di ruangan itu. Tangan kirinya memegang cangkir berisi minuman hangat, sementara lengan kanannya melingkari pinggang seorang wanita berambut coklat yang bertubuh ramping. Matanya yang lebar dan bewarna hitam kelam menatap wajah pria itu sambil tertawa. Dengan posisi provokatif dan menggiurkan wanita itu bersandar pada Baltasar. Ke dua tangan wanita itu bermain main dengan dada telanjang dan bulu dada bewarna gelap yang tampak lewat kemeja yang terlepas kancing kancingnya.

    Baltasar telah mencukur bersih wajahnya. Tidak ada pula topi yang menutupi kehitaman rambutnya yang lebat. Garis garis di kedua sisi mulutnya membentuk sebuah senyum geli. Sepasang matanya yang penuh misteri memandang pada wanita itu, seakan akan sudah sewajarnya menerima perhatian wanita itu.

    Vitalitas kejantanan tampak pada seluruh penampilan dan air muka pria itu. Dan di mata Jeane, hal itu menjadikannya lebih berbahaya lagi dari sebelumnya. Jeane merasakan jantungnya berdebar lebih cepat, membuat denyut nadinya seakan akan memukul mukul sampai di tenggorokannya.

    Jeane tidak berani bergerak dan beranjak dari tempatnya terhenti di lubang pintu itu. Namun entah bagaimana, seolah ada sesuatu yang memberitahukan Baltasar tentang kehadiran dirinya di situ. Mata Baltasar yang kelam melesat pada Jeane, sorot matanya seakan akan memaku Jeane pada tempatnya berdiri.

    Wanita berambut coklat itu berputar pula, ingin mengetahui apa yang telah mengalihkan perhatian pria itu. Dan mata wanita itu tentu saja membelalak lebar, ketika melihat kehadiran Jeane di ambang pintu itu, setengah telanjang dan hanya mengenakan kemeja pria yang sampai ke pertengahan pahanya. Wanita itu juga melihat warna madu tua rambut Jeane.

    Seketika mata wanita berambut coklat itu dipenuhi kebencian. Dengan marah, ia keluar dari lingkaran tangan Baltasar lalu menghadapi pria itu dengan garang. Serentetan kata kata dalam bahasa Spanyol keluar dari mulutnya. Tangannya menuding nuding ke arah Jeane dengan gemas sekali.

    Namun, tanpa terpengaruh oleh ledakan kemarahan itu, Baltasar menjawab dengan suara rendah. Jawaban itu, sedikitpun tidak mampu memadamkan atau menurunkan intensitas kemarahan wanita itu. Wanita itu berputar lagi lalu menyerbu Jeane sambil melontarkan kata kata dalam bahasa Spanyol dengan penuh kemarahan. Jelas ia menjadi kalap dengan adanya Jeane dalam gubuk itu, dalam keadaan hampir telanjang pula!

    Dari suara, nada penuh cemooh dan kebencian yang ditunjukkan oleh wanita itu, Jeane tidak meragukan bahwa wanita berambut coklat itu sedang mencaci maki dirinya. Dan tanpa disadarinya, Jeane membiarkan sebuah senyum mengembang di wajahnya karena merasa geli atas kecemburuan yang tidak pada tempatnya itu.

    Perbuatan Jeane itu membuat wanita yang hampir bermata gelap itu menarik napas dengan suara mendesis seperti seekor ular berbisa. Sedetik kemudian, wanita itu meludah ke muka Jeane. Mendapat perlakuan itu, semua perasaan geli menyaksikan peristiwa itu, lenyap segera ketika dirasakannya titik titik basah itu di atas pipinya. Jeane bereaksi tanpa dipikir lagi, kemarahan mengalir dalam pembuluh pembuluh darahnya bersama dengan telapak tangannya yang terbuka langsung melayang menampar wajah wanita itu.

    Terdengar jerit kesakitan dan terkejut ketika wanita itu memegang pipinya yang memerah karena tamparan Jeane. Kemudian ia menyerang Jeane, menjambak rambutnya dan melemparkan kata kata umpatan dalam bahasa Spanyol. Jeane tidak tinggal diam, ia segera membalas dengan setimpal, secara naluriah, melawan dan mencakar sambil menangkis dan menghindari jari jari tangan wanita berambut coklat yang juga mencakar cakar itu. Bentakan bentakan dari Baltasar tidak terpengaruh atau dihiraukan oleh ke dua wanita itu.

    "Ya jagad dewa batara!" suara kaget Antonio terdengar di atas teriakan teriakan dalam bahasa Spanyol dan Inggris itu.

    Perkelahian dua wanita yang menggunakan tendangan, cakaran dan jambakan itu baru saja dimulai ketika ke dua pria itu turun tangan untuk mengakhirinya. Ada lengan yang menyambar dan melingkari pinggang Jeane dari belakang dan dengan paksa menjauhkannya dari tangan wanita berambut coklat itu. Jeane merasa dirinya diangkat sehingga kaki kakinya saja yang menendang nendang udara.

    "Turunkan aku!" teriak Jeane sambil mencoba melepaskan diri dari lingkaran lengan pada pinggangnya. Tapi semua usahanya sia sia.

    Teriakan teriakan yang memekakkan telinga dilontarkan oleh lawannya, yang tersekap dalam pelukan Antonio. Jeane menjadi tegang ketika ia menyadari siapa yang telah meringkus dirinya. Suara bentakan bernada memberi perintah, dilakukan Baltasar di dekat telinga Jeane dan wanita berambut coklat itu berhenti meronta dan berteriak. Sekalipun api cemburu masih menyala nyala dalam sepasang matanya.

    Tubuh Jeane setengah diputar dalam lingkaran lengan pria itu, ibu jari dan telunjuk pria itu mencengkeram dagunya, mengangkatnya hingga mata mereka beradu. Pria itu lalu mengatakan sesuatu dalam bahasa Spanyol kepada wanita berambut coklat itu. Agaknya mereka sedang mentertawakan dirinya. Dengan kemarahan mendidih dalam pembuluh darahnya, Jeane menyentakkan dagunya sehingga terlepas dari cengkeraman Baltasar.

    "Dia barusan mengatakan apa?" seru Jeane kepada Antonio.

    "Oh, dia sedang menenangkan Estela," jawab Antonio setelah melempar pandang sekilas kepada boss nya. "Ia bilang kepada Estela, buat apa dia, maksudku boss ku, mesti membawa seekor kucing hutan dengan mata kuning ke atas tempat tidurnya, kalau ia dapat mencumbui seekor kucing yang penuh gairah......"

    Penjelasan itu tentu saja memutuskan benang tipis yang sudah terentang tegang menahan amarah Jeane. "Binatang! Anjing keparat! Babi!" Jeane menjerit sambil tangannya terayun hendak memukul ke arah wajah penuh misteri itu. Tetapi pukulan itu ditangkis oleh tangan Baltasar yang telah terangkat. "Sepertinya aku  tak akan pernah membiarkanmu menyentuh diriku! Dasar pembunuh!"

    Pukulan pukulan yang dilancarkan Jeane jatuh tanpa gangguan berarti di atas ke dua lengan dan bahu Baltasar, tanpa satu kalipun mengenai wajahnya yang menjadi sasaran Jeane.

    Karena jenuh dengan kelakuan Jeane. Baltasar akhirnya mendekap tubuh Jeane.

    "Tempat tidurmu?" Jeane mengumpat. "Aku lebih suka tidur dalam goa penuh ular sebelum bersedia berbaring di tempat tidurmu!"

    Tatapan mata Baltasar menajam melihat kebencian menyala nyala dalam mata Jeane. Garis mulut pria itu menipis ketika ia berbalik dan, dengan setengah mengepit tubuh Jeane di bawah lengannya, berjalan menuju kamar yang diperuntukkan bagi Jeane.

    Berhenti di samping ranjang, dengan seenaknya Baltasar melepaskan dan menjatuhkan Jeane ke atas ranjang itu. Selama beberapa detik ia tetap berdiri di samping ranjang itu. Ia tidak mengucapkan sepatah katapun, tetapi dari seluruh sikapnya seakan akan mau mengatakan bahwa kalau ia mau, akan mudahlah bagi pria itu memaksa Jeane untuk tidur di tempat tidurnya.

    Dan selagi wajah Jeane menjadi pucat karena menyadari kebenaran yang tak diucapkan itu, pria itu sudah berputar dan meninggalkan kamar Jeane.

1
Atikah'na Anggit
kok keane...
julius: Barusan sudah diperbaiki kak. thx
julius: waduh... salah ketik. Mohon maaf ya kak? Terima kasih koreksinya, nanti segera diperbaiki 👌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!