Takdir Pemilik Plakat Emas

Awan mendung selalu datang, hawa semakin dingin dan kabut mulai turun di dari atas pengunungan. Permaisuri memandang fenomena itu dari halaman belakang istana dingin. Dia masih sibuk dengan aktivitasnya, terhitung sudah 2 jam sejak dia bangun dari tidur siang. Dayang Lan dan Ah Yun tidak berani menginterupsi, mereka hanya menunggu di dekat permaisuri.

Dalam kebeningan, permaisuri berbicara dan membuat Dayang Lan dan Ah Yun saling pandang karena tidak memahami perkataannya. "Berharap kau kembali ke perbatasan dan memenangkan pertempuran atas nama kesetiaan. Jangan memperkeruh suasana sehingga menyebabkan kau berakhir tragis. Kembalikan--"

Tersadar, permaisuri berbalik melihat kedua pelayannya yang tampak bingung. "Masuklah dan buatkan aku obat dari bahan yang dikirimkan kemarin." Ucapnya.

Obat-obat yang datang ke istana dingin, dikirim dari kediaman teman baik ayahnya yang berada di ibu kota. Mereka memberikan pelayan istana uang agar menyelundupkan obat-obat masuk ke istananya.

Keduanya sempat terdiam kemudian berjalan ke arah dapur. Tinggallah Permaisuri seorang diri, lalu dia mengeluarkan peluit berukuran kecil. Dimana pada badan peluit melingkar akar-akar dan daun timbul──terlihat unik. Saat dia meniupnya, suara yang terdengar sangat pelan terbawa angin lalu menghilang. Dia memasukkan kembali peluit itu dan kembali menikmati pemandangan di depan dengan tenang seperti tidak terjadi apapun.

═══════ ═══════ ═══════

Lin Rong yang baru saja keluar dari toko bahan-bahan obat menjatuhkan keranjangnya. Telinganya seperti tersengat, dia memegang daun telinga sembari menilai sekeliling. "Apa yang terjadi?" Kata dia bingung.

Setelah rasa sengat itu berhenti, Lin Rong mengambil kembali keranjangnya dan pulang dengan terburu-buru. Dia masuk ke kediaman Ling tanpa membalas sapaan dari keluarganya. "Dan!!!" Panggil dia pada pelayan pribadinya.

Perempuan bernama Dan mengikuti Lin Rong memasuki kamar. Betapa kaget Dan melihat wajah pucat putri bungsu pengusaha kain terkenal ibu kota bernama Lin Cheng Wei. Cepat Dan memegang tubuh Lin Rong, dia membantu wanita itu duduk di ranjangnya. "Saya akan memanggil tabib nona!" Kata dia, tetapi tangannya di tahan.

"Tidak perlu! kau, Pergilah ke istana diam-diam dan mengunjungi istana dingin. Sepertinya terjadi sesuatu pada Permaisuri." Pinta dia pada Dan.

Dan mengangguk lalu langsung pergi melaksanakan tugas dari Lin Rong.

Dia yakin permaisuri ingin menyampaikan sesuatu. Penjagaan istana semakin ketat dan dia tidak bisa masuk sesuka hati seperti sebelumnya. Ketakutan pada kekuatan Keluarga Bai semakin besar, Raja mulai menyelidiki orang-orang yang pernah terlibat dengan Keluarga Bai. Tidak terkecuali keluarganya.

Dia sering memperhatikan pengawal istana berkeliaran di dekat usaha ayahnya dan kediaman Lin. Awalnya dia berpikir bahwa semua itu karena masalah yang terjadi di perbatasan tapi semakin dia pikirkan semakin dia curiga. Seharusnya pengawal itu di kirim ke perbatasan desa, bukannya berkeliaran di pasar atau rumah pengusaha.

Lin Cheng Wei juga menyadari hal itu dan meminta anak perempuannya tidak terlalu sering keluar atau bertemu serta mengirim pesan yang mungkin menuai kecurigaan istana. Tapi Lin Rong adalah putri bungsu kesayangan, meski di larang dia tetap melakukan semua yang dia mau. Seperti hari ini ketika dia meminta pelayannya masuk ke istana dingin untuk menemui permaisuri.

ᯓ

Tembok istana dingin terlihat lusuh, Dan merangkak di antara semak-semak belukar yang hampir menutupi jalan tikus untuk memasuki istana dingin. Setelah dia menarik satu ranting lembut jalan itu mulai terlihat lalu Dan masuk perlahan, hati-hati agar badannya tidak tergores tekstur dinding yang tidak rata.

Dan berjalan cukup cepat, dia tahu tidak akan ada penjaga di istana dingin. Saat dia melewati taman belakang, tangannya di tarik keras hingga dia terhempas menabrak tembok. Dan kesakitan, ketika dia membuka mata betapa kagetnya dia melihat Lord Xuhuan

(Paman Kerajaan).

"Yang Mulia!"

"Kau pelayan Nona Lin Rong?"

Dan mengangguk.

Lord Xuhuan melepaskan Dan. "Kau ingin menemui permaisuri? Jika begitu kita satu tujuan, jalanlah!" Katanya.

Dan awalnya ragu tapi dia mengikuti perkataan Lord Xuhuan. Sesekali Dan berbalik takut-takut. Ekspresi pria yang berada di belakangnya masih sama, datar. Dan harap-harap cemas, dia tahu Lord Xuhuan dan permaisuri dekat bagai adik dan kakak jadi tidak mungkin pria itu mengkhianati permaisuri. Yang membuat Dan takut adalah aura mengintimidasi pria itu begitu besar mirip dengan aura Raja. Dia pernah melihatnya ketika tuannya memasuki istana menemui permaisuri di hari pernikahan.

Mereka sudah dekat dengan kamar permaisuri.

"Masuklah tapi jangan mengatakan bahwa kau bertemu denganku." Kata Lord Xuhuan pada Dan, saat itu juga Dan mengangguk tanpa membantah. Dia hanya berharap bisa lepas dari pandangan pria itu.

Entah pergi kemana pria itu setelah mengatakan satu kalimat kepada Dan. Seketika Dan berbalik, dia sudah menghilang. Biarlah sahut Dan dalam hati, toh dia juga bukan musuh.

Pelayan wanita itu berjalan ke arah kamar permaisuri, dari luar dia dapat mendengar suara Ah Yun dan suara pintu kayu yang bergeser. Ah Yun melihatnya begitupun dengan Dan. Ah Yun lalu melaporkan kedatangan Dan kepada permaisuri langsung ketika melihat pelayan wanita itu.

Dan diminta masuk ke dalam kamar, dia berdiri di depan permaisuri yang berada di kasur. Permaisuri mengulurkan tangan dan memberikan secarik kertas kepada Dan yang disimpan baik-baik dan di balik bajunya.

"Tolong sampaikan pesanku kepada Lin Rong, untuk sementara dia harus berhati-hati. Raja meminta semua orang yang pernah berhubungan dengan keluarga Bai datang ke istana. Aku rasa dia ingin mengetahui keberadaan kakakku dan keberadaan Plakat Emas Jenderal,"

"Sepertinya keadaan Wakil Jenderal Bai tidak begitu baik. Lusa, sore hari, di belakang gunung terlarang. Kita bisa bertemu, aku harus memanggil pasukan ke perbatasan!"

ᯓ

Dari balik dinding kamar, Lord Xuhuan menguping. Dia menganalisis semua perkataan Permaisuri. Kebenaran bahwa Raja memanggil orang-orang yang terlibat dengan jenderal sudah dia ketahui. Begitupun dengan masalah jenderal muda Bai Jing Wen. Dari mana dia tahu keadaan jenderal Bai Fu? Bagaimana permaisuri bisa mendapatkan akses informasi. Lebih penting, bagaimana dia bisa masuk ke gunung terlarang?

Gunung terlarang tidak berpenghuni. Secara kasat mata tidak ada manusia yang hidup di sana. Hanya rumor atau mitos-mitos yang berkembang mengatakan bahwa gunung terlarang di huni makhluk tak kasat mata bernama Au. Tidak ada yang berani masuk kesana, bukan──tidak ada yang bisa masuk ke hutan itu sampai hari ini.

Lokasi gunung terlarang tepat berada di belakang istana dingin. Lebih mudah bagi permaisuri untuk bergerak karena istana ini sudah terlalu lama tanpa penjagaan. Lord Xuhuan bersembunyi ketika Dan keluar dari kamar lalu keluar dari istana dingin.

Dia terus memikirkan perkataan Permaisuri, terutama soal keponakannya? Keponakan permaisuri yang dia ketahui berjumlah 30 orang, semuanya merupakan prajurit tangguh yang sudah mati di medan perang. Lalu siapa keponakan yang dia maksud? Adakah ada yang dia lewatkan selama ini.

────୨ৎ────