Enemy, I Love You

#Author

Malam itu Alvin pulang kerumahnya dengan wajah kusut dan penuh luka , sementara Yaya langsung berbaring ditempat tidurnya,sambil terus berfikir cara untuk menghindari Alvin. Namun semakin difikirkan caranya membuatnya semakin pusing saja, dan tidak pernah ada jawaban untuk pertanyaanya, akhirnya dia tertidur.

Dipagi hari Yaya terbangun karena dering ponselnya,ada yang menelphonenya sepagi ini.

#Yaya

(suara ponsel berbunyi)

"Aduh siapa pagi-pagi begini sudah menggangguku " gerutuku

tapi tetap sambil mencari dimana ponselku dengan mata setengah terbuka, aku menjawab telphone itu, tanpa kulihat terlebih dahulu siapa yang menghubungiku.

Yaya : Hallo (sapa ku dengan mata yang masih terpejam.)

Felix : Hai gadis kecil masih tidur jam segini ?

Yaya : Fellix ? hmm nggak kok sudah bangun hehe (seketika mataku langsung meleba.)

Felix : Oh ia , tapi suaranya seperti masih berbaring dengan cantik ditempat tidur.

Yaya : Apaan si fell nggak kok, berhenti menggodaku, aku jadi malu haha

Felix : Haha ok baiklah,serius ini serius , hari ini kamu ada kelas gak atau ada acara apa gitu ?

Yaya : Hari ini nggak ada si fell , cuma jam 2 aku harus ngajar , hm kenapa memangnya fell ?

Felix : Aku mau ajak kamu makan sama nonton , mau ya , tenang saja jam 2 aku antar kamu ketempat kamu ngajar , gimana ?

Yaya : Sekarang ?

Fellix : iaa sekarang , kamu fikir ini jam berapa gadis kecilku ?

Yaya : Haha, ia aku siap-siap dulu ya.

Felix : Ok setengah jam lagi aku sampai asrama kamu, dan kamu harus udah siap .

Yaya : Siap bawel , (sambil menutup telphone.)

"Mungkin aku memang harus mencoba membuka hati buat Felix, dia baik , selalu menjagaku dan melindungiku dari Alvin, sepertinya aku juga harus mempertimbangkan dia,"gumamku tanpa sadar aku merasa malu dan tersenyum sendiri. "Sudahlah lebih baik siap-siap takut Felix datang dan menungguku terlalu lama" gumamku menyadarkan diriku.

#Author

Setengah jam kemudian Felix dudah tiba didepan asrama Yaya, ia membunyikan klakson motornya untuk memberitahu yaya kalau dia sudah datang.

Yaya bergegas memakai jaket dan tasnya lalu lalu keluar menemui Felix.

"Lama amat gadis kecil keluarnya.

Pasti dandannya maksimal banget ya tadi demi aku ?" goda Felix.

Yaya yang merasa malu tanpa sadar menepuk pundak Felix sambil tersenyum dan berkata.

"Apaan si Fel, memangnya aku pernah dandan heboh gitu ?" tanya Yaya dengan wajah tersipu malu.

Mereka tertawa bersama, sebelum akhirnya Felix kembali memakaikan helm untuk Yaya, dan mereka berangkat kesalah satu mall dikota itu.

Setelah sampai dan parkir, seperti biasa mereka berjalan sambil bercanda sampai Yaya tanpa sengaja menabrak seseorang disana dan membuat barang belanjaan orang itu berceceran kemana-mana.

"Aduh maaf-maaf aku gak sengaja mbak , aku bantuin ya " ucap Yaya dengan nada menyesal seraya memunguti barang-barang wanita yang ia tabrak itu.

Wanita itu melihat kearah Yaya , dan mengerutkan dahinya. Wanita itu menyadari kalau dia mengenal Yaya. secara langsung ia berdiri dan mulai menunjukan-nunjukan telunjuknya kearah Yaya.

Ternyata wanita itu adalah Ajeng.

"Lo pakai buat apa mata lo itu ?

kalau emang mata lo itu gak berguna dan gak bisa lihat, sini gua colok aja biar sekalian lo buta !" bentaknya, mulutnya hampir sama jahatnya dengan Alvin, mungkin karena mereka bersahabat.

Yaya hanya diam melihat Ajeng bicara dan membiarkan pandangannya kearah lain , sampai Felix tidak tahan melihat Yaya di hina tapi Yaya hanya bisa diam tidak mencoba untuk melawannya.

"Hei , bukannya tadi Yaya sudah minta maaf ya sama lo ?

kenapa harus dibuat panjang, masalah kecil seperti ini saja " ucap Felix mencoba membela Yaya.

"Lo gak usah ikut campur ya, ini urusan gua sama cewe miskin ini,

memangnya lo siapa, pacar nya ?

atau cowo yang lagi dimanfaatin untuk diambil uangnya saja ?" tanya Ajeng dengan senyum sinisnya.

"Gua--" kata-kata Felix ditahan oleh yaya yang langsung angkat bicara.

"Mau dia pacar aku atau bukan, itu sama sekali bukan urusan kamu.

Intinya sekali lagi aku minta maaf karena aku gak sengaja menabrak kamu, permisi !

ayo Fel pergi," ajak Yaya seraya menggandeng tangan Felix.

Ajeng mengeluarkan ponselnya dan memotret kemesraan Felix dan Yaya dari arah belakang mereka , lalu Ajeng mengirimkan hasil fotonya tersebut ke Alvin,

entah apa tujuan Ajeng dengan itu, mungkin karena waktu dipesta kampus itu Alvin pernah bilang kalau Felix dan Yaya sangat cocok bersama, jadi dia mencoba membuktikan kalau ternyata apa yang Alvin katakan waktu itu benar adanya.