Mafia Penyejuk Hati

disisi lain Vino sedang berkutik layar laptopnya mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan transaksi ilegal tentu saja mereka harus siap jika sewaktu-waktu kegiatan mereka sudah dicium oleh polisi.

"Andre kau sudah selesai menyiapkan barang nya?" tanya vino namun pandangannya tak lepas dari layar.

"sudah Vino kita hanya tinggal memperketat penjagaan jarak jauh jika sewaktu-waktu terjadi keadaan diluar kendali" jawab andre serius

"bagus aku percayakan segalanya pada mu" ucap Vino

Andre mengangguk lalu pergi sedangkan Vino masih sedikit terganggu dengan pikiran jahatnya tiba-tiba teringat oleh Vira yang tak kunjung menghubungi nya dari tiga jam yang lalu tepat saat mereka berpisah didepan kampus.

arghh kenapa jadi tidak fokus begini, Vira kau dimana apa kau lupa dengan janji mu bagus sekali Vira kau terus saja ingin mengundang sifat keras ku, batin Vino.

Vino memutuskan untuk menghubungi istrinya, kebetulan setelah mereka bertengkar saat itu Vino langsung menyuruh Andre membeli ponsel keluaran terbaru untuk Vira.

baru saja mengambil ponselnya Vira sudah menghubungi Vino terlebih dahulu tentu saja wajah cerianya tiba tiba menghangatkan ruang kerja pria itu setelah tadi dengan suasana mencekam, dia segera mengangkat teleponnya sebelum diputuskan.

"tunggu aku tau kau akan marah karena telat menghubungi mu tapi jadwal ku hari ini memang benar-benar tidak ada jeda setelah tadi dua mata kuliah berturut turut jadi baru bisa menghubungi mu sekarang," tutur Vira yang membuat vino semakin mengembangkan senyum nya.

karena Vira tidak mendapat jawaban sama sekali dari suaminya dia berinisiatif untuk kembali membuka percakapan.

"mm kau tidak percaya pada ku baiklah aku akan mengirimkan jadwal mata kuliah selama enam bulan kedepan,"

"tidak perlu aku sudah mengetahui segalanya tentang jadwal kuliah, kelas, tempat duduk dan segalanya"

"ka-kau tau darimana?" tanya Vira bingung.

"aku sudah menyiapkan segalanya satu jam setelah kau meminta izin untuk kuliah," jawab vino santai

Vira sempat tidak percaya dengan perkataan Vino tapi sayang mau tidak mau ia harus percaya karena suaminya bisa melakukan apa saja termasuk hal kecil seperti ini.

"jadi..."

"sudahlah jam berapa kau akan pulang?" tanya Vino mengalihkan pembicaraan.

"ah ya dua mata kuliah lagi selesai tapi bisakah aku pulang sedikit terlambat? aku ingin berbincang dengan teman baru ku disin,i" ucap Vira dengan sangat hati-hati.

sejenak hening diantara mereka karena Vino tidak menjawab pertanyaan Vira dan dia pun mengerti akan hal itu.

"baiklah aku pulang tepat waktu," imbuh Vira akhirnya memecah keheningan.

"tidak kau pergi saja dengan teman mu tapi dibawah pengawasan pengawal," ucap Vino datar

"memang benar-benar suami pengertian," bisik Vira dari seberang sana

"kau baru menyadarinya hari ini? keterlaluan sekali," ucap vino pura pura marah

"astagfirullah bukan begitu aiihh kau sedang apa?" tanya Vira mengalihkan pembicaraan

"sedang menyiapkan diri untuk pekerjaan nanti malam," jawab Vino apa adanya.

"memangnya ada apa nanti malam,"

"melakukan apa yang dilakukan seorang mafia,"

Vira mengangguk mengerti dan sebenarnya dia ingin melarang Vino tapi percuma saja karena Vino tidak akan mendengarkan.

"baiklah semangat," kata Vira akhirnya mengucapkan kata-kata itu tanpa sadar.

vino mengerutkan dahi pasalnya selama ia hidup dan menjadi seorang mafia baru kali ini ada seseorang yang menyemangati untuk pekerjaannya.

"terimakasih,"

"mm baiklah sudah dulu ya teman ku sudah datang assalamualaikum suami,"

"aa??" Vino bingung dengan kata beberapa perkataan Vira yang belum ia mengerti maksudnya.

"eh maksud ku selamat pagi menjelang siang iya begitu"

"baiklah aku akhiri ya" imbuh Vira lalu memutuskan sambungan