NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Istri CEO

Bukan Lagi Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Janda / Kehidupan di Kantor / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Cerita yang memberikan inspirasi untuk wanita diluar sana, yang merasa dunia sedang sangat mengecewakannya.
Dia kehilangan support system,nama baik dan harapan.

Beruntungnya gadis bernama Britania Jasmine ini menjadikan kekecewaan terbesar dalam hidupnya sebagai cambukan untuk meng-upgrade dirinya menjadi wanita yang jauh lebih baik.
Meski dalam prosesnya tidak lah mudah, label janda yang melekat dalam dirinya membuatnya kesulitan untuk mendapat tempat dihati masyarakat. Banyak yang memandangnya sebelah mata, padahal prestasi yang ia raih jauh lebih banyak dan bisa di katakan dia sudah bisa menjadi gadis yang sempurna.

Label buruk itu terus saja mengacaukan mental dan hidupnya,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajari aku ciuman

.

.

.

Selamat membaca

Selagi menunggu Rayyan sampai, Britania menyiapkan cokelat panas untuknya, berharap itu bisa melunakkan hati Rayyan agar bersedia melakukan yang ia minta. Karena permintaan itu, jujur saja, sedikit gila untuk didengarkan.

"Kak Briii ada apaa?" Rayyan sudah muncul dari balik pintu dengan panik, masih dengan pakaian khas bodyguard-nya yang serba hitam. Tidak biasanya Bri meminta datang, tidak sedang hujan, tidak pula menyebutkan alasannya. Biasanya dia akan langsung mengatakan, jika butuh sesuatu.

"Nih Aku bikinin cokelat panas, mandi dulu sana terus ganti baju baru kita ngomong."

"Ohh, okay. Kirain lo kenapa-kenapa."

"Nggak sii, aman kok. Ntar aja ngmonognya,"

"Iyaa, bentar Gue mandi terus ganti baju dulu yaa? T-shirt Gue masih ada kan di sini yaaa?"

"Adaa, baru di laundry malahan tuh di kamar."

Britania menunggunya dengan gelisah, segelas kopi di tangannya mengepulkan asap pelan yang membawa aroma harum menenangkan. Tatapan matanya fokus memandang gemerlap malam pemandangan kota yang dihiasi oleh lampu-lampu jalanan dan lalu lalang kendaraan. Ia duduk di tepian dinding kaca yang transparan, spot paling ia suka dari bangunan ini. Ia hanya perlu duduk manis dan sudah bisa langsung melihat pemandangan malam dari ketinggian.

Hunian yang menjadi impiannya saat kuliah dulu. Tiap kali pulang dari magang, ia selalu melewati gedung apartemen yang menjulang tinggi tidak jauh dari perusahaan. Dengan senyum optimis, ia selalu mengatakan,

'Suatu saat nanti aku akan punya salah satu unit di gedung itu. Unit dengan spot terbaik.' Dan kini sudah tercapai dengan usaha yang tidak mudah, seolah membenarkan setiap perjuangan dan segala usaha keras yang telah ia curahkan.

Rayyan keluar kamar mandi dengan tubuh yang sudah segar, ia menyusul duduk santai di samping Britania, setelah meraih hot chocolate yang di buatkan tadi.

"Kak Bri ada apa, minta gue ke sini? Kirain lagi sama Nathan," Rayyan memulai, menatapnya penuh tanya.

Briella memilih untuk mengalihkan pandangannya ke jendela. "Ck, aku mau minta tolong sama kamu, Ray, tapi jangan ketawain yaa..." Belum ia jelaskan maksudnya saja, Rayyan sudah tertawa geli lebih dulu.

"Ada apaan, nggak nyuruh aneh-aneh kan? Hmm...?"

"Maybe, sedikit aneh, Ray..."

Britania meringis, memamerkan deretan gigi putihnya sebelum mulai bercerita tentang kejadian tadi sore di kantor, di mana ia mendengar kejulidan dari beberapa karyawan tentang dirinya, dan segala ketidakmahirannya dalam "menggunakan" tubuhnya yang banyak orang bilang sempurna.

Cowok itu tertawa cukup keras. "Ternyata Lo ada minusnya juga, Kak Bri, Gue udah hampir anggap Lo cewek sempurna tanpa cela." Britania memejamkan matanya erat, benar berarti, pantas saja anak-anak kantor menjulid sekarang Rayyan juga ikut menertawakannya. Namun ia mencoba bodo amat, Rayyan bahkan sudah tau banyak aibnya.

Padahal Britania saat ini pun sudah cukup gugup mengutarakan niatnya pada Rayyan, tapi akan lebih gugup lagi kalau mengutarakan itu pada Nathan. "Udah dehhh ngeledekinnya, udah balik sana! Nggak jadi Aku minta tolongnya ahhh..." kesal Brii.

Ia berjalan cepat menuju balkon sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yaa, Sorry, bukan maksudnya ngeledekin. Sekarang mau minta tolong apa? Hmm...mau gue bungkam itu mulut mereka satu satu?" Rayyan bergegas menyusulnya berdiri di tepian balkon. Britania bukan tipe yang apa-apa langsung minta tolong selagi masih bisa ia kerjakan sendiri, kalau sekarang dia sampai minta tolong dengannya berarti memang otak cerdasnya sudah buntu.

Britania perlu menarik napas panjangnya lebih dulu sebelum mulai mengutarakan maksudnya pada Rayyan. "Gak lah! Gila apa? Mmm... Ajarin aku kissing. Stop! Jangan ketawa!" sergahnya sebelum Rayyan mulai tertawa meledeknya lagi. Kali ini ia tidak tertawa, tapi kedua alis tebalnya menukik tajam. Tidak habis pikir dengan permintaan Britania barusan.

"Lo minta Gue ajarin kissing?? It means Gue harus praktekin loh, Kak Brii."

"Yess... I know. Awalnya aku mau minta ajarin Dev, tapi dia pasti lebih parah ledekinnya jadi aku minta kamu deh. Mau yaa? Aku beneran nggak tahu mesti gimana, Ray, first kiss aku yaa sama Nathan, dari dulu nggak pernah sama sekali. Jangan bikin aku makin insecure... Hiks." Britania memelas, suaranya terdengar getir, dia sudah mengataakannya dengan jujur pada Rayyan. Dan menurutnya itu sudah keputusan terbaik, demi menyelamatkan rasa malunya. Siapa tahu Nathan juga merasa kalau dia tidak pandai ciuman tapi pria itu tidak memperotesnya karena tak ingin membuat Brii insecure.

Rayyan mengubah posisi berdirinya kini jadi menghadap Britania sepenuhnya, mengusap puncak kepala perempuan yang paling dia sayang, lalu menariknya dalam pelukan. "Bodoh banget emang laki-laki yang nikah sama Lo dulu. Ninggalin Lo gitu aja tanpa sebab, kalau Gue sampai ketemu bakal Gue habisin bajingan itu." Rayyan cukup paham, kenapa Brii sampai seperti ini. Karena dulu dia sendiri yang menjadi saksi, betapa masa lalu kelam membuat Bri sangat membenci laki-laki, menjaga sekali untuk tidak melibatkan perasaan dengan laki-laki.

Rayyan, Dev, dan Zetta memang tahu tentang cerita Britania dan segala trauma yang menimpanya, hanya saja Britania tidak terlalu detail menceritakannya.

Rayyan menarik napas panjang, "Okk, Gue bantuin tapi rahasiain ini dari anak-anak. Gue nggak mau dikira ambil kesempatan dari Lo." Britania mengangguk cepat. "Beneran yaa ajarin aku sampai mahir, kissing doang mahh pasti cepat bisaa aku... Hihii... Mulai sekarang yaa?" sepertinya Britania menganggap hal ini bukan sesuatu yang serius, sementara Rayyan menjerit dalam hatinya. Mati-matian ia coba mengendalikan dirinya agar tidak terlalu sering berinteraksi intens dengan Brii, malah kali ini wanita iblis jelita itu meminta bantuan yang hampir tidak masuk diakalnya.

"Pertama. Gue kasih tahu yaa, ciuman itu bukan sekadar bibir ketemu bibir terus saling membelit dan menyesap doang. Ciuman itu juga mengungkapkan perasaan yang ada di pikiran dan hati, entah itu marah, senang, sayang, atau bahkan nafsu sekalipun." Rayyan menjelaskan, suaranya terdengar serius.

Britaniaa jadi merasa sedang mendapat materi kuliah bab per-ciuman dari seorang dosen. Sepertinya Rayyan memang berpengalaman dalam hal ini. Tidak salah ia meminta tolong padanya.

"Awalnya aku mau belajar dari YouTube aja, Ray, kan banyak tuh adegan kissing tapi yaa kamu tahu lah adegan di sana kadang berbelit-belit dan pastinya kurang detail gitu."

Rayyan mendekatkan wajahnya, matanya menatap lekat wajah perempuan yang sangat ia jaga itu. "Do you really want me to teach you how to kiss?"

"Teach me without kiss me, bisa, Rayy?" Cowok itu tergelak.

"Katanya tadi nggak masalah gue praktekin, Kak?"

Oke, daripada semakin insecure lebih baik nurut saja sama Rayyan. Toh ini juga hanya sekali pasti ia sudah bisa menguasainya. "Oke, deal!"

"Oke, you'll be a good kisser. Nurut sama Gue yaaa, jangan baper, wkwk." Rayyan memulai dengan menangkup sebelah pipi Brii dengan telapak tangannya yang lebar. "Pertama, attention... Lo tatap mata Gue," perlahan ibu jarinya bergerak mengusap-usap rahang Britania. Jangan ditanya, rasanya cukup mendebarkan meski itu hanya dengan Rayyan. Bagaimana kalau yang berlatih dengan Nathan, mungkin ia akan membeku di tempat.

Memang Nathan yang pertama menciumnya, namun dia tidak seperti yang Rayyan lakukan. Rayyan lebih lembut dan pelan. Seolah benar-benar ingin menunjukan versi terbaik dari berciuman.

Napas mereka beradu. Jujur, Briella merasa kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri. "Apa yang Lo rasain?" tanya Rayyan setengah berbisik, karena wajah mereka hanya berjarak kira-kira satu inchi saja.

"Hah... emm... Nggak tahu," balas Britania, bingung dengan sensasi baru ini.

"Just tell me what do you feel kak Bri?" Rayyan mendesak, suaranya pelan.

"Mm, I can't breath, Ray, aku kesusahan menelan ludah daann aku seperti merasa sedang menantikan sesuatu yang lebih, tangan kamu hangat. Aku baru sadar itu." Britania menjawab jujur. Sudah ia bilang selama ini Brii yaa menganggap dia sebatas adik saja. Sekalipun sering berinteraksi tidak pernah memunculkan perasaan aneh seperti sekrang. Rayyan tersenyum, senyum yang terlihat beda dari biasanya, lebih dalam dan penuh arti.

Gue akan ajarin Lo ciuman yang lebih hebat dari yang Nathan lakuin ke Lo, Kak, Biar yang lo inget itu bibir gue bukan Nathan, gumam Rayyan dalam hati.

Rayyan mulai mendekatkan wajahnya dengan sedikit miring, pelan-pelan seolah tak ingin membuat Britania kaget. Detik berikutnya Brii mengerjap merasakan sebuah kecupan yang cukup lama dari bibir milik Ray yang masih terhalang oleh ibu jarinya. Rayyan menyelipkan ibu jarinya di antara bibir mereka. Meski begitu tetap saja bibir mereka bersentuhan.

Kali ini bukan lagi kesusahan untuk bernapas, tapi Britania benar-benar tidak bernapas saat Rayyan melepas ibu jarinya. Tangannya Britania ia tuntun untuk naik melingkari lehernya. Bibirnya mulai memberikan pelajaran berikutnya, bergerak menyesap pelan bibir atas Britania.

Shittt!

"Bibirnya manis bangettt!" umpat Rayyan. Masih dalam hati tentu saja. Britania mungkin sudah kelewatan meminta tolong hal ini padanya, namun ejekan dari para staf terus memacu otaknya, untuk bisa segera membuktikan bagaimana ia pun bisa menjadi kisser yang handal.

"Ambil napass... selanjutnya Lo hanya tinggal ikuti naluri Lo aja, Kak." ucap Rayyan sambil terkekeh, setelah menarik wajahnya. Membuat Britania berdesis pelan, karena jujur, bibirnya dan Nathan sama persis rasanya.

Dengan lembut Rayyan mengusap pipi Briella. Wanita itu masih terdiam,  "Naluri apaan? Aku nggak punya naluri apa-apa sejak tadi, yuk lanjutin..." pinta Britania, tak sabar. Rayyan sampai menaikkan kedua alisnya dengan heran.

"Hehh! Lo semangat banget belajar kissing apa ketagihan bibir Gue, hmm?" tawa kecil Rayyan berderai melihat Brietania merajuk. Sebenarnya ia tidak ingin segila ini juga meminta Rayyan untuk lanjut mengajarinya kissing, tapi jujur Brii sangat terganggu dengan bayangan ketika ia digunjingkan lagi sebagai cewek cantik yang tidak bisa memanfaatkan tubuhnya dengan baik, lebih baik ia malu di depan Rayyan saja sekarang.

"Jadi gitu doang? Aku sih bisa Rayy."

"Yukk..." Tanpa aba-aba, Rayyan menarik pinggang Briella untuk lebih rapat dengannya. Dengan cepat bibirnya sudah mendarat lembut di bibir tipis Britania. Wajar kalau sekarang Rayyan terbawa suasana, dari sekian banyak ia mencium cewek, rasanya hanya dengan Britania saat ini yang mampu membuat darahnya berdesir hebat dan tak ingin menyudahinya. Dengan gerakan pelan dan lembut Rayyan terus melumat bibir atas dan bawah Britania berkali-kali. Kini tangan Britania tanpa perlu dia bimbing sudah melingkar manis di belakang lehernya.

"Good job! Balas Gue, Kak," perintahnya, suaranya sedikit memberat di sela-sela ciuman mereka.

"Hah? Gimana?"

"Open your mouth,"

Haloo... Terima kasih udah baca😊

Apa Brii selanjutnya akan ketagihan dengan ciuman Rayyan?

Jangan lupa like dan komennya yaa,

1
Roxanne MA
ceritanya bagus
Yazh: Terima kasih kak, nanti aku mampir ceritamu juga/Smile/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat ka
Yazh: Iyaa, semangat buat kamu jugaa😊
total 1 replies
Roxanne MA
haii kak aku mampir nih, janluo mampir juga di karya ku yg "THE ROCK GHOST"
Yazh: siap kak, terima kasihh💙
total 1 replies
Eliana_story sad
bagus tapi gue kurang ngerti ingres
Yazh: hehehe,, cuma sedikit kak kasih bahasa inggrisnya buat selingan.
total 1 replies
Eliana_story sad
hay mampir ya
Yazh: hai juga kak,, siap mampir,,
total 1 replies
KnuckleDuster
Menarik dari setiap sudut
Yazh: terimakasih kakk
total 1 replies
Yazh
ok kak,, terima kasih.. gass mampir 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!