NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

“Vivian?” suara Cherry bergetar, hampir tidak percaya pada sosok yang kini berdiri di hadapannya.

Mata Vivian berbinar. Ia melangkah cepat, langsung menggenggam tangan Cherry erat. “Cherry! Kenapa kau bisa ada di sini? Dan… ke mana saja selama delapan tahun ini? Aku mencarimu, mencoba menghubungimu, tapi tetap gagal. Apakah kau keluar negeri?” Nada suaranya campuran antara lega, marah, dan sedih.

Cherry tertegun. Bibirnya bergerak, namun suaranya tercekat. “Aku… hanya…” Ia tidak mampu melanjutkan kalimatnya.

Dari meja makan, terdengar suara Wilber yang datar namun tegas, memotong ketegangan. “Sarapan sudah siap, mari ke sini.”

Vivian menoleh cepat ke arah kakaknya, wajahnya tampak kesal. “Kakak, aku butuh penjelasan!” katanya sebelum menarik Cherry mendekat.

Wilber hanya menatap sebentar, lalu berkata dingin pada Cherry, “Duduk!”

Cherry menurut. Ia mengambil tempat di kursi, lalu menunduk sambil perlahan menyentuh sendok. Vivian duduk di sebelahnya, pandangan matanya tajam menatap Wilber.

“Kakak, apa yang kamu lakukan terhadap sahabatku ini?” tanya Vivian dengan nada protes. “Kenapa Cherry kelihatan tidak sehat? Wajahnya pucat, tubuhnya kurus.”

Cherry yang mendengar itu langsung menjawab, "Bukan salah Tuan Huo, aku sendiri yang tidak sehat."

Wilber mengangkat alisnya, tatapannya dingin, lalu berbalik menyerang. “Kenapa kau tiba-tiba pulang? Apa sudah puas bersenang-senang di luar, atau kau menimbulkan masalah di sana?”

Vivian mendengus kesal. “Kakak, urusan kerjaku sudah selesai. Jadi aku pulang. Tapi aku sudah menemukan tempat tinggal baru, aku akan tinggal bersama rekan kerjaku di apartemen.”

Cherry menoleh pada Vivian, suaranya pelan, penuh rindu. “Vivian, selama ini kamu di luar negeri?”

Vivian menoleh dengan senyum samar. “Sudah tiga tahun, dan aku tidak akan pergi lagi. Cherry, setelah makan… banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Iya,” jawab Cherry singkat.

Vivian kemudian tersenyum lebih lebar, mencoba mencairkan suasana. “Cherry, sudah lama kita tidak jalan-jalan. Hari ini, kau harus temani aku pergi shopping.”

Cherry menatap Vivian sebentar, lalu tersenyum samar. “Baiklah, sudah lama kita tidak berkumpul seperti dulu.”

Beberapa saat kemudian.

Di kamar, Cherry dan Vivian tengah berbincang, sementara di ruang tamu Wilber duduk dengan ekspresi tenang tapi pikirannya penuh waspada.

Roby mendekat dengan suara pelan. “Tuan, Nona ingin mengajak Nona Cherry keluar. Apakah dia akan aman saja?”

Wilber meletakkan filenya, tatapannya tajam. Ia terdiam sesaat, lalu berkata mantap, “Kirim orang melindungi mereka. Keluarga Chen tidak akan begitu mudah melepaskan dia.”

Roby menunduk. “Baik, Tuan.”

"Apa?" teriakan Vivian menggema di kamar Cherry. Suaranya bergetar, matanya melebar penuh amarah bercampur rasa sakit, seolah ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Selama ini kau dikurung oleh mereka dan bahkan ginjalmu juga diambil. Cherry, kenapa sebelumnya kau tidak pernah beritahu aku tentang keluargamu?" Vivian meraih kedua tangan Cherry dengan erat, seakan ingin memastikan gadis itu benar-benar ada di hadapannya, masih hidup. "Kalau aku tahu, aku akan meminta bantuan kakakku untuk mengeluarkanmu. Tapi, sekarang kau tinggal di sini saja. Ada kakakku, maka tidak ada yang berani mengganggumu lagi," ujarnya dengan nada penuh keyakinan.

Cherry menunduk, jemarinya meremas ujung selimut, wajahnya tampak canggung. "Tapi, Vivian, tidak baik aku tinggal di sini terlalu lama. Aku sudah merepotkan kakakmu," ucapnya lirih.

"Cherry, tenang saja. Kakakku walau dingin seperti es kutub utara, sebenarnya hatinya baik. Kalau dia telah menyelamatkanmu, maka dia akan melindungimu. Anggap saja kakakku adalah kakakmu," kata Vivian dengan penuh keyakinan.

"Sebagai kakakku?" tanya Cherry.

"Iya, kita adalah satu keluarga. Tinggal di sini dan sangat aman bagimu. Lupakan tunanganmu dan keluargamu," ujar Vivian.

***

Cherry dan Vivian tiba di sebuah toko pakaian kelas atas yang megah. Lampu kristal berkilauan di langit-langit, rak-rak penuh gaun indah dan tas mewah berjajar rapi. Suasana mewah itu membuat Cherry sedikit canggung, sementara Vivian tampak bersemangat.

"Cherry, mari kita beli pakaian. Aku ingin memberimu hadiah," kata Vivian sambil menggenggam tangan sahabatnya dengan hangat.

"Vivian, tidak perlu… harga di sini semuanya sangat mahal," jawab Cherry

"Jangan menolakku," Vivian tersenyum manis, suaranya lembut namun penuh keyakinan. "Ini adalah keinginanku. Setelah ini kita pergi makan di restoran mewah. Aku akan pesan makanan lezat untukmu."

Cherry menoleh, hatinya hangat. "Vivian, terima kasih, karena begitu baik padaku. Tanpamu, aku pasti sangat kesepian."

Vivian menepuk bahunya dengan lembut. "Kamu sudah banyak menderita. Sudah saatnya mulai hidup baru. Aku akan menemanimu setiap saat."

Sementara itu, di sisi lain butik, Rosa sedang menemani Celia memilih pakaian baru. Celia tampak angkuh, matanya berbinar melihat deretan gaun mahal.

"Ma, aku ingin semua pakaian keluaran baru dan tas mewah itu juga," pinta Celia manja.

"Tenang saja, sayang. Kau bisa minta apa saja. Semua ini milikmu," ujar Rosa dengan senyum puas.

Namun langkah Rosa terhenti saat suara Vivian terdengar jelas. "Cherry, bagaimana dengan gaun ini?"

Rosa dan Celia menoleh bersamaan. Mata mereka langsung membelalak ketika melihat Cherry berdiri di dekat rak gaun bersama Vivian.

"Ma, dia di sana!" desis Celia dengan nada sinis. "Dia sudah tahu kondisiku, tapi masih saja bisa bersenang-senang dengan temannya."

Rosa menyipitkan mata, wajahnya langsung mengeras. "Bagus juga kalau dia di sini. Wilber Huo tidak ada, kita bisa bawa dia pergi," bisiknya sebelum menarik Celia untuk menghampiri.

"Cherry!" seru Rosa dengan tatapan tajam yang menusuk.

Cherry membeku, wajahnya pucat. "Ma?" suaranya bergetar.

Vivian menoleh cepat, kaget. "Apa… dia adalah mamamu?" tanyanya tak percaya.

"Adikmu sedang jatuh sakit, kau malah belanja di sini! Kenapa kau begitu tidak tahu diri!" bentak Rosa lantang, membuat beberapa pengunjung butik ikut menoleh.

"Nyonya, apakah kau tidak berlebihan?" Vivian maju selangkah, berdiri di sisi Cherry dengan sikap melindungi. "Anakmu sakit, bawa dia ke rumah sakit. Jangan menyisakan Cherry hidup hanya sebagai tumbal. Dia masih punya masa depan. Kenapa harus berkorban demi anakmu?"

Celia melotot, wajahnya memerah karena emosi. "Kau siapa? Berani sekali melawan kami. Apakah kau tidak tahu siapa papaku?"

Vivian tersenyum miring penuh sindiran. "Aku tidak peduli siapa papamu. Aku yakin kalian pasti dari kalangan bawah… miskin pendidikan."

"Kau…!" Celia hampir meledak marah, wajahnya menegang.

Cherry yang sejak tadi menahan amarah akhirnya angkat bicara, "Aku tidak akan pulang. Sudah cukup aku berkorban selama ini. Aku hampir mati demi anakmu. Kalian cari cara sendiri untuk menyelamatkan dia!"

Rosa mendengus sinis. "Apakah kau sudah sombong hanya karena mengenal orang kaya? Jangan lupa kau masih punya tunangan!"

"Aku dan dia sudah putus!" Cherry menatap lurus, matanya penuh luka bercampur keberanian.

Tatapan Rosa berubah lebih dingin, penuh ancaman. "Cherry, apakah kau lupa sesuatu? Atau kau ingin lepas tangan?"

Cherry menahan napas dalam, mencoba menenangkan dirinya meski emosinya bergolak. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya. "Di mana hatimu selama ini, Ma? Setelah menikah dengan Roman Chen, kau berubah menjadi manusia yang tidak punya hati. Kau rela mengorbankan nyawaku hanya demi dia!" ujarnya sambil menunjuk ke arah Celia.

Rosa mendekat, suaranya dingin seperti es. "Cherry, kalau kau patuh… aku masih bisa menganggapmu sebagai anakku."

Di sisi lain butik, Wilber baru tiba bersama anggotanya. Ia berdiri di sudut ruangan, matanya tajam memperhatikan pertengkaran itu tanpa beranjak.

"Tuan, bagaimana kalau kita beri pelajaran pada mereka?" bisik Roby penuh geram.

Wilber mengangkat tangannya memberi isyarat untuk menahan. "Tunggu! Aku ingin lihat apa reaksi Cherry. Setelah sekian lama disiksa… apakah dia masih bersikap lembut pada mereka."

Tiba-tiba tangan Cherry melayang menampar wajah Rosa dengan keras.

Plak!"

Aksi Cherry yang menampar ibu sendiri, sungguh mengejutkan Wilber dan Roby.

"Nona menampar ibunya sendiri?" ucap Roby hampir tidak percaya.

"Wanita itu tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang baik, dia pasti sudah membangkitkan kemarahan Cherry. Tamparan yang bagus," ujar Wilber.

Apa sebabnya Cherry yang dikenal patuh dengan Rosa, Kini tanpa ragu menampar ibunya sendiri?

1
merry
gimjl cery gk bs di ambil bkin mrk sengsara ajj hdp yaa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
merry
pura pura si rosa menyesal gk mngkn dlm 10 thn nekat saktinn mntn suami dan ank kandung y demi ank dr suami br y gk mngkin dlm sekejap nyesel
partini
nyesel ahh masa
Isnanun
jangan percaya sama mamamu Cherry
merry
buat mm mu malu cer ddpn umunn katakan kau bukn sorang ibu tp iblis yg hisap darah mu selm 10 thn hnya demi ank lain mu
Reni Anjarwani
harusnya menjauh ibu yg sangat kejam sekalii
partini
dihhh gampang banget minta maaf,, jangan percaya lagi itu tipu muslihat
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
merry
jgn serahin ke polisi buat mrk menderita dulu ginjal celia ambil ajjj itu kan ginjal cery,, klo serahin ke polisi terlalu gampang,, lgian apa y kesalahan ya ppy cery sm mamay smpai mmy sm suami baru bkin ppy cery koma dan ambil darah cery buat celia,,
merry
buat ank ibu y yg lain mersa kn apa yg kmu rasa kn
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,
Isnanun
lanjut
Bu Kus
harus berani Chery jangan takut jadilah kuat
Bu Kus
siapa suruh cari masalah
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Bu Kus
bagus cher
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
apa mungkin hilang ingatan sampe lupa masa lalu kali ya
Bu Kus
seru teryata
Bu Kus
semoga wilber datang tepat waktu dan rencana gagal
Bu Kus
sebenarnya anak bukan sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!