Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 [ Adara Kembali Tertuduh ]
"Pergi ke acara?"ucap Elgar.
"Iya! Malam ini keluarga angkat ku mengadakan acara ulang tahunku secara besar-besaran, jadi aku ingin kamu menghadiri acara itu tidak peduli kamu datang dengan siapa yang penting aku ingin kamu menghadirinya ...kamu bersedia?"
Mimik wajah Sandra nampak menunggu harapan untuk Elgar agar menyetujuinya.
"Tapi bukankah itu akan terlalu beresiko?"ujar Elgar seperti tak setuju.
"Yakinlah semuanya akan aman! Lagian kamu datangnya kan tidak sendiri, ditambah aku akan bilang kalau kamu itu teman lamaku yang hilang komunikasi, jadi ada alasan dan percayalah mereka tidak akan ada yang curiga, tapi aku sarankan kenapa kamu tidak ajak Adara?"titah Sandra memberikan ajakan.
"Kenapa harus dia? Tapi ngomong-ngomong ada sesuatu yang ingin aku tau soal wanita itu?"
Sandra mengangkat alisnya sedikit tak mengerti maksud pertanyaan Lelaki dihadapannya itu.
"Ada apa? Ngomong-ngomong aku sendiri juga ingin tau bagaimana bisa Adara sekarang tinggal bersama keluarga kamu?"tanya balik Sandra.
"Ceritanya panjang, dia selingkuhan dari Papaku ... bahkan yang lebih menjijikkannya lagi, hubungan perselingkuhan mereka sampai menghasilkan sosok bayi!" Reflek Sandra dibuat syok.
"Benar-benar diluar dugaan ... padahal aku hanya bermaksud memberi perhitungan pada Adara ...tapi Elgar? Bagimana bisa ia malah mengira jika Adara itu selingkuhan Papanya?"batinnya.
Menyadari Wanita disampingnya diselimuti lamunan, Elgar menyadarkannya.
"Ada apa? Kamu tau satu hal tentang Wanita perusak itu?"
"Aku benar-benar tidak menyangka Adara akan sejahat itu? Aku sangat-sangat tidak percaya Adara sampai detik ini masih tak kunjung berubah masih saja suka menggoda suami orang, sekarang gimana caraku menjelaskannya pada Om dan Tante atas perilaku menjijikkan anaknya itu?"
Ia menunjukkan kesedihan dan tangis palsunya pada Lelaki yang duduk disampingnya.
"Jadi benar wanita itu bukan sosok wanita baik-baik?" Sandra hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku tidak ingin menjadi orang yang lupa kulit, biarpun Adara sekarang sangat berubah bahkan tak mau menganggap aku saudara ...biar bagaimanapun dia tetap keluarga ku ...."
"Mama sekarang dalam masalah! Jika wanita yang kamu sebutkan mendapatkan semua yang ia inginkan, maka Mamaku sendirilah yang menjerumuskan dirinya ...aku tidak bisa membiarkannya ...aku setuju untuk mengajak Wanita sialan itu,"seru Elgar dengan raut wajah garangnya.
"Terima kasih aku beruntung akhirnya dihari kelahiranku semua orang yang menyayangiku bisa turut hadir semua, aku tunggu."
"Baiklah."
"Akhirnya aku bisa berkesempatan mempermalukan Adara di hadapan banyak orang, dengan dirinya hadir bersama El, aku rasa itu akan membuat masalah semakin besar! Pastinya pula nama baiknya akan hancur disini aku sudah tidak sabar."
Disaat Adara sedang mengerjakan aktifitas dirumah, El datang dengan muka tajamnya, tak berkata banyak Elgar melemparkan sekotak barang tepat dimeja hadapannya, sekotak barang yang Adara sendiri tak mengerti apa itu isinya.
"Apa tidak bisa jangan asal main lempar?"tegur Adara, tapi Lelaki itu tak peduli.
"Ini apa?"tanya Adara lagi.
"Jika punya mata dan tangan anda bisa lihat sendiri,"balas El dengan cutas.
"Gila tanya baik-baik juga." Adara lalu membuka barang pemberian dari EL.
"Gaun pesta?"ujarnya sambil menatap heran arah Elgar.
"Malam ini aku ada acara, jadi kenakan pakaian ini,"titahnya.
"Tapi kenapa harus aku?"
"Janganlah membantah! Ini perintah Mama!"
"Baiklah."
*****
MALAM HARINYA
Berdua didalam mobil, tapi tak ada pembicaraan ataupun pembahasan lain diantara mereka. Adara sendiri tak memiliki kecurigaan terhadap lelaki yang disampingnya, kemana dan dimana ia akan dibawa.
"Apa masih jauh?"
Berusaha Adara membuat suasana agar tidak hening, tapi balasan lelaki itu malah sebaliknya yaitu bersikap dingin.
"Apa tidak bisa diam?"ketus Elgar, Adara hanya bisa mengelus dada.
SESAMPAINYA DI GEDUNG MEWAH.
"Gedung mewah? Ternyata temanmu sangatlah kaya raya ya? Bisa mengadakan pesta ditempat semewah ini?"ujar Adara bertanya pada Lelaki disampingnya.
"Yang pasti karena dia salah satu wanita yang jadi kebanggaanku, dan tidak salah jika aku jadikan selingkuhan."
Mendengar kata selingkuhan sorot mata Adara seketika terarah pada El.
"Selingkuhan? Apa acara ini Sandra yang mengadakan?" El tak menjawab ia hanya membalas ucapannya dan senyuman cutas nya.
Diantara banyaknya para tamu yang datang, diantara semua tamu tidak ada kalangan bawah yang hadir, mereka terdiri dari kalangan para penjabat.
"Jadi Mama dan Papa mengadakan acara semewah ini untuk Sandra? Aku sudah menduga mereka sudah lupa jika punya Putri kandung?"
Adara membatin dengan wajahnya yang kini nampak ada kesedihan, namun ia enggan untuk mengutarakan.
"Aku mau pulang!" Sekejap pergelangan tangan Adara dicegah oleh El.
"Siapa yang menyuruhmu pergi?"
"Aku tidak peduli kamu mau memperlakukan aku seperti apa, tapi untuk kali ini saja biarkan aku pergi."
"Tidak semudah itu, memang apa salahnya jika hanya sekedar hadir? Baiklah jika kamu merasa tidak selevel dan malu hadir bersamaku maka kenakan ini."
Diserahkan sebuah topeng Wanita untuk Adara.
"Gunakan ini jika kamu malu menampakkan wajahmu dihadapan mereka, tapi ingat jangan pernah kabur! Paham!"
"Aku akan pergi kesana, setiap gerak-gerik kamu akan selalu aku perhatikan, jadi jangan coba-coba untuk kabur."
"Bukan malu ketika aku datang dengan siapa, tapi aku malu bahkan aku tidak tahan melihat perlakukan tak adil yang dilakukan kedua orang tuaku. Tuhan ... bantulah hamba menyembunyikan rasa sakit tak terlihat ini bantulah Hamba ... bantulah Hamba ...."batin Adara.
Pergelaran acara sudah mau mulai diselenggarakan. Sandra dengan mengenakan gaun mewah pink memperlihatkan seberapa cantik ia mengenakan gaun berharga mewah itu, namun kecantikannya tak sepenuhnya sama seperti hati yang sebenarnya ia miliki.
Jika Sandra merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dilupakan berbeda dengan Adara, dari kejauhan ia melihat keluarga yang harusnya ada disisinya kini sebaliknya ia hanya bisa memandangi, meratapi nasib ketidak Adilan terhadapnya.
"Bolehkah aku iri melihat kebahagiaan yang terpancar diwajah mereka? Bukankah yang seharusnya menjadi wanita itu, aku? Bukan dia! Apakah aku salah iri melihat suasana bahagia ini?"batinnya serasa tak kuat menahan semua ini.
Tak bisa dibohongi hati Adara terasa teriris melihat semua ini. Ar matanya tidak bisa ia tahan secara perlahan air matanya itu perlahan turun membasahi wajahnya.
Ketika Adara lagi menangis tak bisa menahan akan kesedihannya secara diam seseorang meletakkan sesuatu kecil didalam tasnya dan sialnya Adara tak memergokinya.
"Tidak! Kamu tidak boleh lemah hanya sekedar melihat suasana seperti ini ...air matamu jangan sampai kamu buang dengan sia-sia yang tanpa ada arti."
Mengingat El ketika memberikan sebuah topeng. Adara akhirnya memilih untuk mengenakan bukannya malu ia tidak ingin mereka akan tau kehadirannya akan jadi masalah.
Sesi tiup lilin telah berjalan dan memberikan suapan pada orang-orang tercinta juga telah berjalan kini bergilir sesi acara terakhir yaitu bersulang bersama.
Namun, ada keanehan terjadi pada Sandra, ketika sehabis meminumnya pandangannya tiba-tiba buram tak berselang lama ia jatuh tersungkur dan mulutnya yang tiba-tiba keluar busa.
Kepanikan seketika terjadi untuk mengamankan suasana dan mencari tahu siapa pelakunya tak diperbolehkan setiap tamu yang hadir untuk pulang.
"Sial! Sepertinya ini jebakan yang dibuat J sendiri? Apa jangan-jangan ia tau aku ikut datang kesini? Ini jebakan! Aku harus pergi!"batin Adara mulai panik, ia menyadari semua permasalahan ini pasti telah disengaja.
Diantara orang-orang pada lengah, Adara berusaha berjalan secara tergesa-gesa, namun sepintar mungkin ia tak menunjukkan akan kecurigaan pada setiap orang terhadapnya, keluar dari ruangan ia dikejutkan dengan dua Pria berjas hitam menghentikan langkah Adara.
"Ingin pergi kemana?"tegur penjaga.
"Setiap tamu dilarang pergi sampai menyelidikan ini selesai. Apakah anda lupa?"ujar penjaga satunya yang memiliki kecurigaan terhadap Adara.
"Dari gerak-gerik anda sepertinya anda sedang menyembunyikan sesuatu ataukah anda pelakunya?"
Sekejap sorot mata Adara tertuju pada kedua pria itu, Adara semakin cemas rasa takutnya kini tak bisa membohongi ekspresinya saat ini.
"Geledah dia!"
Mendapatkan perintah, kedua pergelangan tangannya dicengkeram oleh kedua orang, dibongkar barang yang ia miliki yaitu tas ditemukan satu butir botol kecil didalamnya.
"Ini apa?"
"Tidak!"
"Itu bukan punyaku! Tidak!"
"Cepat tunjukkan pada Tuan."
BERSAMBUNG.
lanjut thor