NovelToon NovelToon
Aku Yang Tersisih

Aku Yang Tersisih

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cerai / Cinta Paksa / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Moena Elsa

Rania Putri Handono kaget saat matanya terbuka dan berada di ruangan asing dan mewah. Lebih kaget lagi, di sampingnya terbaring dengan laki-laki asing dalam kondisi masing-masing polos tak berbusana.
Tak lama, pintu kamar dibuka paksa dari luar. Mahendra, suami Rania mendekat dan menampar pipi putih hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Kejadian yang begitu cepat membuat Rania bingung.
Apakah rumah tanggganya selamat atau hancur?
Simak aja kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kondisi Chiko

Tanpa memperdulikan Beno dan bu Marmi yang berada di luar ruangan, Raditya masih asyik dengan kedua bayi kembarnya.

Raditya terus saja mengajak ngobrol bayi-bayi mungil dalam dekapan.

"Daddy sayang kalian" ucapnya.

"Akan kuberi kebahagiaan buat kalian. I'm promise" ungkap Raditya.

Seakan mendengar apa yang diucapkan daddynya, kedua bayi itu pun menggeliat.

"Imut sekali" sesungging senyum di bibir laki-laki tampan itu.

Di luar, bu Marmi dan Beno yang melihat polah Raditya, saling pandang.

"Bosku sudah gila sepertinya?" gumam Beno.

"Husssstttt...nggak boleh bilang begitu. Tuan Raditya orang yang sangat baik" puji Bu Marmi.

"Apa buktinya?" pancing Beno.

"Nyatanya tuan Raditya dengan ikhlas membantu Rania dan putra kembarnya" celetuk bu Marmi.

"Itu kalau nggak ada maunya dan ikhlas membantu. Kalau ada tendensinya?" sanggah Beno.

"Apa maksud kamu tuan Beno?" bu Marmi mengejar Beno dengan tanyanya.

Beno yang merasa bu Marmi mulai curiga, akhirnya membelokkan arah pembicaraan.

"Bu, apa bisa sih laki-laki ngidam?" tanya Beno yang teringat bagaimana permintaan aneh-aneh sang bos selama tujuh bulan terakhir ini.

"Bisa, apalagi kalau suaminya sangat sayang istrinya...he...he..." jawab Bu Marmi.

"Kok nanyain itu, emang istri tuan Beno sedang hamil?" tanya bu Marmi.

"Boro-boro hamil bu, kawin aja belum" tukas Beno.

"Isssshhhh...ganteng-ganteng jomblo?" cela bu Marmi.

"Biarin, kan belum ada yang cocok" ujar Beno ngeles.

"Bilang aja situ pilih-pilih tuan, terlalu banyak yang dipilih entar dapetnya kedaluarsa...ha...ha..." ledek bu Marmi.

Beno hanya bisa sewot mendengarkan bu Marmi.

Raditya yang barusan keluar dari ruang bayi, kaget juga ada dua manusia yang sedang bersenda gurau itu.

"Ngapain kalian di sini?" celetuk Raditya.

"Harusnya aku yang nanya tuan, ngapain tuan gendongin bayi-bayi Rania?" ujar bu Marmi menghampiri Raditya.

"Iya tuh bos, ngapain ke sini. Hayo!!!" tandas Beno ikut-ikutan.

Raditya hanya menggaruk kepala yang tak gatal, karena ketahuan oleh bu Marmi.

"Jangan bilang Rania bu. Nanti aku sendiri yang akan menyampaikan kepadanya" kata Raditya.

"Tentang?" telisik bu Marmi.

"Heemmmmm...nanti ibu juga akan tahu. Tolong jaga Rania dengan baik" pinta Raditya.

Bu Marmi mengangguk. Wanita yang sudah berumur itu tahu, ada yang disembunyikan oleh laki-laki tampan itu. Tapi bukan ranah dirinya untuk memaksa Raditya menceritakan.

"Baiklah, aku balik kamar dulu" pamit bu Marmi.

"Tolong ya bu, apa yang kuminta tadi" Raditya menegaskan.

"Baik tuan Raditya" bu Marmi berlalu menuju ruang vvip di mana Rania berada.

.

"Bos, aku sudah tahu jawaban atas permintaan aneh-aneh bos selama ini?" kata Beno dan terus mengiringi jalan Raditya.

"Apa?" tanya Raditya terus sambil jalan.

"Bos ngidam, karena Rania hamil" tutur Beno.

"Kok bisa?" sela Raditya.

"Bisa, nyatanya itu dialami oleh bos" tukas Beno.

"Maksudku dasar ilmunya apa, kok kamu bisa bilang begitu Beno?" ujar Raditya.

Beno meengedikkan bahu, "Mana aku tahu. Tanya aja dokter temenmu itu bos" suruh Beno.

"Beno, suruh beberapa anak buah kamu untuk menjaga kamar Rania dan juga ruang di mana anakku dirawat" perintah Raditya.

"Hah? Rania? Anak?" Beno menghentikan langkah.

Bagaimana bos dengan sangat yakinnya kalau si kembar adalah putranya? Bagaimana kalau itu anak dari mantan suaminya. Dasar bos sableng. Beno merutuki Raditya.

"Beno, lekas laksanakan. Apa lagi yang kamu pikir?" hardik Raditya.

"Jangan tanya alesannya apa" kata Raditya seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Beno.

"Sudah beneran yakin bos?" kata Beno.

"Beno!!!" panggil Raditya membuat Beno menghentikan langkah.

"Iya...iya bos" ujar Beno mengiyakan perintah sang bos walau dengan gerutuan dan umpatan yang hampir meluap keluar dari mulut. Tapi tertahan karena pelototan mata sang bos.

Beno hanya bisa meneguk ludahnya kasar.

.

Bu Marmi kembali masuk kamar di mana Rania dirawat di sana.

Alangkah kagetnya bu Marmi karena di dalam sudah ada Mahendra dan juga Riska.

"Ha...ha....ada apa kalian ke sini? Mau menertawakan diriku lagi? Yang melahirkan tanpa tahu siapa bapaknya? Begitukah?" ucap sinis Rania.

"Tidak Rania, aku ke sini karena aku ingin minta tolong kamu membantu biaya perawatan Chiko" kata Mahendra memelas.

"Kamu tahu sendiri, biaya kamar di ruang intensif. Belum lagi obat-obatan yang sangat mahal" harap Mahendra.

"Cih, setelah kamu mengusirku dari rumah yang aku cicil tiap bulan. Kamu masih bisa bilang begitu?" ejek Rania.

"Lagian Chiko itu putra kamu juga lho Rania. Mana hati nuranimu" sela Riska.

"Kamu masih bisa bicara hati nurani? Lantas ke mana hati nurani kamu saat menjebakku waktu itu" tandas Rania dengan tubuh yang masih terbaring.

"Yang lalu biarlah berlalu Rania" Mahendra menyela.

"Mudah sekali kamu bicara mas" wajah Rania mulai menampakkan mendung.

'Jangan sampai jatuh nih air mata, aku tak boleh rapuh di depan mereka' batin Rania.

"Setelah kamu tega memisahkan aku dengan Chiko, bahkan aku keluar dari rumah tanpa ada sepeserpun barang yang kubawa. Padahal aku juga ikut andil di sana. Sekarang mau bicara hati nurani. Munafik sekali!!! Sarkas Rania.

"Rania, jangan banyak kata. Bilang saja kalau kamu tak mau membantu. Tega kamu!!!! Bahkan pada anak kamu sendiri" tukas Mahendra mulai emosi.

"Kamu masih bisa bilang tega? Lantas tega mana antara aku dan kamu?" sindir Rania. Masih dia ingat jelas saat dia tahu pengkhianatan sang suami yang tega menduakan dirinya.

"Aku nggak mau tahu" tukas Mahendra.

Rania terdiam, kalau dia sanggupi saat ini dia sedang butuh biaya banyak.

"Laki macam apaan kamu? Katanya manager? Nggak punya harga diri kah?" lagi-lagi Rania menyindir.

Mahendra mengangkat tangan.

"Apa? Mau menamparku? Silahkan saja" tantang Rania. Jengah juga dia menghadapi sikap emosian Mahendra selama ini. Bahkan selama mereka menikah pun sebenarnya sudah seperti itu.

Rania tidak mau lagi ditindas. Lagian Rania sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Mahendra.

"Apa kamu benar-benar tak mau membantuku?" kata Mahendra dengan nada mulai turun.

Rania tak mau menjawab, karena memang tak bisa menjanjikan pasti.

"Mas, tapi aku juga waktunya melahirkan. Kalau dipakai untuk membiayai Chiko semua, lantas bayi ini bagaimana?" ujar Riska sewot sambil mengelus perutnya.

"Kan bisa pake asuransi dari kantormu" jawab Mahendra.

"Tapi kan asuransi nggak bisa dipake untuk ruangan vvip. Aku mau lahiran di kamar vvip" kata Riska.

"Serah kamu aja, tapi biayai sendiri persalinan kamu di ruang vvip" ujar Mahendra.

Ponsel Mahendra bunyi, "Dari ruangan Chiko" gumamnya.

"Apa suster? Kondisi nya memburuk?" tanya Mahendra dengan ekspresi kosong.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

To be continued, happy reading

1
meris dawati Sihombing
kebiasaan penulis, selalu ganti2 manggil ibu nya, di bab 1 bunda di bab yg lain mama../Smug/
echa purin
👍🏻
Helen Nirawan
kan bener kerjaan kucing garong piaraan laki ny yg gratisan gk tau diri , najis lu , makan tuh laki biar kenyang ,
Helen Nirawan
plg jg kerjaan laki ny kan krn laki ny py pacar gelap , trus cari alasan d spy bs cerai in bini , preeettt
Winny Anpooh
Luar biasa
Mamah
Riska bukan nya tobat
Mamah
si Riska udah penyakitan Lom sadar juga
Mamah
Raditya tertembak ko bisa?
Mamah
rusak udah kamu Riska
Mamah
hebat Rania kembar lagi
Mamah
berbuat maksiat yg tak berkesudahan
Mamah
gregetan sama ngidam nya Rania
Mamah
nyusahin amat Rania..
aku dulu ngidam gak gitu amat
Mamah
semoga Andah dan Mahendra ketangkep
Mamah
tambah seru aja
Mamah
semangat othor
Mamah
author bikin cerita nya keren
Mamah
dasar keluarga edan
Mamah
Raditya punya kartu AS buat jatuhin Rahardian
Mamah: suka aku di like balik sama othor
total 1 replies
Mamah
dokter kok attitude nya kurang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!