calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di hujat
Aku harap Rani tidak berbuat macam-macam padaku.
Sekarang sudah berbeda karna aku sudah punya suami. Dan suamiku yang masih menikmati makanan di sana pasti tidak terima klau sampai Rani menghina-hinaku.
Apa lagi di media sosialnya dengan banyak pengikutnya.
"Aku belum melihatnya, sheena. Ku harap dia tidak berbuat ulah. Terima kasih informasinya, sheena." ujarku yang sudah tidak sabar melihat postingan Rani.
Namun, sepertinya Sheena masih ingin menyampaikan suatu hal.
"Sebentar, Risna. Apa kau sudah buka grup kampus kita? Disana ada berita tentang pak Genta dan Sindy."
"Aku sudah lagi tak ada di grup itu, Na," ujar ku sudah malas klau mendengar dua nama itu.
Setelah kurasa urusan dengan pihak kampus kelar, aku tidak berniat lama-lama di grup pesan itu. Baru sore tadi aku keluar dari grup itu.
"Benar kau tidak mau tahu?" sheena bertanya sekali lagi, dan aku tetap pada pendirian ku. Tidak mau tahu lagi apapun tentang mereka.
Saat ini, aku merasa tidak rela saja mengusik kenyamanan yang baru saja aku rasakan dalam hidup baruku yang masih menggenggam sakit hati atas apa yang mereka lakukan.
Sudah ku tutup semuanya karna kisah baruku bersama Rizal lebih menarik dari sekedar hanya kisah yang aku sadari hanyalah sebentuk rasa semu yang kukira cinta, namun ternyata itu hanya perasaan putus asa karna sebelumnya aku tidak pernah di cintai.
Aku tidak berlama-lama dengan Sheena, lalu setelah mengakhiri pembicaraan aku segera bali ke ruang makan.
Rizal sepertinya sudah menyelesai makannya dengan cepat. Bahkan sempat membereskan meja dapur. Pria itu memang sangat menjaga kebersihan. Tidak suka membiarkan piring kotor lebih lama di dapur.
Melihatku datang Rizal menghampiriku.
"Siap tadi yang telpon?" tanya Rizal.
"Teman. Katanya aku saat ini sedang viral di akun Rani karena memakai kebaya Kw Alex Go."
Ku beritahu Rizal tentang hal itu. Pria itu langsung menaikkan alisnya karna terkejut, kemudian mengambil ponselku untuk mencari tahu hal itu.
Setelah menemukan akun Rani dan melihatnya sejenak, Rizal tertawa. Aku yang penasaran pun ikut melihatnya.
Keponakan tante Ana yang niat membuly ku ternyata malah banjir hujatan lantaran Alex yang di- tag langsung memberikan komentar bahwa kebaya yang aku kenakan bukanlah kebaya KW.
Alex bahkan mengancam melaporkan Rani ke pihak berwajib karna menghina rancangannya sebagai kebaya Kw.
"Tidak bisa kami biarkan. Itu benar-benar karya saya dan nona Risna adalah pelanggan butik kami, bagaimana di katakan KW? Ini benar-benar pencemaran nama baik karya saya. Tunggu surat teguran dari pihak berwajib ya mak...!" tulis Alex di komentar akun Rani.
'Masa influencer yang mengaku crazy rich dan tahu banyak barang branded sampai tidak bisa membedakan mana gaun kw dan ori. Pensiun sajalah dari pada malu-maluin...' komentar seseorang yang sepertinya juga dari kalangan artis. Dia kenal bentuk kebaya yang didesain Alex tidak mudah di kw-kan.
Akun Rani kemudian ramai menuai hujatan. Aku saja yang sempat sekilas membacanya merasa komentar orang-orang sepedas sambal syetan level 5.
"Tante dan keponakannya itu pasti kena mental," ujar Rizal terkekeh setelah melihatnya.
Aku menghela napas membayangkan bagai mana sekarang kondisi mental Rani setelah membaca komentar-komentar yang menyudutkannya? Sebagai anak manja dan belum pernah mendapat masalah begini, pasti sangat berat baginya.
Ah. Kenapa aku jadi kasihan padanya?
"Ancaman Alex ini benar tidak, Rizal?" tanyaku kemudian. " kalau benar aku jadi kasihan pada Rani. Dia harus menghadapi tuntutan Alex yang seorang artis papan atas itu. Pasti imbasnya sangat luar biasa."
"Tidak tau. Biar saja itu urusan mereka."
Rizal tidak mau ikut pusing. Dia bangkit karna ingin membersihkan diri di kamar. Lagi pula ini sudah larut malam. Rizal juga butuh istirahat.
ku ikuti dia sampai masuk kamar sekedar membantunya menyiapkan baju gantinya.
sambil menunggunya selesai mandi, aku iseng membuka akun Rani lagi.
Terakhir kali aku lihat tadi akun Rani dinonaktifkan komentarnya karna di serbu ratusan hujatan. Dan sekarang, saat aku melihat ulang aku sudah tidak menemukan vidio yang di upload. Bahkan akunnya juga sudah di privasi.
Aku bisa membayangkan se panik apa Rani. Tidak ketinggalan tante Ana pasti juga ikut-ikutan bingung.
Mudah-mudahan wanita itu kuat mental menghadapi hujatan banyak orang. Setidaknya hal ini menjadikan pelajaran bahwa tidak boleh membuat kesimpulan sendiri.
Sepertinya tante Ana menghubungiku dan mengirim puluhan pesan di tengah malam ketika kami sudah terlelap. Aku baru membacanya di pagi hari dsn menunjukan pada Rizal untuk memintanya pendapat.
Wanita itu meminta tolong untuk membuat klarifikasi bahwa aku dan Rani sudah dekat dan tentang ucapan kebaya KW itu hanya ingin mencandai ku saja.
Namun, Rizal memintaku tidak perlu menanggapinya.
"Klau kamu masih mau membantu mereka, bodo namanya!" ujar Rizal memperingatiku. Dia tahu terkadang aku terlalu baik hingga terkesan bodoh.
Baiklah. Aku tidak akan memperdulikan mereka. Apapun yang terkait dengan mereka hanya akan membuatku sakit hati. Aku sudah memutuskan.
Ketukan pintu kamar terdengar. Aku segera berjingkat membuka pintu. Kulihat ibu sudah ada di depan kamar.
"Ada apa, Bu?" tanyaku, mengira ibu membutuhkan sesuatu sepagi ini.
"Risna, pamanmu datang, dia blang ingin bertemu denganmu", ujar ibu.
Aku tidak terlalu terkejut. Sepagi ini paman Riko datang, sudah bisa di tebak apa tujuannya. Istrinya itu pasti yang menyuruhnya.
Rizal masih di kamar mandi, jadi aku langsung beranjak ke depan untuk menemui paman Riko.....