NovelToon NovelToon
Sistem Menjadi Miliarder

Sistem Menjadi Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Suatu hari, Rian, seorang pengantar pizza, melakukan pengantaran di siang hari yang terik.

Namun entah kenapa, ada perasaan aneh yang membuat langkahnya terasa berat saat menuju tujuan terakhirnya.

Begitu sampai di depan pintu apartemen lokasi pengantaran itu, suara tangis pelan terdengar dari dalam di ikuti suara kursi terguling.

Tanpa berpikir panjang, Rian mendobrak pintu dan menyelamatkan seorang gadis berseragam SMA di detik terakhir.

Ia tidak tahu, tindakan nurani itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Sistem memberi imbalan besar atas pencapaiannya.

Namun seiring waktu, Rian mulai menyadari
semakin besar sesuatu yang ia terima, semakin besar pula harga yang harus dibayar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 - Nadhira Aulia

Rian menarik napas panjang.

“Udah… nanti aku jelasin lebih lengkap. Mereka sudah datang, Nafi.”

"Oh.. Namanya Nadhira Aulia" Tutur Nafi melihat nama di bajunya.

---

Pov : Nadhira Aulia.

“Dilahirkan di keluarga ini… terkadang aku beneran mikir, kenapa harus aku? Kenapa aku harus hidup di tempat yang kayak begini?”

Langkah ku berat, tapi kepalaku jauh lebih berat lagi. Rasanya kayak ada batu besar yang nancep di dada dan tiap napas cuma makin nyakitin.

“Aku ingin menangis… tapi aku bahkan nggak punya tempat buat nangis.”

Aku menggigit bibir, menahan semuanya supaya nggak meledak.

“Rumah itu… sebenarnya apa, sih?”

Langkahku makin pelan.

Jalanan sekolah ramai, tapi hatiku sepi kayak kota mati.

“Temen-temenku enak banget… minta ini itu, selalu dipenuhi. Mau makan di luar, tinggal bilang. Mau liburan, langsung dianterin.”

Aku mendesah, pahit.

“Rumahku sendiri malah minta aku keluar secara tidak terhormat”

Rumah.. tempat yang katanya ‘keluarga’… buatku cuma bangunan sempit penuh suara ribut dan tuntutan.

Dan yang paling bikin aku muak, ayahku sendiri.

“Dasar Bapak matre…. Mana ada sih ayah kandung sendiri tega jual masa depan anak cuma biar dia dapat bagian?

Masa aku disuruh nikah sama Pak Tono? Pak Tono yang hobinya selingkuh itu? Jijik, Jijik banget.”

Aku meremas ujung tasku. Tanganku sampai gemetar.

“Demi apa pun… aku bahkan belum lulus SMA, tapi disuruh di nikahin sama duda tua? Dia kaya, iya aku tau. Tapi emang harga diriku cuma segitu?”

Aku nyaris ketawa, tapi yang keluar cuma desah pasrah.

“…hidup kok gini amat, ya.”

Aku sebenarnya mau kabur jauh… tapi aku nggak bodoh. Orang kayak Pak Tono itu punya banyak anak buah. Mau lari sejauh apa pun, pasti ketangkep.

Aku menelan ludah, pahit. Dunia rasanya sempit banget.

“Jadi yang bisa kulakuin sekarang cuma… jalan.”

“Jalan tanpa tujuan. Jalan sambil berharap… mungkin ada sesuatu yang baik terjadi.”

Aku mengembuskan napas pelan.

“…yah. Itu cuma angan-angan. Mimpi kosong yang bahkan aku sendiri nggak percaya.”

---

Pov : Rian

Pak udin dan Nadhira telah memasuki mobil dan perlahan duduk.

Rian pun memutarkan kursi dan berbicara berhadapan dengan mereka.

“Halo, Pak Udin dan…”

Ucapan Rian sengaja terhenti, pura-pura nggak membaca nama yang tertera di seragam siswi itu.

Pak Udin buru-buru menukas, “Ini namanya Nadhira, pak.”

Belum sempat Nadhira bicara, Pak Udin langsung membentak,

“Hei Nadhira, kalo ditanya, jawab dong!”

Tangan bapaknya sudah terangkat, seperti mau memukul kepala anaknya,

tapi Rian sigap, langsung menahan lengan itu dengan cengkeraman kuat.

“Gak usah. Biarkan dia dulu, Pak. Dia butuh waktu buat adaptasi,” ucap Rian datar tapi tegas.

Pak Udin terdiam sesaat, agak kaget melihat keberanian Rian.

“Oh iya, itu udah aku transfer ya, Pak Udin. 120 juta. Silakan dicek sendiri,” lanjut Rian sambil menunjukkan layar ponsel sebagai bukti.

“Wah… oke, oke. Masuk, masuk, pak!” Ucap Pak Udin.

Sebelum Rian dan Nadhira lanjut berbicara, bapaknya sempat menoleh dan membentak lagi,

“Oii, Nadhira! Kamu ikut Mas ini. Jangan bikin masalah, jangan ngamuk-ngamuk. Awas aja kalau ada komplain!”

Nadhira hanya mengangguk kecil. Tubuhnya kaku, jelas ketakutan tapi memaksa diri tetap patuh.

Rian menurunkan nada bicara, jauh lebih lembut,

“Nadhira, ada barang atau apa gitu yang perlu di bawa?”

Nadhira menggigit bibirnya sebelum menjawab pelan,

“Hm… ka-kalau… ba-bawa Ibu… boleh nggak, Mas?”

Rian mengangguk tanpa ragu.

“Oh iya, Pak Udin… kalau ibunya ikut, boleh?”

“Boleh, boleh! Silakan! Mau di bawa juga nggak masalah. Toh nikah siri juga saya apa yang harus di pentingin sama dia? Bikin Boros saja” jawab Pak Udin seenaknya, nadanya menusuk telinga.

Rian sangat menahan diri agar tidak langsung menampar laki-laki tua itu.

“Baik, kalau begitu, silahkan Pak Udin,” ucap Rian datar dan mengusir..

Pak Udin hanya mengangguk, lalu langsung ngacir pergi, sibuk mengecek rekeningnya.

Suasana di dalam mobil terasa canggung.

Nadhira memeluk tasnya erat-erat, wajahnya pucat takut dan bingung.

Rian memutarkan lagi kursi mobil ke depan dan memberi instruksi tenang,

“Nafi, balik ke rumah tadi. Kita jemput ibunya Nadhira.”

“Oke, siap, Pak,” jawab Nafi, suaranya lebih serius dari sebelumnya.

Mobil pun melaju perlahan…

Setelah beberapa menit, terlihat ibu - ibu ramai dan beberapa bapak - bapak mengerubungi teras rumah Nadhira.

"Ada apa ini rame rame ya? Tanya Rian langsung keluar dari mobil begitu sampai.

"Itu mas, ada ibu ibu nangis histeris tadi, udah mau di tenangin tapi masih ga bisa, kini beliau pingsan terlalu cape nangis kayaknya." Ucap mas mas tinggal disana entah siapa itu.

Nafi membuka pintu mobil penumpang dan perlahan terbuka ke samping.

Nadhira langsung menoleh ke arah ibunya yang terbaring di teras, tubuhnya tampak lemas dan wajahnya pucat.

Warga di sekitar langsung mengerubungi, beberapa ada yang mencoba menolong, tapi kerumunan itu malah membuatnya semakin panik.

“Ibu… kamu kenapa, kenapa begini!” Tangis Nadhira pecah, suaranya parau dan bergetar, tangannya gemetar saat memegangi kepala ibunya.

Ia hampir tidak sadar, kakinya lemas, lututnya gemetar menahan tubuh agar tidak jatuh sendiri.

Beberapa ibu - ibu yang melihat segera mendekat dan ada yang mencoba menenangkan Nadhira, “Tenang, Neng, ibumu cuma pingsan!”

Tetapi bagi Nadhira, kata-kata itu tak banyak menenangkan. Matanya berkaca-kaca, dada terasa sesak, napasnya cepat, dan tangannya terus menempel di tubuh ibunya.

Ia merasa dunia sekitarnya runtuh ibunya tak sadar, bapaknya tak peduli, dan ia sendiri harus menghadapi situasi ini.

Satu tetes air mata jatuh di pipinya, lalu ia menunduk dan tubuhnya mulai goyah.

Nadhira hampir tidak kuat menahan rasa panik, dan sebelum Rian sempat mendekat, kakinya lemas dan tubuhnya terhuyung ke depan.

Rian yang dari belakang melihat itu segera bergerak cepat, melangkah ke depan, menahan tubuh Nadhira agar tidak terjatuh.

“Uh… tenang, ada aku kamu ga jatuh kok,” ucapnya dengan suara tenang tapi tegas, menempatkan tangannya di pinggang dan pundak Nadhira, menopang tubuhnya dengan hati-hati.

Nadhira menggantung lemah pada Rian, kepalanya menempel di bahunya, masih terdengar rintihan pelan.

"Ibu.."

Warga di sekeliling perlahan mundur memberi ruang, menyadari kalau Rian sedang menangani situasi genting itu.

Dengan hati-hati, Rian mengangkat Nadhira sedikit, memposisikan tubuhnya agar nyaman di pelukan, dan berkata lembut, “Tenang… semuanya akan baik-baik saja."

Nadhira di bawa masuk ke dalam mobil dan lanjut Ibunya Nadhira di ikutkan masuk juga ke mobil dengan posisi terlentang oleh Nafi.

Kini Rian dan Nafi telah masuk kembali ke dalam mobil setelah berpamitan dengan warga sebentar.

"Rian, kini kita mau lanjut kemana nih?" Ucap nafi yang sudah duduk kembali di kursi supir.

"Hmm.. nyari kontrakan dulu aja deh biar nyaman" ucap rian.

Nafi mengangguk mengerti dan lanjut ke tujuan berikut nya...

1
ALAN
lanjut Thor 😍💪
Gege
mantul
Gege
lepaskan semua thorr 10k katanya.. jangan di cicil cicil... gassss
ALAN: bener tuh thorr
total 1 replies
Gege
lanjooottt thorr💪
Raihan alfi Priatno
lanjutin updatenya sampai tamat
Eli: Okeii syap
total 1 replies
ALAN
lumayan /Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!