Suamiku Bossku

"Cakra, masuklah, mami sudah merancang gaun terbaik untuk kalian." Seru nyonya Anita yang sudah berdiri didepan ruangan pribadinya.

"Iya Mi" Ucap Cakra dan menarik tangan Clara yang masih terdiam menatap seseorang di depan pintu masuk butik.

"Clara..? Ada apa? Mami sudah nungguin kita." Cakra berbicara sambil melihat orang yang berjalan kearah mereka yang menjadi pusat perhatian Clara sejak tadi.

"Mau apa kamu kesini? Jangan bilang kamu nggak bisa move on dari William." Kiran berbicara dengan sangat sinis dan William hanya diam melihat Clara yang telah berada didepannya.

"William bukan siapa-siapa lagi untukku. Jika kamu ingin mengambilnya silahkan. Itu bukan urusanku. Dan satu lagi aku akan menikah dengan cara yang baik bukan dengan cara memalukan seperti kalian." Clara terlihat menggengam erat tangannya seakan ingin menonjok mulut Kiran yang ada didepannya.

"Sayang, kamu akan menikah dengan siapa? mengapa secepat itu kamu mencari penggantiku." William terlihat kaget mendengar perkataan Clara dan memegang tangan Clara.

"Lepaskan tanganmu, tangan itu terlalu kotor untuk menyentuhku." Clara menepis tangan William.

Sedangkan Cakra yang masih berdiri melihat mereka bertengkar langsung menarik tubuh Clara kedekapannya. "Aku mencintaimu Clara." Cakra langsung ******* mulut Clara di depan William dan Kiran.

"Aku juga mencintaimu mas." Clara melepaskan ciuman Cakra dan dia kembali membungkam mulut Cakra dengan ciumannya yang lembut.

William yang terlihat emosi langsung meninggalkan Clara yang masih berciuman.

"William...tunggu..!" Ucap Kiran yang baru tersadar jika William telah meninggalkannya.

Setelah William pergi Clara langsung melepaskan ciumannya tapi Cakra masih menahannya seperti sangat menikmati ciuman pertamanya bersama Clara.

"Mas, dia sudah pergi." Clara mendorong paksa tubuh Cakra.

"Heemm." Cakra terlihat kesal melihat Clara karena melepaskan ciumannya secara sepihak.

"Makasih mas sudah mau membantuku untuk membuat William cemburu. Akting mas Cakra sangat bagus." Clara tersenyum puas dihadapan Cakra.

Bodohnya kamu Clara, akting dan kenyataan saja kamu tidak bisa membedakan. Tapi nggak apalah setidaknya langkah awal aku sudah mendapatkannya. Cakra membatin sambil menatap Clara yang masih tersenyum padanya.

"Clara, Cakra apa kalian hanya ingin berdiam disitu" Seru Nyonya Anita memanggil mereka untuk kedua kalinya.

"Iya mi, maaf." Cakra dan Clara sudah berjalan masuk kedalam ruangan pribadi maminya .

"Sayang ini baju untuk acara akad nikah, dan ini baju untuk acara resepsi kalian. Mami memilih gaun putih karena sangat cocok dengan karakter Clara yang masih muda. Cakra kamu akan memakai jas warna hitam rancangan terbaik dari teman Mami. Bagaimana menurut kalian?"

Aku sangat menyukainya, seharusnya aku mencoba baju ini bersama William. Andai juga mas Cakra bisa memberiku kepercayaan untuk mempertahankan pernikahan ini selamanya. Andai Mba Felysha nggak akan kembali dengan mas Cakra. Aaahh mengapa kamu jadi baper sih Clara. Ingat, ini hanya pernikahan singkat jadi jangan sampai jatuh kelubang yang salah untuk kedua kalinya. mengapa hidupku serumit ini ya Tuhan.. Clara terdiam menatap gaun yang ada didepannya.

"Clara sayang apa kamu tidak menyukainya?" Nyonya Anita memegang tangan Clara yang masih terdiam.

"Mami... bagaimana mungkin aku tidak menyukainya. Gaun ini sangat indah ini bagiku." Tanpa terasa buliran bening keluar dari matanya. Clara menjadi terharu dengan apa yang dia dapatkan sekarang.

"Sekarang masuklah... kamu akan mencoba gaunnya. Nanti kamu akan dibantu oleh pelayan butik."

"Iya mi." Clara sudah masuk kedalam kamar ganti sedangkan Cakra duduk menunggu di sofa depan tempat Clara mengganti baju.

Kreekkkk..pintu terbuka

Clara keluar dengan menggunakan gaun putih panjang dan bagian bahunya terlihat polos tanpa kain. Cakra yang masih menunggu langsung melotot dengan mulut yang terbuka lebar melihat Clara menggunakan gaun tersebut.

"Cakra..? mulutnya dikondisikan sayang." Ucap Nyonya Anita meledek anaknya yang tercengang melihat Clara.

"Hehehe mami.." Cakra terlihat tersipu malu dengan ledekan maminya.

Clara hanya tersenyum melihat ekspresi Cakra. "Mas Cakra menyukainya.?" Ucap Clara kepada Cakra yang masih memandangnya.

"Clara..., bisakah kita menikah sekarang..?" Cakra terlihat serius dengan perkataannya.

"Tidak...!" Jawab Nyonya Anita dan Clara secara bersamaan.

"Hehehehe Cakra hanya bercanda."