NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:27M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Behind The Scene

***

Sherin melempar senyum lembut ke arah Devan

yang langsung mengerjapkan matanya terpanah

oleh senyuman dahsyat itu. Devan memalingkan

wajahnya berusaha untuk tetap tenang dan datar.

Kepala staf produksi segera memerintahkan anak buahnya agar menyiapkan kursi untuk Devan.

"Silahkan Presdir.. anda bisa melihat proses

pengambilan gambar yang sedang berlangsung."

Ucapnya sambil mempersilahkan Devan untuk

duduk dengan gestur tubuh yang sangat segan

dan penuh hormat. Devan mengangkat tangan

memberi isyarat agar semua orang kembali

pada tugas dan kegiatannya semula.

"Aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala apapun.Jangan sampai

ada kejadian yang tidak di inginkan lagi.!"

Tegas Devan sambil kemudian duduk tumpang

kaki di kursi yang sudah di sediakan. Beberapa

orang segera memasang payung pelindung di

sekitar tempat duduk Sang Presdir.

"Tentu saja Presdir.. kami akan memastikan

semuanya berjalan sesuai dengan rencana."

Sambut kepala staf sambil berdiri di samping

Devan. Tidak lama team potografer datang ke

hadapan Devan, meminta izin untuk segera

melanjutkan pekerjaan mereka. Dan Devan

hanya mengibaskan tangannya sedikit.

"Selamat siang Presiden El..suatu kehormatan

dan kebahagiaan, bisa mendapatkan kunjungan spesial anda ke tempat ini."

Pamela datang menghampiri Devan, menyapa

pria itu dengan suara yang sangat merdu dan

gestur tubuh dibuat seanggun mungkin. Devan

menatap kedatangan gadis itu dengan ekspresi

wajah datar dan tenang penuh wibawa.

"Selamat siang Miss Pamela.!"

Sahut Devan dengan suara berat dan khas nya

yang selalu mampu menggetarkan hati seorang Pamela. Sudah sejak lama dia tergila-gila pada

pria ini, dan sangat berharap bisa memikat hati

nya. Dia memang pernah terpilih beberapa kali

untuk menemani sang miliarder muda ini datang

ke pesta penting hingga mampu menggegerkan

jagat hiburan. Dan dari situah isu kedekatan

dirinya dengan Devan mulai menyeruak.

"Terimakasih sebelumnya atas perhatian anda.

Kami jadi lebih bersemangat kalau anda ikut

menyaksikan semua proses nya."

Sambut Pamela dengan suara merdunya, dan

masih berdiri anggun di hadapan Devan yang sebenarnya hanya sesekali saja melirik ke arah

model bertubuh seksi itu. Sebab fokus matanya

kini sedang tertuju pada sosok Sherin yang

tengah berjalan menuju spot fhoto yang telah

di tentukan bersama beberapa kru produksi

yang terlihat membantunya mengangkat gaun

bagian belakang nya karena cukup panjang.

"Baiklah, kau bisa kembali lagi ke tempat mu

untuk bersiap-siap Miss Pamela.!"

Ucap Devan sambil mengangkat tangannya

memberi isyarat pada gadis itu untuk kembali.

"Tuan El..izinkan saya menemani anda di sini

sebelum tiba giliran take. Kebetulan saya sudah bersiap dan tinggal mengambil posisi saja."

Devan melirik ke arah Pamela, keduanya saling

pandang. Tubuh Pamela langsung terasa panas

dingin saat mata tajam yang sangat memikat

milik Dev tampak mengamati tampilan dirinya

yang kini sudah berganti kostum warna merah

cerah dengan model yang sangat cantik dan

seksi. Rambutnya di gulung tinggi dan hanya menyisakan anak rambut manis di kedua sisi

wajahnya yang mempesona.

"Kapan giliran mu tiba.? Aku sudah tidak sabar

ingin segera melihatnya.!"

Mendengar ucapan Devan yang penuh dengan

pujian itu, wajah Pamela langsung saja bersemu merah. Dia benar-benar merasa tersanjung.

"Setelah ini Tuan ku.. setelah model yang itu

selesai, barulah giliran saya."

Sahut Pamela dengan nada suara penuh rasa

bangga sekaligus melambung tinggi sambil

sekilas melihat ke arah Sherin.

"Baiklah..aku akan menunggu itu tiba.!"

Desis Devan sambil merebahkan tubuhnya ke

arah belakang kursi dengan gaya yang sangat

santai namun tetap mempesona. Dia meraih

ponsel dari balik saku jasnya dan mengecek

isinya dengan mengangkat nya sedikit. Dan

matanya kini fokus pada layar ponsel, ternyata

dia sedang merekam segala kegiatan Sherin

saat ini.

Para model lain yang sedang menunggu giliran, ataupun yang sudah kebagian sesi pemotretan tampak memperhatikan interaksi kedua orang

itu dengan tatapan iri. Mereka sangat yakin, kedatangan Devan ke tempat ini pasti karena keberadaan Pamela.

Begitupun dengan Stella, dia tampak menatap

iri kearah nya. Sebenarnya, dia pun sudah lama

menggilai pria itu, dia sangat berharap suatu

saat bisa menjadi teman kencannya walau

hanya satu malam saja. Itu pasti akan sangat memuaskan segala keinginannya selama ini.

Beberapa hari ke depan, Stella akan segera

bertunangan dengan Brian, pria yang sudah

susah payah di rebut nya dari sisi Sherin. Tapi,

itu tidak akan membuatnya berhenti berharap

bisa merasakan bagaimana perkasanya fisik

sang pria paripurna pujaan banyak wanita itu.

"Okay Miss Sherin.. carilah posisi senatural

mungkin. Setelah itu anda bisa mengeksplor

gaya sesuai keinginan anda sendiri.!"

Terdengar suara Miss Manola menegaskan

sambil memastikan Sherin sudah berada di

spot yang sesuai.

"Baik Miss Manola.."

Sahut Sherin sambil mulai mencari posisi yang

menurutnya cocok. Hawa dingin di tempat ini

cukup menggangu fokusnya karena gaunnya

berpotongan terbuka di bagian atas, membuat

tubuhnya seakan membeku. Tapi dia berusaha mengatasi semua itu sebaik mungkin.

Asisten potografer dan para kru produksi, ikut

sibuk mengatur posisi Sherin yang mengambil

latar di atas batu besar di samping air terjun.

Beberapa asisten kru juga tampak merapihkan

gaun dan melakukan touch up pada riasan

wajah Sherin yang terlihat sangat berkilau itu.

Rambut Sherin di biarkan tergerai indah dan

hanya di hiasi sebuah aksesoris cantik di satu

sisi bagiannya, lalu setengah bagian lagi di

sampirkan ke depan. Sedang leher jenjangnya,

di hiasi sebuah kalung mutiara kecil yang

melengkapi kesempurnaan penampilannya.

Gadis itu benar-benar bagaikan bidadari yang

baru saja turun dari langit. Sangat memukau,

begitu indah dan betapa mempesona nya..

Untuk beberapa saat, mata cantik Sherin beradu

tatap dengan mata tajam Devan yang sedang mengintipnya di balik ponsel. Gadis itu tampak

kembali tersenyum lembut namun samar. Devan hanya bisa menahan tarikan nafasnya agar bisa menstabilkan aliran darah di tubuhnya yang dari

tadi terus saja bergejolak.

"Okay Miss Sherin..ready ya..Silahkan berpose

sesuka hati dan menyatulah dengan alam."

Sang potografer profesional andalan Universal

Models studio terdengar mulai memberi arahan.

Sherin mengangguk sambil tersenyum tenang.

Semua kru kini menjauh, Sherin mengambil

posisi duduk menyamping dengan mengangkat

wajahnya sedikit ke arah air terjun sehingga

segala keindahan dirinya plus keindahan alam

di sekitarnya tampak menjadi satu kesatuan

yang begitu menakjubkan. Semua mata saat

ini terfokus padanya, decak kekaguman kini

keluar dari mulut beberapa kru produksi.

Mata Devan saat ini tak mampu berkedip. Dia

terkesima dengan semua gerak gerik Sherin di

layar ponsel nya yang terlihat begitu memukau.

Darahnya benar-benar mendidih menyaksikan

tubuh bagian atas Sherin yang terbuka dan

berkilau indah tersinari mentari yang mengintip

dan membias di balik rimbunnya pepohonan

hingga menampilkan pemandangan yang

begitu mempesona dan menggoda.

Sang fotografer terus memberi aba-aba lewat

isyarat jempol tangannya pada Sherin untuk

berganti ekspresi dan gaya. Seolah tak ingin

berhenti, fotografer itu terus menghujani

sosok Sherin dengan bidikan kamera nya.

Namun tiba-tiba saja beberapa orang berteriak

kaget sambil meloncat mundur saat melihat kemunculan sekawanan monyet liar yang kini

berjalan ke arah keberadaan Sherin.

Devan langsung berdiri dari duduknya dengan

raut wajah yang terlihat sangat dingin. Dengan

cepat dia melangkah menuju tempat dimana

Sherin berada. Semua orang bengong sesaat,

tapi kemudian mereka gaduh sedikit panik.

"Cepat usir monyet-monyet itu, jangan sampai

Miss Sherin terluka.!"

Teriak sang fotografer dengan wajah terlihat

emosi. Tapi saat ini, Sherin justru malah terlihat tenang-tenang saja. Dia menatap tajam ke arah kedatangan 7 ekor monyet itu yang kelihatannya sedang kelaparan itu.

"Sherin.. mundur.! Mereka berbahaya.!"

Devan memberi perintah saat sudah berada di

dekat Sherin dan melihat 2 monyet yang paling

besar tampak bersiap untuk merangsek maju. Orang-orang dari kru produksi ikut berdiri di

belakang Dev namun tidak berani bertindak

tanpa perintah dari pria itu.

Sherin berdiri, tatapannya masih fokus pada

pergerakan monyet-monyet liar itu. Dia masih

saja terlihat tenang tidak terganggu sedikitpun.

"Tolong.. berikan aku pisang atau makanan

apapun."

Pinta Sherin pada salah satu kru produksi yang terpaku sesaat, namun tidak lama orang itu

berlari ke arah tenda. Orang-orang kini saling

pandang, terkejut melihat sikap tenang Sherin.

"Apa yang kau lakukan.? Aku bilang mundur.!"

Wajah Devan tampak semakin keras, dia ingin

menarik tubuh Sherin, tapi gadis itu mengangkat

tangannya tanpa melirik ke arah Devan membuat

orang-orang terhenyak sekaligus terkejut. Berani

sekali gadis ini membantah perintah seorang

Presdir Elajar.!

"Mereka hanya lapar Mr Elajar.! Dan kita hanya

akan memberinya makan, tidak lebih.!"

"Sherin..! Itu monyet-monyet liar, mereka bisa

melakukan apapun saat kelaparan.!"

Suara Devan naik satu oktaf, dia benar-benar

tidak habis pikir dengan wanita ini, sepertinya

istrinya ini tidak pernah mengenal rasa takut.

"Aku akan membuat mereka tenang Tuan.!"

Sahut Sherin sambil melirik sekilas ke arah

Devan yang menggeleng dan mengetatkan

rahangnya. Tidak lama kru produksi yang

tadi kembali lagi sambil membawa satu sisir

pisang dan beberapa buah apel merah. Sherin mengambil pisang itu kemudian melemparnya satu-satu membagi rata pada semua monyet itu.

"Itu bukan solusi Miss Sherin.! Kau hanya akan

mengundang kedatangan kawanan lainnya.!"

Geram Devan sambil meraih pisang dari tangan

Sherin kemudian melemparnya jauh ke semak

belukar hingga membuat monyet-monyet itu

berloncatan mengejarnya.

"Apa yang ada dalam otakmu sebenarnya.?"

Cecar Devan sambil memegang tangan Sherin

yang menegakkan badannya, keduanya saling menatap satu sama lain. Sorot mata Devan

masih terlihat ada kecemasan bercampur

kesal dan sedikit emosi.

"Aku hanya memberikan apa yang mereka

inginkan Tuan..Dan jangan khawatir, aku

yakin itu semua tidak akan terjadi."

Ucap Sherin sambil melepas pegangan tangan

Devan seraya menundukkan kepalanya sedikit.

Setelah itu dia melangkah tenang menuju spot berikutnya di iringi tatapan Devan yang masih

terlihat kesal. Namun baru juga beberapa

langkah, dua monyet yang paling besar tadi

nongol lagi, mendekat ke arah Sherin.

"Amankan area ini, cepat.!!"

Devan memberi perintah tegas yang membuat

semua orang bergerak serentak. Namun Sherin

lagi-lagi mengangkat tangannya ke udara saat

melihat semua orang maju merangsek.

"Biarkan mereka ikut menemani ku.!!"

What.?? semua orang tampak tercengang dan

membeku di tempat saat melihat Sherin kini

mengulurkan tangan nya, menyentuh kedua

satwa liar itu yang anehnya langsung terdiam, menjatuhkan kepalanya di hadapan Sherin,

seolah tunduk dan patuh pada sang bidadari.

Devan terdiam, tak habis pikir dengan alis yang

bertaut dalam. Dia menghela nafas, kemudian

beranjak dari tempat nya berdiri. Matanya saat

ini masih tidak lepas memandang sosok Sherin .

Saat ini gadis itu sudah duduk santai di atas

batu putih di pinggir air terjun. Di kedua sisinya

ada dua monyet besar yang kini menemani dan bersiap untuk berpose seolah menjadi penjaga

bagi dirinya, sebuah pemandangan luar biasa.

Beberapa staf dan kru produksi tampak tidak

tahan untuk tidak bertepuk tangan dan berdecak

takjub atas peristiwa yang terjadi di luar dugaan

ini. Hasil foto yang sangat fantastis. Sherin kini

bergaya all out dengan kedua monyet besar itu

yang terlihat cuek namun sangat fotogenik.

Sementara itu...

Di ibukota saat ini sedang terjadi kehebohan

besar, setelah pihak kepolisian merilis bukti-

bukti hasil penyelidikan serta investigasi atas

kasus rem blong yang terjadi kemarin.

Ternyata.. kejadian itu adalah ulah dari orang

suruhan sebuah agensi model yang cukup

besar dan merupakan saingan berat Universal

Models. Hari ini juga, CEO dan beberapa staf

direksi perusahaan itu di ciduk oleh pihak

kepolisian.

Dan tidak berselang lama, pihak manajemen

Universal mengumumkan pengalihan seluruh

aset yang dimiliki agensi model itu karena kini

sudah berpindah tangan pada pihak Universal.

Mulai hari ini, agensi itu resmi berada di bawah kekuasaan pihak Universal.

Selain itu, ada berita heboh lainnya yang hari ini

mewarnai pemberitaan. Dimana hari ini, wanita

yang pernah berurusan dengan Sherin, istrinya

Arnold Poernomo, juga di ciduk polisi atas kasus penipuan dan penggelapan dana milyaran rupiah

milik para nasabah dan teman-teman arisannya.

"Aku puas banget deh sama nenek sihir ini Sher.

Akhirnya dia mendapat karma juga. Walaupun

kamu tidak melakukan apa-apa pada orang ini,

tapi Tuhan sudah membalas rasa sakit mu..!"

Vincent berdecak puas atas berita yang saat ini

beredar di media sosial. Sherin melirik sekilas

ke arah Vincent yang kembali asik berselancar

di dunia maya. Saat ini dia sudah berada di

kamar hotelnya setelah kembali dari lokasi

pemotretan menjelang sore.

"Aku percaya.. cepat atau lambat kebenaran itu

akan terungkap juga. Tapi, yang aku inginkan

adalah wanita itu menyesal telah menuduhku

yang bukan-bukan."

Desis Sherin yang baru saja keluar dari kamar

mandi setelah selesai membersihkan dirinya.

Kemudian duduk di kursi meja rias sambil mengeringkan rambutnya menggunakan

handuk kecil. Dan tubuhnya saat ini masih

berbalut bathrobe warna putih.

"Aku yakin, itu semua akan segera terjadi kalau

kamu siap membuka kebusukan adikmu itu.

Oleh karena itu kamu harus memantapkan

hatimu Sher.!"

Ucap Vincent sambil kemudian berdiri. Sherin

saling menatap dengan pria cantik itu lewat

pantulan cermin.

"Iya..kita lihat saja nanti perkembangan nya.!

Lirih Sherin sambil kemudian beranjak, meraih

pakaian yang sudah di siapkan oleh Vincent,

setelah itu masuk kembali ke kamar mandi

untuk berganti pakaian.

Malam ini seperti biasa di adakan acara makan

malam bersama di restauran hotel. Beberapa

staf direksi masih ada di tempat ini karena ada

hal yang harus mereka pastikan agar tidak

terjadi lagi insiden yang tak di harapkan.

Para model sudah ada di dalam restauran dan

mulai menikmati makan malam mereka sambil

membahas tentang hasil pemotretan tadi. Tidak

di pungkiri, hasil-hasil fhoto Sherin semua nya

tampak memukau, apalagi ada dua tokoh

figuran yang sempat ikut menemani nya dan

itu merupakan nilai tambah baginya.

Saat ini sosok Sherin belum terlihat muncul ke

dalam restauran itu, karena dia baru saja keluar

dari kamarnya dan sedang mematung begitu

melihat kemunculan Steve di hadapannya.

"Selamat malam Miss Sherin..saat ini adalah

waktu di luar penilaian juri. Jadi saya harap

anda mau menerima ajakan saya untuk

pergi bersama."

Steve berucap sambil mengulurkan tangannya

dengan gaya yang sangat elegan dan berkelas,

mengajak Sherin untuk pergi bersama-sama.

Sherin mencoba untuk bersikap tenang, dia

tampak tersenyum seraya membungkukkan

badannya sedikit di hadapan pria maskulin itu.

"Selamat malam Mr Steve. Apakah saya punya

alasan untuk menolak.? Mari.. silahkan.!"

Sherin menyahut sambil balas mengulurkan

tangannya. Mata Steve mengerjap, tapi pria itu

tetap bersikap tenang. Keduanya kini berjalan

beriringan di kawal oleh asisten masing-masing.

Ada perbincangan kecil yang terjadi selama

mereka melangkah menuju restauran.

Tiba di tempat tujuan keadaan sedang sangat

heboh, semua orang tampak sedang fokus pada

ponsel masing-masing. Dan semua kegaduhan

itu tiba-tiba saja terhenti, mendadak hening

saat melihat kemunculan Sherin ke tempat itu,

apalagi saat ini dia bersama dengan Steve.

"Miss Sherin..para staf dan juri menunggu anda

di ruang VVIP saat ini juga.!"

Suara keras Miss Manola menggema di dalam

restauran yang berubah mencekam seperti di

dalam kuburan itu. Sherin bingung, dia melihat

saat ini semua mata sedang menatap aneh

padanya. Ada apa ini, apakah dia melewatkan

sesuatu.?

Steve melangkah cepat ke arah ruangan VVIP

dengan wajah yang terlihat berubah dingin.

Sedang tatapan Pamela tampak panas saat

melihat Steve datang bersama dengan Sherin.

"Miss Sherin..tunggu apalagi, cepat ikuti saya.!"

Geram Miss Manola sambil berjalan di ikuti oleh Sherin dan Vincent. Tiba di dalam ruang VVIP

Sherin tampak terkejut, dia sudah di hadapkan

pada sebuah tampilan layar proyektor yang

sedang menayangkan sebuah rekaman kamera

CCTV. Semua juri dan staf direksi serta team pelaksana berkumpul di ruangan itu.

Mrs Aliyah.. kepala staf produksi kompetisi ini

tampak berdiri, menatap tajam ke arah Sherin.

"Miss Sherinda Maheswari..bisa anda jelaskan

maksud dari rekaman video ini.? Anda sudah

melakukan satu kesalahan yang cukup fatal

dan melanggar peraturan dalam kompetisi ini.!!"

Deg !

***

Bersambung...

1
chatrine👀
thorrr lanjutan dari ank" Sherin sama devan ngk ada ya? soalnya novel kk bagus" semuaaa... menarik deh ceritanyaaa , abiss itu ngk bikin bosan... aku udah ulang" baca novelnya kk.. abis itu aku mau nunggu cerita dari anknya sherlin sama devan.. pleaseeee dibikin ya novelnya kak🥺🥺🙏😘🥰😍
Anonymous
Maaf saya kurang nyaman membacanya spasi antar tulisan jauh menurutku, thor tolong d perbaiki ya
Jio
Luar biasa
Jio
Lumayan
Nova Nurdin
bager teiung ah si sherin na oon hahah
Rizka Susanto
pak presdir multitalenta ternyata...., 😂
Asmainiati Pelis
aku nggak tau kapan mulai terbit novel ini,tp aku mulai membaca novel ini dari th 2021,sampai sekarang aku berulang kali baca cerita ini(2025),nggak ada bosannya,
Rizka Susanto
ada ya ibu kandung yg kya gtu.., 😌
Selamet Turipno
sudahlah sampai disini sajalah kalian baca caritaPEPEK ini
Jati Rianingsih
aku baca novel mu ini setiap tahun thooor dulu masih 1 juta yg like sekarang aku liat sudah 2 juta subhanallah. sehat selalu thooooor udah gak ada lagi kah gebrakan 2025 untuk novel terbaru?
Rizka Susanto
jangan pingsan ya km pengharum ruangan 😆😅
Rizka Susanto
klo mng Brian bneran cinta sama serin
harusnya percaya dunk sama serin,kan udh liat sdri klo Arnold udh babak belur dihajar serin,
logikannya klo serin berkhianat pst mrk udh diatas ranjang dunk bri..., km ini gmn sih😁
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Resti Yuliani
sebenrnya aku ga nyaman banget dengan spasi antar tulisannya... kejauhan buat aku, ga nyaman gitu bacanya
Siti Nina
Gak pengen berhenti baca ni novel ceritanya gak ngebosenin Keren banget 👍👍👍
Nuryati Yati
banyak yg pingsan 😆
Indri as
author pindah lapak atau bagaimana? kenapa gak lnjut ta buat novel?
Aseyrah Butik
Luar biasa
Siti Nina
Ya ampun bener" keren ceritanya 👍
Anggraeni Leea: bener bener keren cerita nya mbak.,sampe saya gak tau udah berapa kali bolak balik baca cerita ini🤭.,emang semua karya author Syan the best lah.,semua cerita nya sudah saya baca bolak balik😁
total 1 replies
Siti Nina
Wadidaw mantap 👍 nyuksep" kn jdi nya jdi ngakak byangin mereka berdua nyuksep 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!