Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Karena sebuah kejadian yang tidak disengaja, Reyhan harus menikahi Tia, mahasiswanya sendiri. Meskipun tidak ada rasa cinta di antara mereka, tapi mereka berkomitmen tidak akan pernah bercerai. Bagi mereka pernikahan bukanlah main-main, dan mereka ingin menikah hanya satu kali dalam hidup mereka.
Di hari ke-tiga usai pernikahan mereka, kekasih Tia yang kuliah di luar negeri, datang. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk simak ceritanya. 😍
NB : Novel ini berhubungan dengan novel yang berjudul "Kisah Cinta Arka".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Sesampainya di apartemen, Tia menaruh bekal yang ia bawa tadi di meja makan. Reyhan melihat dan membukanya.
"Tadi kamu membawa bekal ke kantorku?" tanya Reyhan pada Tia.
"Iya, tapi kamu lagi mesra - mesraan sama si Dona," jawab Tia jutek.
"Hey, itu dia-nya saja yang nyosor. Tadinya juga sudah kusuruh pergi," balas Reyhan sambil membelai pundak Tia.
"Ya sudah ayo makan, enggak usah bahas dia lagi, Mas," ucap Tia sambil berlalu ke dapur mengambil piring lalu menyiapkan makan siang.
***
Rumah Pak Adam
"Tante..." panggil Dona pada Bu Tari sambil menangis bombay.
"Ada apa sayang?" tanya Bu Tari.
"Tadi Dona ke kantornya Reyhan, tapi Reyhan enggak menyambut Dona malah ngusir Dona Tante," Dona mengeluh pada Bu Tari.
"Masa Reyhan ngusir kamu? Berani - beraninya dia, ya sudah kamu enggak usah sedih lagi. Biar nanti tante tegur si Reyhan!" balas Bu Tari dengan geram.
"Tante selalu dukung Dona kan apapun yang terjadi?" tanya Dona pada Bu Tari.
"Pasti dong sayang, kamu kan menantu idaman tante dari dulu. Sayangnya Reyhan tiba - tiba menikahi gadis enggak jelas itu. Papanya selalu mendukung apapun keputusan Reyhan," jawab Bu Tari.
"Terima kasih tante," ujar Dona sambil memeluk Bu Tari.
Setelah berbincang - bincang dua jam, akhirnya Dona pulang dari rumah Bu Tari.
***
Beberapa bulan kemudian
Kini usia kandungan Tia sudah menginjak lima bulan. Perutnya sudah mulai membuncit, banyak pakaian yang sudah tidak muat lagi di tubuhnya. Karena itu kini setiap harinya Tia memakai tanktop yang longgar di dalam apartemen. Hari ini hari Minggu, Reyhan tidak pergi bekerja ke perusahaan.
"Sayang, tubuhmu semakin berisi," ujar Reyhan tiba - tiba.
"Kamu ngatain aku gendut Mas?" tanya Tia dengan cemberut.
"Enggak sayang, ya ampun wanita hamil sensitif sekali," balas Reyhan geleng - geleng kepala.
"Lalu, apanya yang berisi?" tanya Tia lagi.
"Payudaramu, perutmu, bokongmu semakin besar. Jangan memakai pakaian seperti itu di depanku, itu membuatku ingin memakanmu. Apa kamu memang sengaja menggodaku?" tanya Reyhan sambil tersenyum nakal.
"Hmmm bukankah memang hampir setiap hari kamu selalu memakanku? Aku tidurpun kamu lucuti. Aku tidak menyangka, dulu kukira kamu orang yang pendiam karena tidak mempunyai pasangan, ternyata setelah menikah kamu benar - benar doyan!" balas Tia kesal.
"Hahaha, itu karena aku belum pernah merasakannya, tapi setelah kita menikah dan tahu rasanya, itu membuatku ketagihan. Ayo kita belanja pakaian untukmu. Perutmu semakin besar, kamu perlu banyak pakaian baru," ajak Reyhan tiba - tiba.
"Mmmm pulang dari belanja bolehkah kita mampir ke panti asuhan tempatku dulu Mas?" tanya Tia.
"Tentu saja. Hari ini aku free, ke mana pun kamu mau pergi akan aku turuti sayang. Bersiap – siaplah, aku tunggu di ruang tamu," balas Reyhan sambil mengecup kening Tia.
"Okey, terima kasih Mas, tunggu 10 menit," ujar Tia sambil membentuk angka 10 dengan kedua tangannya.
***
Setelah mengendarai mobil 30 menitan, kini Tia dan Reyhan sudah sampai di mall HAPPY. Sekarang Reyhan selalu mengantar ke mana pun Tia pergi. Semenjak kejadian kecelakaan di depan swalayan, dia tidak mau kecolongan lagi. Saat dia pergi bekerja, dia menyuruh seseorang mengawasi Tia di luar apartemennya tanpa sepengetahuan Tia.
"Pilihlah yang kamu suka sebanyak yang kamu mau," ujar Reyhan pada Tia yang sedang memilih - milih pakaian.
"Yang benar, apa kamu tidak takut aku bikin bangkrut?" balas Tia menggoda.
"Hahaha, terserah kamu sayang. Pakailah kartu ini ketika membayar, aku ke toilet dulu. Jangan ke mana – mana!" ucap Reyhan sambil memberikan kartu kredit pada Tia.
Setelah Reyhan pergi, kebetulan tidak jauh dari tempat Tia memilih baju, Dona dan Bu Tari sedang jalan - jalan di mall HAPPY juga. Mereka melihat Tia dan menghampirinya.
"Hey kamu itu sedang hamil, kenapa shopping - shopping di mall sendirian? Mana Reyhan?" tanya Bu Tari pada Tia.
"Mama ... " sapa Tia sambil mengulurkan tangan hendak mencium punggung tangan mertuanya, tapi malah ditolak sama Bu Tari.
"Aku bukan mamamu. Gara - gara kamu, Dona gagal jadi menantuku. Setelah kamu melahirkan cepat tinggalkan Reyhan. Biar anak kamu kami yang urus!" ujar Bu Tari pada Tia.
"Enggak bisa gitu dong Ma, ini anakku dan Mas Rey. Sampai kapanpun aku enggak akan meninggalkan Mas Rey dan anak ini!" balas Tia dengan mata berkaca - kaca sambil memegangi perutnya.
Tidak berapa lama Reyhan datang dan melihat Tia dan mamanya sedang adu mulut.
"Mama! Apa yang Mama lakukan?" tanya Reyhan sambil memeluk bahu Tia.
"Tidak ada, hanya menyapa istrimu saja. Rey sudah lama kamu enggak pernah main ke rumah?" tanya Bu Tari pada Reyhan basa - basi.
"Rey sibuk Ma, kerjaan di kantor sangat banyak. Kapan - kapan kalau senggang, Rey akan pulang," Balas Reyhan.
"Baiklah, mama tunggu di rumah. Mama pulang dulu Rey!" pamit Bu Tari lalu pergi bersama Dona.