Enough berkisah tentang kisah asmara seorang wanita bernama Dia Tarisma Jingga dengan seorang lelaki yang belum lama dikenalnya, Btara Langit Xabiru
Keduanya saling mencintai dan kemudian memutuskan membangun kehidupan keluarga kecil yang harmonis dan bahagia.
Namun sayangnya semua itu hanya menjadi angan saja, hal ini terjadi lantaran trauma masa lalu dan sikap Tara yang abusive, yang pada akhirnya menjadi prahara dalam rumah tangga mereka.
Akankah Tari dan Tara mampu mempertahankan rumah tangga mereka? Kisah selengkapanya hanya ada di novel Enough.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Tari menaruh buku harian itu di dadanya, ia merasakan air matanya mentes di wajahnya. Setiap kali Tari mengambil buku hariannya, ia fikir dirinya akan baik-baik saja, karena semua kejadian itu sudah sangat lama berlalu.
''Aku memang cengeng'' ucapnya. Mendadak ia teramat merindukan bundanya, ia pun menyambar handphone untuk menghubungi bundanya, ia menatap layar. Ada empat pesan dari Tara yang belum ia baca. Jantung Tari kembali berdegup dengan kencang. "Bisa-bisanya aku mematikan nada dering handphoneku!"
Tara:
Tari, kau sudah tidur?
Tara:
Sepertinya kau sudah tidur.
Tara:
Tari....
Tara:
😔😔😔😔
Emoticon wajah sedih itu di kirim lima menit yang lalu, tanpa berfikir panjang Tari pun langsung membalasnya.
Tari:
Aku belum tidur.
Sekitar dua puluh detik kemudian Tari kembali menerima pesan dari Tara.
Tara:
Bagus. Aku sedang ada di lift apartementmu, tiga puluh detik lagi aku sampai.
Tari tersenyum dan melompat turun dari sofa, ia pergi ke kamar mandi dan memeriksa wajahnya.
Lumayan.
Tari berlari ke pintu depan dan membukanya tepat saat Tara keluar dari lift, dan berjalan menuju unit apartementnya. Tara terlihat sangat lelah, matanya merah dan ada lingkaran hitam, di bawahnya.
Tara meraih pinggang Tari dan menariknya merapat ke tubuhnya, ia menjatuhkan wajahnya di leher Tari.
"Aroma tubuhmu enak sekali," ucapnya.
Tari menariknya masuk ke apartementnya. "Apa kau lapar? Aku akan membuatkanmu sesuatu."
Tara menggeleng sambil melepas jasnya, lalu berjalan menuju kamar tidur Tari. Ia menyampirkan jasnya di sandaran kursi dan kemudian mencopot sepatunya.
"Kamu kelihatan lelah sekali," ucap Tari.
Tara tersenyum dan meletakan kedua tangannya di pinggul Tari. "Memang. Seharian aku membereskan masalah di lapangan, kemudian mengevaluasinya di kantor selama berjam-jam." Ia merunduk dan mencium tato hati di leher Tari.
Pantas saja Tara tampak letih. "Ternyata seberat itu tanggung jawabmu," ucap Tari.
Tara mengangguk, ia mengajak Tari ke tempat tidur dan menariknya agar berbaring di sebelahnya. Mereka berdua menyamankan posisi berbaring sambil berhadapan, berbagi dalam satu bantal. "Jika dalam cerita novel fiksi, seorang pimpinan hanya datang ke kantor untuk tanda tangan berkas, lalu kemudian bersenang-senang. Pada realitanya sama sekali tak seperti itu, aku bertanggung jawab atas semua area."
Tari mengangguk setuju, meski pun ia hanya memiliki sebuah cafe pinggir pantai, namun ia pun kerap di pusingkan oleh manajement pengembangan bisnisnya .
Tara membelai wajah Tari dengan lembut. "Aku merindukanmu Tari, entah mengapa tidurku jauh lebih nyeyak jika berbaring di sampingmu. Jadi apa boleh aku menginap di sini?"
Tari tersenyum. "Tentu saja boleh."
Tara mendekat dan mencium kening Tari, diraihnya tangan Tari dan kemudian menggengamnya di celah bantal di antara mereka. Tara memejamkan matanya, namun Tari masih terjaga, ia memandangi wajah tampan Tara yang membuat siapa pun bisa terhanyut di dalamya, namun kini Tari bisa memandanginya sepanjang waktu karena Tara telah menjadi milikinya.
Mungkin.
Karena mereka masih dalam tahap percobaan!
Setelah satu menit Tara melepas tangan Tari, ia mulai menekuk jari jemarinya yang terasa sangat pegal. Tari menyelinap turun dari tempat tidur dan mengambil minyak zaitun dari meja riasnya, ia kembali ke tempat tidur dan duduk bersila di samping Tara. Ia mengeluarkan sedikit minyak itu di telapak tangannya, kemudian menarik lengannya ke pangkuannya.
Tara membuka matanya dan memandang Tari. "Kamu sedang apa?" tanyanya.
"Ssst.. Kamu tidur saja," ucap Tari. Ia menekan dua ibu jari ke telapak tangan Tara dan memijit dengan gerakan memutar ke atas.
Mata Tara terpejam dan ia mengerang dan membenamkan wajahnya ke dalam bantal. Tari terus memijit tangan Tara selama sekitar sepuluh menit sebelum ia pindah ke tangan satunya.
Tara terus memejamkan matanya, ia sangat menikmati pijatan lembut yang di berikan oleh Tari. Setelah kedua tangan selesai, Tari melepas satu persatu kancing kemeja Tara, Tara sedikit mengangkat tubuhnya untuk membantu Tari melepaskan pakaian yang di kenakannya.
Tari menggulingkan tubuh Tara hingga telungkup, lalu ia duduk di punggung Tara. Tari memijat bahu dan lehernya, kemudian pungunggung dan lengannya. Begitu selesai, Tari turun dari punggung Tara dan menggulingkan tubuh Tara kembali, hingga posisi berbaring.
Tari berada di atas tubuh Tara, menyusupkan jemari ke rambutnya, dan memijat kulit kepalanya. menyadari Tari berada di atas tubuhnya Tara membuka mata . "Tari," bisiknya dengan suara yang sangat lembut. "Kau adalah hal terbaik yang ada dalam hidupku." ucap Tara.
Kata-kata itu menyelubungi bagai selimut hangat, Tari tidak tahu harus berkata apa. Tara mengangkat tangannya dan menagkup pipi Tari, dan mendekatkan wajahnya ke wajah Tari.
Tari fikir Tara hanya inggin memberikannya kecupan singkat, namun Tara tak kunjung melepaskannya. Ujung lidahnya menyapu bibir Tari membukanya dengan lembut, mulutnya begitu hangat.
Tari mengerang seiring dengan ciumannya yang semakin dalam.
Tara menggulingkan tubuh Tari, terlentang di sampingnya, ia memeluk Tari dengan hangat. "Selamat malam Tari." bisiknya, ia kemudian memejamkan matanya.
Tari tersenyum. "Selamat malam, Tara." ia pun ikut tertidur dalam dekapan tubuh Tara.
Hai teman-teman pembaca semua,
Terima kasih bagi yang masih setia membaca tulisan saya ini perlu saya tekankah, ini bukan tulisan Religi. Ini adalah hasil experience and research saya, jadi suka atau tidak suka fenomena (KDRT, S*X BEBAS, FWB, ONS) ITU ADA!
Tujuan saya menulis ini, agar kita sebagai orang tua lebih aware terhadap pergaulan anak-anak kita, lebih dekat lagi, menjadikan anak sebagai sahabat, dan menanamkan nilai-nilai agama, dan memberikan contoh sebaik mungkin terhadap anak-anak kita.
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak hangat dan harmonis, akan cenderung akan mencari kenyamanan dan kehangatan di luar, itulah Tari.
So please don't judge!!
Semoga makna apa yang saya tulis ini bisa sampai, dan kita bisa sama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi untuk menjaga anak-anak kita.
Terima kasih
Irma💜
👏👏👏👍
banyak pesan moral yg didapat dari cerita ini.. asli keren kak.. bisa buat baper akut n nangis Bombay.. untuk kak Irma sukses terus sehat dan selalu di tunggu karya selanjutnya..
banyak pesan dan ilmu yang terkandung
Semangat Kak author,
Terima kasih untuk cerita yg luar biasa ini,
💪👍
jadi ayah tari juga hilang kendali saat mabuk 😪
mungkin juga bunda marah bunda kesel,,, tapi bunda juga mudah memaafkan ayah 😐😐😐
apa yg di alami bunda terjadi sama tari sekarang 😭