Namaku Ameera, memiliki ayah dan adik tiri memang membuat aku kehilangan kebahagiaanku sedari kecil. Dan di usiaku yang masih sangat muda ini aku tidak menyangka jika aku harus memilih nyawaku atau aku juga harus menyadari bahwa aku terancam akan sulit memiliki keturuanan. Dilain hal, aku dipaksa menikah dan di tuntut untuk memeiliki keturunan seorang anak laki-laki.
akankah aku kuat menghadapi ini semua?
*
*
*
Haii bertemu lagi di karya terbaruku ini, semoga kalian enjoy membacanya yaa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mynamei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpisah
Happy Reading Guys..
Empat Puluh Hari Berlalu… Rasa duka Ameera atas kepergian ibunya pelahan sudah sedikit berkurang, ia mencoba menjalani kehidupan barunya dengan penuh semangat, menerima segala takdir Tuhan dengan keikhlasan menghantarkannya pada ketenangan jiwa saat ini, yaa meski masih terdapat beban hidupnya saat ini..
Secara hukum memang beberapa aset yang Ameera miliki saat ini memang sudah menjadi jaminan yang di jaminkan langsung oleh Ayah tirinya dan almarhum Ibu Fina. Saat ini pak Baskoro sudah berada di balik jeruji besi karena kasus KDRT yang sempat di lakukan oleh Ibu Fina beberapa waktu lalu, Ameera menyerahkan hal itu kepada Pak Rudi yang sudi membantunya.
Namun, urusan piutang dan jaminan pak Rudi tetap menawarkan Ameera untuk menikah dengan puteranya, hal itu juga di setujui oleh Almarhum Ibu Fina..Semantara keberadaan Yarra pun tidak di ketahui dimana Rimbanya, ia menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak apapun.
Di pagi yang cerah, di temani Keyla dan Faiz, Ameera duduk dihadapan Pak Rudi yang tengah berkunjung ke rumahnya saat itu.. Ini merupakan kali pertama Faiz dan Keyla duduk berhadapan dengan ncukup dekat dengan Pak Rudi.
“Maaf yaa, Pak.. tanpa mengurangi rasa hormat dan cinta saya pada tanah air, kok saya seperti tidak asing dengan wajah bapak, ya?” Tanya Faiz dengan tatapan sedikit sinsis pada Pak Rudi kala itu. Pak Rudi terkekeh santai sambil kemudian ia membuka kacamatanya..
“Memang saya punya tujuh kembaran..” Kata Pak rudi teekekeh.
“Hemm jiwa humor bapak oke juga.. pasti sering nongki di SCBD” Kata Faiz sambil terkekeh kecil.
Terlihat dari tatapan Faiz, nampaknya tidak menyukai Pak Rudi terkait tawarannya terhadap Ameera. Faiz masih tetap pada argumennya, ia menganggap ini seperti sebuah tekanan, pemaksaan pada Ameera.
"Bapak ini senyam senyum saja deh.. Hmm bapak sendirian?" Tanya Faiz sedikit menoleh ke arah teras.
"Tidak, ada kalian bertiga di hadapan saya.." ucapnya terkekeh, Keyla dan Ameera menutup mulutnya dengan tangan sambil menahan tawanya. Ternyata ada juga yang bisa tahan beradu ucapan dengan Faiz.
"Lucu sekali hihihii"Faiz kesal di buatnya.
"Nak, saya tidak sendiri.. ada supir saya, ada pengacara saya dan lihat, itu dia yang duduk di teras itu.. dia adalah asisten saya" ucap pak Rudi menjelaskan.
"Bawa pengacara? Untuk apa pak?" Tanya Faiz sambil mengerutkan keningnya.
"Meer, jadi sudah ada keputusa lo ya Meer? apa?" Tanya Faiz sinis.
"Maaf Pak, boleh kami bicara dulu bertiga?" Ucap Keyla yang merasa keadaan saat ini sudah tidak kondusif lagi.
"Bolwh, silahkan.." ucap Pak Rudi mempersilahkan.
Keyla menarik tangan Faiz dan juga Ameera menuju kamar Ameera berada.
"Apa sih, kenapa coba harus tarik-tarik gini" kesal faiz menepis gengaman tangan Keyla.
"Iz... lo pasti kecewa sama keputusan gue, iya kan?" Tanya Ameera.
"Wait.. tunggu... gue ga salah denger kan? Keputusan? Gue? Kecewa?" Ucap Faiz dengan gaya juteknya.
"Argha? Lo tinggalin gitu aja? Dia yang udah ada di samping lo saat lo down" kesal Faiz.
"Percuma Iz... ibunya Argha ga suka gue, dia sudah memiliki calon yang di jodohkan ibunya, wanita cantik dengan karier cemerlang" Ameera berbicara dengan suara gemetar manahan tangis.
"Meer, lo kok baru cerita???" Kesal Keyla.
Flash Back On
Ameera memakai pakaian baru yang sudah ia beli beberapa hari lalu untuk bertemu ibunda dari Argha. Kedatangan Ibuny dari Solo memang sengaja ingin bertemu dengan Ameera dan membandingkannya dengan wanita pilihannya.
Makan malam kali ini terasa sangat spesial bagi Argha dan juga Ameera, pasangan yang tengah di mabuk cinta itu sangat.
"Tante turut berduka yaa, maaf saat mama kamu meninggal dunia tante gak bisa hadir.." Kata Ibu Sonia ibunda Argha.
"Tidak apa-apa tante, terimakasih atas perhatian tante" ucap Ameera yang masih bersikap malu-malu itu.
"Argha ke toilet sebentar yaa, kalo makanan sudah datang makan duluan saja" ucap Argha sambil beranjak.
Tinggalah Ibu Sonia dan Ameera..
"Meera..."
"Iya Tante..."
"Meera kamu cantik, kamu juga baik dan terlihat tulus sama Argha.. tapi....." ucapannya tertahan sejenak, Ibu sonia melirik kanan dan kiri sekitar nya. Sementara Ameera merasakan sebuah perasaan yang tak enak pada hatinya.
"Tapi apa tante???" Tanya Ameera.
"Tapi tante sudah memiliki seseorang yang lebih pantas mendampingi Argha dalam sebuah ikatan yang serius... Maaf Ameera"
Seketika Ameera terdiam menahan nafasnya, ia seolah tak kuasa menahan gejolak dalam emosinya. Ingin menangis tapi itu tak mungkin, marah? Siapa yang harus disalahkan?
"Argha anak kami satu-satunya.. kami ingin yang terbaik untuk dia.." tambah Ibu Sonia.
"Apalagi kamu masih seorang mahasiswa, masih sangat banyak waktu untuk membangun kesuksesan nak..." ucap ibu Sonia. Ameera hanya terdiam, airmatanya mulai menetes mengalir membasahi pipi.
"Ameera...." ibu Sonia mengengam tangan Ameera.
Bergegas Ameera mengusap air matanya di pipi.
"Tante benar, aku yang minta maaf tante sudah lancang mencintai dan memiliki ekspetasi lebih terhadap Argha dan hubungan kami ini.. " Ucap Ameera dengan perasaan yang sangat kecewa ini.
"Meera.. Maaf tante harus sampaikan ini, agar tidak terlalu jauh dan mendalam perasaan kalian.. memang harus ada yang memulai lebih dulu untuk pergi.."
Flash Back Off
Sejak malam itu, Ameera berusaha menjauhi Argha dan sekuat tenaga ia melepas sedikit demi sedikit perasaannya terhadap Argha.
Keyla menitihkan air mata memeluk sahabatnya itu.
"Kita harus bayar uang kuliah kan? Dan kebutuhan di rumah ini juga besar, aku uang dari mana? Sementara toko roti sudah di segel lebih dulu.. apartemen masih dengan penghuni lama nya.. lalu bagaimana aku kedepannya?"
"Tapi apa menikah dengan anaknya Pak Rudi melepas permasalahan yang ada?" Tanya Faiz.
"Bagaimana kalo timbul masalah baru??" Tanya faiz lagi.
"Izz.. setidaknya hidup Ameera terjamin, liat pak Rudi, dia baik, dia sayang betul sama Ameera loh" ucap Keyla.
"Hemm.. yasudahlah, menikahlah Ameera" Faiz berucap lalu ia memilih diam tidak berbicara apapun lagi.
"Sudah Meer, kalo sudah yakin katakan.. ya?" Kata keyla.
Ameera semakin bimbang, hatinya masih di hantui permintaan terakhir Ibunya sebelum meninggal dunia, namun apa yang di katakan Faiz pun ada benarnya dan bisa di pertimbangkan..
*
*
*
🤭🤭
mampir awak Thor