Saking posesifnya orang-orang sampai mengira jika Devano mencintai kembarannya sendiri.
'Jangan terlalu tanggepin Alex dia gak baik untuk kamu'
'Jangan dikuncit rambutnya'
'Jangan pakai baju kayak gitu, ganti!'
'Nanti pulang tunggu di parkiran'
Mereka beranggapan jika Devano mencintai Devina, padahal tidak sama sekali dia juga memiliki wanita yang dicintainya.
Perasaannya pada Devina hanya kasih sayang mereka sebagai saudara kembar.
Semua sikap posesifnya hanya untuk melindungi Devina dari luka yang bisa menyakitinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida Dwi Oktafiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 : Antara Ziko dan Alex
Menjadi salah satu penonton pertandingan basket merupakan hal biasa Devina lakukan, tapi kali ini dia pergi menonton bersama dengan Adara juga sesuai permintaan Devano, pria itu bucin banget sekarang. Seperti biasa suara sorak sorai penonton akan memenuhi gendang telinganya hingga rasanya mau pecah, tapi Devina sudah biasa berbeda dengan Adara yang sejak tadi berdecak kesal dan mendumal karena kupingnya sakit apalagi mereka duduk di bagian terdepan kursi penonton.
Keduanya sama-sama memegang botol minuman di tangannya, Adara membawa minuman untuk Devano sedangkan Devina membawa minuman untuk Alex, pria itu yang memintanya bahkan bisa dibilang dengan sedikit memaksa. Sebelumnya Devina mengajak teman-temannya yang lain, tapi mereka tidak ada yang bisa ikut jadi Devina hanya datang bersama dengan Adara saja.
Mata Devina terus menatap ke sosok Alex yang tengah berlari sambil menggiring bola yang ada ditangannya. Rambut dan tubuh pria itu basah karena keringat membuat ketampanannya semakin bertambah, tapi untuk kali ini jantung Devina tidak berdetak dengan cepat dia terlihat biasa.
Padahal dulu hanya dengan melihat Alex saja jantungnya akan berdetak dengan begitu cepat, dia gugup.
Suara sorak sorai kembali terdengar ketika Alex berhasil memasukkan bola ke dalam ring dan sesaat setelahnya pria itu menoleh untuk menatap Devina yang juga tengah menatap ke arahnya lalu tersenyum juga mengedipkan sebelah matanya.
Devina tersenyum geli mendapat perlakuan seperti itu sedangkan Adara terlihat tidak suka melihatnya.
Bisa dibilang sampai sekarang Adara tidak percaya kalau Alex benar-benar mengejar Devina karena rasa suka.
"Sok kegantengan banget tuh anak." Kata Adara membuat Devina tertawa mendengarnya
"Jahat banget kamu Dar." Kata Devina
Adara hanya mengangkat bahunya acuh dan senyum manisnya mengembang ketika melihat Devano yang tengah fokus pada bolanya, terlihat begitu tampan.
Meskipun Devano memasang wajah dinginnya, tapi pria itu masih terlihat sangat tampan coba saja Devano murah senyum seperti Alex pasti penggemarnya semakin banyak.
"Gimana bisa gue dulu bilang kembaran lo sok kegantengan padahal dia memang ganteng, banget." Kata Adara
Devina tertawa kecil mendengarnya kalau Devano dengar dia pasti akan sangat senang.
"Coba dia senyum pasti lebih ganteng." Kata Adara lagi
"Vano gak suka senyum kalau di depan banyak orang." Kata Devina membuat Adara menatapnya sebentar lalu mengangguk faham
Devina tidak bohong kembarannya itu memang tidak suka tersenyum kalau di hadapan banyak orang, tapi kalau hanya berdua dengan Devina atau bersama keluarganya dia pasti mudah untuk tersenyum dan sekarang ditambah lagi kalau bersama dengan Adara.
Baru kali ini Devina bisa melihat Devano tersenyum dengan begitu tulus kepada selain keluarganya dan dia suka karena itu artinya Devano sudah menemukan seseorang yang bisa membuatnya bahagia.
Para penonton dari SMA Kencana berdiri dan bertepuk tangan sambil berseru heboh ketika tim mereka kembali memenangkan pertandingan. Suara semakin heboh ketika Devano tersenyum bahkan banyak bisikan-bisikan yang terdengar dan membuat Adara merasa begitu kesal ketika mendengarnya.
"Ya ampun Vano ganteng banget kalau senyum kayak gitu"
"Vanooo i love youu"
"Ganteng banget emaknya ngidam apaan yaa sampai punya anak seganteng Vano"
Adara mengepalkan tangannya karena merasa kesal, dia tidak menyangka kalau Devano memiliki begitu banyak pengagum wanita, menyebalkan.
Berbeda dengan yang lainnya yang berjalan ke pinggir lapangan Alex dan Devano berjalan ke arah kursi penonton, menghampiri kedua gadisnya yang menunggu disana.
Adara memberikan botol minum itu dengan wajah kesalnya berbeda dengan Devina yang memberikannya sambil tersenyum.
"Selamat yaaa menang lagi." Kata Devina
Wajahnya terlihat menggemaskan dengan mata menyipit karena senyuman membuat tangan Alex tidak bisa menahan untuk mengacak rambutnya gemas.
Devina tersentak karena mendapat perlakuan itu apalagi Alex menatapnya dengan senyuman manis dan jantungnya kembali berdetak dengan sangat cepat sekarang.
Saat Devano menepuk bahu pria itu dan mengajaknya untuk bertemu bersama yang lain Alex mengangguk singkat lalu mengusap puncak kepala Devina sebelum berlalu pergi.
Ada banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka dan hal itu membuat Devina merasa risih juga tidak suka, tapi dia hanya dam sambil memainkan jari tangannya.
"Vin"
Devina mendongak dan menatap Adara sambil tersenyum tipis.
"Kenapa Dar?" Tanya Devina
"Mereka kan udah selesai kita keluar mau? Gue lapar." Kata Adara yang dijawab dengan anggukan oleh Devina
Mereka mengirim pesan pada Devano terlebih dulu sebelum benar-benar pergi.
Mengikuti langkah kaki Adara sekarang keduanya sudah berada di luar lapangan dan menuju salah satu warung makan yang tidak terlalu ramai karena pertandingan memang belum sepenuhnya usai masih ada beberapa sekolah lagi yang akan bertanding.
Setelah memasan keduanya menunggu makanan untuk diantarkan dan Devina mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu mengecak whats app nya menunggu seseorang untuk membalas pesannya.
"Vin"
"Iya"
"Lo suka Alex?" Tanya Adara
Devina bergumam pelan tanpa mengangguk atau menggelengkan kepalanya.
"Emm mungkin iya mungkin juga enggak." Kata Devina
"Kalau Ziko?" Tanya Adara lagi
"Enggak tau aku bingung." Kata Devina
"Kenapa bingung?" Tanya Adara
"Bingung, mereka sama-sama perhatian dan bisa dibilang memang Ziko yang lebih perhatian juga selalu ada untuk aku, tapi mereka berdua sama-sama diam dan enggak bilang apa-apa hanya mendekat tanpa mau kasih kepastian,"
Adara diam sambil menatap Devina yang menghela nafasnya pelan.
"Mereka juga yang bikin aku bingung, kadang aku merasa jahat karena banyak yang bilang kalau aku kasih harapan palsu, tapi mereka juga cuman diam gak bicara apa-apa." Kata Devina sambil mengangkat bahunya
Baru akan menanggapi makanan mereka datang dan Devina langsung tersenyum, berusaha mengenyahkan semua fikirannya lalu menyantap makanannya.
Melihat hal itu Adara berhenti bertanya dan ikut menyantap makanannya dalam diam, benar kedua orang itu hanya mendekati Devina tanpa mau bertindak lebih jauh.
Hanya sekedar pendekatan wajar saja kalau Devina bingung, tapi pasti ada alasannya.
Satu alasan Ziko yang bisa Adara tebak adalah pria itu takut merusak hubungan persahabatannya dengan Devina, lagi dia juga tau kalau Devina menyukai Alex.
Meskipun perasaannya sekarang mungkin sudah berubah.
Teman-teman Devina atau Ziko pasti mengira kalau Devina memberikan harapan palsu pada sahabat baiknya itu tanpa tau kalau sekarang Devina juga merasa bingung.
Seandainya saja salah satu dari mereka ada yang mau bicara tentang perasaannya pasti Devina bisa dengan mudah mengetahui isi hatinya.
Tapi, sayangnya baik Alex ataupun Ziko keduanya masih diam dan hanya fokus untuk mendekati Devina saja.
Sampai kapan?
Tanpa mereka tau Devina sempat medapatkan pesan yang mengatakan bahwa dirinya sangat murahan karena dekat dengan dua pria dan sama-sama memberikan keduanya harapan.
Devina murahan
Hal itu membuat Devina kefikiran beberapa hari belakangan, tapi dia tidak mah mengatakan apapun karena kalau sampai Devano tau pasti Daddy nya juga akan tau.
Devina tidak mau memperpanjang masalah.
¤¤¤
Helaan nafas terdengar ketika Ziko menatap foto yang di kirim seseorang ke ponselnya, Devina dan Alex yang terlihat begitu dekat dan dia tau kalau foto itu pasti diambil ketika pertandingan basket sepulang sekolah tadi. Sejak pulang sekolah Ziko belum membalas pesan dari Devina hingga malam ini dan sudah ada belasan pesan yang masuk ke ponselnya, tapi dia belum berniat untuk membukanya.
Awalnya Ziko fikir akan mudah untuk menerima kedekatan Devina dengan Alex, tapi sekarang rasanya sangat sulit bahkan tangannya terkepal erat ketika melihat sebuah foto di ponselnya.
'Kenapa lo gak jujur sama Vina si Ko? Please lah Devina bukan tipe orang yang bakal jauhin lo, semua bakal baik-baik aja bahkan mungkin bisa jadi lebih baik kalau lo jujur'
Perkataan itu berasal dari Mona yang terus-terusan mendesaknya bahkan dia mengatakan kalau Devina mungkin saja akan membalas perasaannya.
'Lo setakut itu Ziko? Harusnya lo tau gimana Devina bahkan dia maafin Hara gitu aja yang udah nuduh dan nampar dia lalu kenapa lo harus takut kalau dia bakal jauhin lo setelah ungkapan perasaan itu?'
Kalau itu perkataan Nayla, dia setuju Devina memang semudah ini memaafkan bahkan gadis itu tidak pernah mau memiliki musuh dia berteman dengan semua orang.
'Kalau lo gak mau melangkah maju gimana lo bisa dapetin dia Ko? Mikir dong'
Satu itu dari orang tidak terduga, Adara yang tiba-tiba saja mengirim pesan seperti itu padanya.
Matanya kembali menatap foto itu dimana Devina tersenyum manis lalu tanga Alex yang menyentuh kepalanya, dia merasa bimbang sekarang.
Menghela nafasnya pelan Ziko membuka pesan dari Devina dan membacanya satu persatu sambil tersenyum tipis.
Lima pesan yang terakhir membuat senyumnya mengembang dengan lebar.
Ziko lagi sibuk yaa?
Kok gak balas chat aku?
Jahat padahal online, tapi gak balas
Awas aja aku juga gak mau balas chat kamu habis ini
Jahatt bangettt!
Baru akan membalas sudah terlihat tulisan bahwa Devina kembali mengetik dan Ziko menunggu sampai ada lagi pesan yang masuk.
Tuh kan cuman di bacaa
Aku ada salah ya? Maaff :(
Tersenyum manis Ziko mengetikkan beberapa balasan untu Devina.
Maaf Vin aku baru sampai rumah tadi habis dari tongkrongan sama yang lain
Enggak dong kenapa aku harus marah?
Vina kan sayangnya Ziko gak mungkin Ziko marah
Tidak langsung ada balasan dan Ziko fikir Devina marah dan tidak mau membalas pesannya, tapi saat sebuah pesan kembali masuk dia membulatkan matanya dan bingung harus membalas apa.
Bohong, tadi aku tanya Gio katanya kamu gak ada disana
Ketahuan, dia memang tidak pergi ke tongkrongan tadi melainkan pergi keluar bersama dengan Adyra.
¤¤¤
"Vanoo"
Devano menghentikan aktifitasnya ketika kembarannya masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Wajah Devina terlihat kusut membuat Devano berjalan menghampirinya dan menanyakan ada masalah apa.
Saat Devano duduk di tepian ranjang Devina ikut bangun dari tidurnya lalu duduk menghadap ke arah kembarannya.
"Kamu lagi ngapain?" Tanya Devina
"Ngerjaiin tugas, ada apa?" Tanya Devano
"Vanoo"
"Hmm"
"Aku jahat gak?" Tanya Devina membuat Devano menatapnya dengan bingung
Dia tidak mengerti kenapa Devina menanyakan hal seperti itu padanya.
"Kamu baik Vin, kenapa? Ada yang bilang kamu jahat? Siapa orangnya?" Tanya Devano penuh selidik
Dengan cepat Devina menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku cuman nanya kok." Kata Devina
Mengangguk faham Devano menyuruh kembarannya itu untuk mendekat lalu memeluknya.
"Kenapa Vin?" Tanya Devano
"Aku bingung"
"Kenapa bingung? Apa yang buat kamu bingung?" Tanya Devano dengan lembut
"Aku enggak tau gimana perasaan aku sekarang." Kata Devina
Menghela nafasnya pelan Devano mengusap puncak kepala Devina dengan sayang.
"Jangan difikiran Vin semakin kamu fikirin maka kamu akan semakin bingung, biarkan mengalir seperti air dan yakin kalau kamu akan menemukan jawabannya di waktu yang tepat." Kata Devano
Devina hanya mengangguk singkat lalu mengeratkan pelukannya.
Sepertinya dia butuh cerita dengan Sahara, mungkin minggu ini dia akan pergi mengunjungi Kakak perempuannya.
"Vano"
"Hmm"
"Minggu ini kita ke rumah Kak Ara ya?" Kata Devina
"Iya"
Devina tersenyum senang lalu melepaskan pelukannya dan mencium pipi Devano sekilas membuat pria itu tersenyum tipis.
"Aku mau tidur"
Mengangguk singkat Devano menatap kembarannya yang sekarang sudah menghilang dari balik pintu.
Sepertinya ada banyak hal yang mengganggu fikiran Devina.
¤¤¤
Sebenernya part 19 udah aku publish dari jam setengah empat, tapi memang masih tahap review😉
Oh iya makasih 10k nyaa😚
Masih Tim Vina-Ziko???