Caca Cantika berniat membalas dendam pada Julie Abraham yang telah mengkhianati kakaknya Baim sampai sang kakak meninggal karena gantung diri.
Tak rela Julie berbahagia di atas penderitaan keluarganya, Caca pun berniat merebut suami Julie, Azhar Malik.
Berbagai cara Caca lakukan demi membalas dendamnya, namun sayangnya Caca malah benar-benar jatuh hati dengan Azhar. Bagaimana kelanjutan kisah Caca?
Dukung karya ini dengan add favorit, like, komen dan ⭐⭐⭐⭐⭐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tergoda
Azhar masuk ke dalam kantor dengan disambut oleh para karyawannya yang menyapa dengan penuh hormat. Azhar membalas dengan tersenyum ramah. Ia menghargai karyawan yang merupakan aset perusahaannya.
Security lalu dengan sigap menekan lift untuk Azhar dan mempersilahkannya masuk. Azhar lalu mengajak karyawan lain untuk bareng dengannya satu lift. Azhar tak mau membeda-bedakan perlakuan dengan karyawannya.
Azhar keluar dari lift dan berjalan menuju ruangannya. Tak nampak Caca di tempat duduknya namun ada tas miliknya yang berarti istri merangkap sekretarisnya tersebut sudah datang.
Azhar langsung masuk ke dalam ruangannya dan melihat Caca ternyata ada di dalam. "Pagi, Mas!" sapa Caca.
Azhar mendekat dan langsung mencium pipi Caca. "Pagi, Ca!"
Deg...
Sikap Azhar yang tak biasa ini membuat jantung Caca berdegup kencang. Wajahnya memerah tak siap mendapat sambutan Azhar seperti ini.
"Kamu yang siapin sarapan buat aku?" tanya Azhar membuyarkan lamunan Caca.
"Iya, Mas." Caca membukakan jas Azhar seperti biasa. Bedanya kali ini Azhar menarik pinggangnya dan langsung mencium bibir Caca.
Lagi-lagi Caca terkejut dengan sikap Azhar, namun tetap saja Caca membalas ciuman pagi dari Azhar.
"Kamu kok kaget begitu sih?" tanya Azhar setelah melepaskan ciuman mereka.
"Eh... Mas enggak biasa aja kayak begini!" jawab Caca jujur.
Azhar tersenyum, "Habis aku masih terbayang ciuman panas kita di parkiran. Aku jadi kepikiran dan ingin cepat-cepat ketemu kamu deh!"
Azhar kembali memajukan dirinya dan mencium Caca. Dalam hati Caca mau bersorak gembira.
"Azhar kepikiran aku? Azhar menginginkan aku? Saat dia bersama Julie? Yey!" batin Caca yang kemudian membalas ciuman Azhar lebih hot lagi.
Azhar melepaskan pagutan mereka. "Aku ada meeting, Sayang! Tapi aku mau melanjutkan ciuman kita!"
Caca kini yang berjinjit dan mencium Azhar. "Bagaimana kalau kita lanjutin di sini?"
"Hmm... Tawaran yang menggoda. Adik kecil aku sudah tak sabar rasanya. Tapi maaf sekali, meeting hari ini tak bisa aku undur lagi." ujar Azhar dengan terpaksa.
Caca memasang wajah kecewa karena penolakan Azhar. Tentu saja Azhar menyadari perubahan wajah Caca. Azhar memajukan dirinya dan kembali mencium Caca.
"Malam ini aku menginap di apartemen kamu!" bisik Azhar.
"Serius? Memangnya Bu Julie tidak mencari Mas?"
Azhar menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku bilang kalau aku meeting sampai malam dan akan menginap di hotel tempat aku meeting."
"Masa sih Bu Juie percaya begitu saja?" tanya Caca meragu.
"Tentu saja tidak. Kamu tenang saja. Aku akan transfer Julie uang untuk dia shopping dan bersenang-senang. Ia tak akan curiga kalau aku memberinya uang." Azhar kemudian teringat kalau ia tak pernah memberi Caca uang.
"Aku sampai lupa. Kamu belum aku transfer uang ya?" Azhar menepuk keningnya, menyadari kebodohannya.
"Uang? Udah gajian kok." jawab Caca dengan lugunya.
Azhar tersenyum. "Itu uang gaji. Ini berbeda. Ini adalah uang bulanan kamu sebagai seorang istri."
"Aku... Dapat juga?" tanya Caca lagi dengan polosnya.
Azhar kini tertawa melihat kepolosan Caca. "Tentu, Sayang! Kamu 'kan sekarang istri aku. Masa sih aku enggak kasih uang bulanan sama kamu?"
"Deg... Sayang? Mas Azhar memanggilku dengan panggilan Sayang? Sama seperti dia memanggil Julie? Oh Tuhan... Sungguh sebuah kemajuan besar bagiku!" batin Caca sambil menahan kegembiraannya.
"Tapi Mas sudah memberikanku apartemen. Aku tak mau memberatkan Mas lagi. Apartemen yang Mas berikan sangat mahal. Lagipula uang gaji aku masih ada kok." Caca berpura-pura menolak pemberian Azhar.
"Demi Tuhan Sayang! Masa sih aku enggak kasih kamu uang bulanan?" Azhar mencubit hidung Caca dengan gemas. "Kamu tuh beneran perempuan yang tidak peduli dengan harta ya? Beruntung sekali aku mendapatkan kamu!"
Azhar lalu memajukan dirinya dan kembali mencium Caca bertubi-tubi. Gemas dan bahagia mendapat istri sebaik Caca. Istri yang tak melulu memikirkan harta, harta dan harta seperti.... Julie.
Caca menjauhkan dirinya. "Ya ampun, Mas! Itu bibir kamu banyak bekas lipstik aku! Habis sudah lipstik yang aku pakai karena kamu cium aku terus!"
"Biarin!" Azhar melihat jam di tangannya. "Masih ada setengah jam lagi sebelum meeting dimulai" Azhar kembali memajukan dirinya dan mencium Caca. Benar-benar kecanduan mencium Caca.
"Ah... Aku masih mau sama kamu!" ujar Azhar manja setelah membuat bibir Caca agak bengkak karena diciumnya.
Caca membersihkan bibir Azhar dengan tisu basah. Tak mau ada bekas lipstik miliknya tertinggal.
"Nanti malam kita bisa bermesraan lagi bukan? Mas kerja dulu. Aku juga mau kerja. Jangan sampai seisi kantor mencurigai hubungan kita."
Azhar kini memeluk Caca. "Masih mau deket kamu! Ya ampun aku lupa sarapan!"
Caca menahan tawa melihat kelakuan Azhar yang bak anak kecil super manja. "Aku suapi ya biar cepat."
"Tentu dong! Pokoknya kamu harus menyuapi aku selama kita sedang berdua! Aku mau terus dimanjakan sama kamu!" Azhar duduk dengan manis di kursi kebesarannya. Menerima suapan demi suapan yang Caca berikan.
"Enak banget sih masakan kamu, Ca. Andai kemampuan kamu sebagian dimiliki oleh Julie." kata Azhar dengan sedih.
"Memangnya Bu Julie tak bisa masak, Pak?" tanya Caca dengan beraninya.
Azhar menggelengkan kepalanya. "Enggak bisa. Selama ini cuma nyuruh mbak di rumah saja. Ceplok telur saja suka gosong. Jangan berharap masak yang lebih deh! Aku juga tak mau makan masakannya, aneh rasanya. Lebih aman mbak yang masak. Atau makan masakan kamu yang rasanya jauh lebih enak." puji Azhar.
"Meski begitu, Ibu Julie beruntung ya."
"Beruntung kenapa?" tanya Azhar setelah menerima suapan dari Caca.
"Karena Bapak sangat mencintainya. Aku jadi iri. Kapan ya aku bisa dicintai lebih dari Bu Julie?" rajuk Caca.
Azhar tersenyum, "Kamu tak perlu khawatir. Aku yakin sebentar lagi pasti cinta aku terhadap Julie sebagian akan menjadi milik kamu."
"Janji ya?!"
Azhar mengangguk. "Janji!"
Caca dan Azhar pun tersenyum bersama. Tanpa Caca sadari hati kecilnya juga mengharapkan dicintai oleh Azhar. Siapa yang tak mau dicintai oleh lelaki sebaik Azhar.
Caca sudah selesai menyuapi Azhar. Ia lalu pamit ke pantry untuk mencuci wadah tempat makannya. Saat Caca kembali, Azhar sudah berangkat meeting. Sebuah pesan masuk ke dalam Hp milik Caca.
"Aku meeting dulu ya! Jangan kemana-mana. Aku makan di luar. Kamu aku pesankan makan, jangan makan bersama cowok lain! Oh iya, aku sudah mentransfer uang bulanan untuk kamu! Silahkan kamu cek ya!"
Caca tersenyum membaca pesan dari Azhar. "Posesif sekali!" gumam Caca pelan.
Caca membuka mobile banking miliknya dan terkejut mendapati nominal saldo yang ada bertambah dua digit. "Wow! Kalau aku saja dapat uang bulanan segini, bagaimana dengan wanita jahanam itu ya?"
Caca lalu mentransfer uang miliknya pada Papa. "Pa, Caca baru dapat uang dari Mas Azhar. Papa ajak Mama makan di luar ya. Sekalian beliin Mama baju atau tas yang Mama suka. Caca belum bisa pulang dulu karena Mas Azhar akan pulang ke apartemen Caca malam ini. Titip salam buat Mama ya, Pa. Mama dan Papa harus sehat. Doakan Caca ya!"
****
daripada panjang bertele tele
juli boleh la😊
yg di dukung😅